GridHot.ID - Sosok remaja laki-laki yang mengumandangkan azan di liang kubur sang ayah belakangan menjadi viral.
Melansir TribunPalu.com, anak laki-laki tersebut mengumandangkan azan sembari berjongkok di dalam liang kubur sang ayah, ditemani seorang laki-laki dewasa.
Tampak ia mengenakan baju koko berwarna hijau, sarung merah, dan peci berwarna hitam.
Di akhir video, tepatnya di bagian akhir lafal azan, anak laki-laki tersebut tak kuasa menahan tangis.
Meski tangisnya pecah, namun ia tetap melantunkan azan hingga usai dan melanjutkan dengan ikamah.
Dilansir dari Serambinews.com, Jana Wahyudi (14), bocah yang viral di media sosial setelah mengumandangkan azan di liang kubur sang ayah sedikit lagi mendapatkan apa yang ia inginkan.
Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, siswa kelas dua SMP yang akrab disapa Wahyu itu ingin menjadi santri di pondok pesantren (ponpes), tetapi terhalang biaya.
Elisa Cahyati, anggota keluarga Wahyu, mengungkapkan bahwa impian Wahyu nyantri di ponpes akan menjadi kenyataan.
Pasalnya, kabar keinginan Wahyu masuk ke ponpes sampai di telinga pengurus Nahdlatul Ulama (NU) Kota Tangerang.
"Ketua NU Tangerang dateng ke rumah Wahyu hari ini, ditawarin tiga kiai untuk untuk milih mau (masuk) pesantren mana," ungkap Elisa kepada Tribunnews.com, Kamis (11/2/2021).
Elisa menyebut, pihak NU Kota Tangerang meminta Wahyu untuk memilih pesantren mana yang ingin ia masuki di seluruh Indonesia.
"Wahyu disuruh mau pesantren di Indonesia, terserah Wahyu mau pilih yang mana," ungkap Elisa.
Namun, Wahyu saat ini masih mempertimbangan pesantren mana yang ingin ia masuki.
"Belum (milih), mau dimusyawarahin dulu dengan keluarga," ungkap Elisa.
Diketahui, Wahyu menangis saat mengumandangkan azan di kuburan sang ayah, Senin (1/2/2021).
Mengenakan baju koko hijau dan berpeci hitam, Wahyu azan di pusara ayah, sosok yang melantunkan azan saat ia lahir.
Dalam posisi berjongkok di dalam liang kubur sang ayah, Wahyu tak kuasa membendung tangisnya.
Namun, dengan tegar ia mampu menyelesaikan azannya.
Para pelayat di TPU Selapajang Tangerang kala itu bahkan semakin tak kuasa membendung kesedihan.
Siswa SMPN 7 Kota Tangerang tersebut mengaku sedih atas meninggalnya sang ayah, Warjuki.
"Sangat kehilangan," ungkap Wahyu saat berbincang dengan Tribunnews.com, Rabu (10/2/2021).
Anak bungsu dari dua bersaudara tersebut mengungkapkan bercita-cita menjadi seorang ulama.
"Cita-cita saya ingin jadi ulama," kata Wahyu.
Elisa Cahyati, keluarga Wahyu yang mengabadikan momen haru tersebut, mengungkapkan, Wahyu sebenarnya ingin menimba ilmu di pondok pesantren (ponpes).
Namun, keinginan Wahyu terhalang biaya.
Hal itu diketahui Elisa kala berbincang dengan ibunda Wahyu.
"Tadinya Wahyu mau pesantren, karena tidak adanya biaya jadi masuklah di SMP Negeri di Kota Tangerang," ungkap Elisa.
Pernah Juara Murottal
Lebih lanjut Elisa mengungkapkan, Wahyu pernah menjadi juara dalam lomba membaca Alquran atau murotal.
"Wahyu pernah juara 1 murotal se-Kota Tangerang, dan juara 6 se-Provinsi Banten," ungkap Elisa.
Juara tersebut diraih Wahyu saat ia berusia sekolah dasar.
Selain itu, Wahyu juga pernah mengikuti lomba azan.
"Azannya bagus banget, kita semua nangis," ungkap Elisa.
Menarik Perhatian di Media Sosial
Diketahui, video Wahyu azan di kuburan sang ayah awalnya diunggah oleh Elisa melalui akun TikTok @elisaaaac.
Video tersebut kini telah dilihat oleh jutaan orang.
Elisa mengungkapkan, awalnya mendiang ayah Wahyu akan diazani oleh sang menantu.
Namun, Wahyu diminta untuk mengumandangkan azan untuk jenazah sang ayah.
"Yaudah Wahyu turun nge-azanin," ujar Elisa.
Elisa mengungkapkan pada awalnya, Wahyu mengumandangkan azan dengan tegar.
Namun, mendekati akhir azan, Wahyu tak kuasa menahan tangis di pusara sang ayah.
Sontak hal itu membuat suasana di pemakaman menjadi haru biru.
Respons Warganet
Sementara itu banyak warganet yang mengaku terharu dengan video tersebut.
Beberapa mengaku tak kuasa menahan tangis saat menonton video Wahyu azan di pusara ayah.
Selain itu, sejumlah komentar mendoakan agar Wahyu menjadi pribadi yang saleh dan kuat. (*)