Find Us On Social Media :

Jadi Buronan Pemerintah China, Jack Ma Ternyata Lakukan Kegiatan Ini di Persembunyiannya Selama 3 Bulan 'Lenyap' dari Dunia

Keberadaan Jack Ma sempat menjadi tanda tanya.

Gridhot.ID - Jack Ma memang sempat buat publik khawatir semenjak dirinya menghilang.

Dikutip Gridhot sebelumnya dari Kompas.com, Orang terkaya nomor 25 versi Bloomberg's Billionaires Index ini diduga hilang setelah memberikan kritik terhadap Pemerintah China.

Namun setelah sekian lama, Jack Ma kemudian menampakkan diri lagi di muka publik sekitar tiga bulan setelahnya.

Tepatnya, pada bulan Januari 2021 lalu, Jack muncul di konferensi video berdurasi 50 detik. Meskipun kembali muncul, publik masih dibuat penasaran, apa sebenarnya yang dilakukan Jack Ma selama bersembunyi?

Teka-teki itu sedikit diungkap oleh CEO SoftBank, Masayoshi Son. Miliarder asal Jepang itu menceritakan, dirinya tetap menjalin kontak dengan Ma selama dia bersembunyi dari publik.

Dikutip Gridhot dari Kontan, Son dan Jack Ma memang kawan karib, baik secara bisnis maupun personal. Secara bisnis, perusahaan Son, SoftBank telah lama menjadi investor Alibaba sejak 20 tahun lalu.

Baca Juga: Singkirkan Saingan Lama dan Booming Seketika, Mbak You Bongkar Terawangan Soal Artis Pria yang Bakal Digilai di Tahun 2021, Unggahannya Dibanjiri Komen Ikatan Cinta

Ketika Alibaba menjadi perusahaan publik pada 2014, SoftBank untung besar, di mana nilai investasinya berlipat ganda, dari US$ 20 juta menjadi US$ 60 miliar saat itu. "Tapi kita tidak melulu mengobrol soal bisnis," kata Son dalam sebuah acara baru-baru ini, dirangkum KompasTekno dari CNN, Sabtu (13/2/2021).

"Ma suka menggambar dan dia mengirimkan beberapa gambarnya ke saya," tutur Son.

Son kemudian membalas gambar yang dikirim Ma dengan gambar buatannya. Terkadang, Son menyempatkan menggambar sebelum tidur malam.

"Sekitar 30 menit sebelum tidur, saya membuat beberapa gambar dan menunjukkan padanya," ujar Son yang menyebut Ma sebagai sahabat lama.

Son juga bercerita, sebelum pandemi, dia dan Ma selalu makan malam bersama untuk membahas bisnis dan kehidupan. Ma dan Son menjadi dewan direksi di perusahaan satu sama lain. Nampaknya, persahabatan mereka dalam ranah bisnis semakin berlanjut.

"(SoftBank) akan terus menjadi pemegang saham terbesar Alibaba dan Alibaba akan menjadi aset investasi paling penting bagi kami," tulis Son dalam laporan perusahaan bulan Juli lalu.

Baca Juga: Riders Tak Semewah Diva Meski Berstatus Pedangdut Kaya, Lesty Kejora Hanya Punya 5 Permintaan Ini yang Harus Dituruti Sebelum Manggung, Manager: Klien Tidak Sanggup Kita Ambil Jalan Tengah...

Jack Ma tidak khawatir

Saat ditanya tentang masalah regulator China yang sedang membelit Alibaba, Son mengaku tidak khawatir dan menilai regulasi anti-monopoli memang diperlukan.

"Saya pikir yang menjadi perbincangan saat ini adalah sesuatu yang sudah dilakukan Amerika Serikat dan negara-negara Eropa dan aturan itu tidak melebihi apa yang kita lihat di negara tersebut," jelas Son.

Son mengibaratkan Alibaba adalah "telur emas" yang sedang dierami SoftBank sebagai "induknya". Dia memahami bahwa banyak orang khawatir dengan Alibaba yang tengah disorot pemerintah China terkait dugaan monopoli.

"Bisnis (Alibaba) sendiri sebenarnya beroperasi dengan lancar dan berkembang," imbuh Son.

Namun, Son enggan mengomentari mengapa Ma memberikan kritik yang keras terhadap pemerintah China bulan Oktober lalu. "Saya tidak tahu detailnya. Jadi saya ragu untuk memberikan tanggapan tentang itu," katanya.

Baca Juga: Kecewa Pada Aurel Hermansyah yang Tidak Mengabari Soal Rencana Pernikahannya dengan Atta Halilintar, Krisdayanti: Harusnya Kan...

Sebelum dilaporkan "menghilang", Ma sempat melontarkan kritik pedas ke pemerintah China dalam sebuah pidato di Shanghai, 24 Oktober lalu. Ma menuding bahwa bank-bank di China beroperasi dengan mentalitas "rumah gadai", berkaitan dengan jaminan untuk kredit.

Ma juga mengkritik regulasi perbankan yang berlaku dan menilai regulasi itu menghambat inovasi dan harus segera direformasi untuk mendorong ekonomi.

Tampaknya, pemerintah China kurang berkenan menerima kritik tersebut. Pemerintah kemudian memperketat regulasi fintech sehingga menjegal rencana IPO Ant Group bulan November 2020 lalu.

Tidak hanya itu, pemerintah juga membentuk satgas khusus untuk mengawasi Ant Group. Beijing juga menyusun aturan baru mengenai anti-monopoli untuk "menjinakkan" raksasa teknologi di China, seperti Alibaba dan Tencent.

(*)