Find Us On Social Media :

Perkuat Pertahanan Indonesia, TNI AU Bakal Akuisisi Pesawat Tempur Dassault Rafale, Radar Canggihnya Mampu Kenali Musuh dengan Super Cepat

Dassault Rafale, jet tempur andalan Perancis

GridHot.ID - TNI Au bawa kabar menggembirakan.

Melansir Surya.co.id, TNI AU akan mulai mengakuisisi sejumlah alutsista canggih tahun ini hingga 2024.

Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo mengatakan sejumlah alutsista canggih tersebut di antaranya, 

1. Pesawat multi-role combat aircraft, F-15 EX dan Dassault Rafale

2. Radar GCI3

3. Pesawat berkemampuan Airborne Early Warning

4. Pesawat tanker yakni Multi Role Tanker Transport

5. Pesawat angkut C-130 J

6. UCAV (drone) berkemampuan MALE, dan berbagai alutsista lainnya.

Baca Juga: Siap Jadi yang Terkuat di Era Perang Modern, TNI Borong Alutsista Terbaik Pilihan untuk Besarkan Otot Prajurit Garuda Indonesia, Puluhan Rafale Sampai F-15 EX Ada di Daftar Belanjaan

Mengutip Tribunnews.com, Fadjar mengatakan pengadaan alutsista selain bertujuan untuk memperkuat kekuatan TNI dalam menjaga kedaulatan negara juga memiliki kontribusi yang signifikan yaitu sebagai salah satu bentuk diplomasi pertahanan yang bernilai strategis dengan negara-negara yang berpengaruh terhadap konstelasi politik global.

Terkait rencana pengadaan alutsista tersebut, kata Fadjar, mengalami sedikit keterlambatan dan beberapa kali harus melakukan revisi pengusulan alutsista yang terus disesuaikan dengan berbagai kondisi global dan kemampuan negara.

Meskipun memiliki pedoman Postur, Renstra, maupun MEF, kata Fadjar, namun dalam pelaksanaannya sangat bergantung sekali pada berbagai faktor dan kondisi yang terus berubah secara dinamis.

Baca Juga: Sibuk Bolak-balik Luar Negeri Urus Alutsista Indonesia, Fadli Zon Mendadak Singgung Soal Kesehatan Menhan Prabowo Lewat Twitter: Kemarin Baru Jenguk dan Makan Siang Bareng

Seluruh stakeholders, mulai dari Kementerian Pertahanan hingga TNI Angkatan Udara, kata Fadjar, telah berulang kali berdiskusi dan mengkaji, untuk menemukan terobosan yang solutif.

Hal tersebut, kata dia, semata-mata untuk memudahkan langkah kita dalam mendapatkan alutsista terbaik yang memenuhi operational requirement, aspek commonality mendapatkan Transfer of Technology serta sesuai dengan kemampuan negara dan kondisi TNI Angkatan Udara.

"Hasil dari berbagai upaya tersebut, kini telah mulai menampakkan titik terang. Mulai tahun ini hingga tahun 2024, kita akan segera merealisasikan akuisisi berbagai alutsista modern secara bertahap," kata Fadjar dalam pembukaan Rapat Pimpinan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (Rapim TNI AU) Tahun 2021 di Denma Mabesau Cilangkap, Jakarta Timur pada Kamis (18/2/2021).

Baca Juga: Inovasi Teknologi Tempurnya Tak Habis-habis, China Luncurkan Kembali Drone Perang Terbaru GJ-11, Siap Hancurkan Musuh dengan Kecepatan 1.000 Km per Jam

Di samping itu, kata Fadjar, untuk memenuhi kebutuhan alutsista dalam waktu dekat TNI AU juga akan melaksanakan modernisasi berbagai pesawat tempur TNI Angkatan Udara, yang pelaksanaannya akandimulai pada tahun ini.

"Saya ingin menggarisbawahi, bahwa esensi terpenting dari penambahan alutsista bukanlah pada penambahan jumlah platformnya. Namun, yang jauh lebih esensial adalah pada peningkatan kemampuan secara signifikan yang dapat kita ber-daya-guna-kan dalam menjaga kedaulatan negara di udara," kata Fadjar.

Fadjar menekankan yang menjadi tugas prajurit TNI Angkatan Udara adalah memastikan terjaganya kesiapan operasional matra udara, melalui pembinaan kemampuan personel serta pemeliharaan danperawatan alutsista agar terus berada pada level tertinggi.

Baca Juga: Miliki Kemampuan Melesat 2.200 per Jam, China Kembali Orbitkan Jet Siluman Baru, Berikut Kemampuannya yang Diklaim Jadi 'Hantu' Sistem Pertahanan Musuh

Untuk itu, kata dia, TNI AU harus memastikan kesiapan personel dan satuan dalam mengoperasikan dan memelihara berbagai alutsista matra udara, serta melaksanakan berbagai tugas TNI Angkatan Udara secara profesional dan dengan penuh rasa tanggung jawab.

"Di samping itu, menjaga safety dalam setiap pelaksanaan tugas, juga harus selalu menjadi concern tertinggi. Inilah kewajiban-kewajiban yang harus kita penuhi sebagai personel TNI Angkatan Udara," kata Fadjar.

Kelebihan Pesawat Tempur Dassault Rafale

Melansir Antara, Dassault Aviation merancang C01 Rafale dalam banyak varian, yaitu Rafale A, Rafale B, Rafale C, Rafale D, Rafale M, dan Rafale N untuk menggotong senjata nuklir.

Belakangan, cuma tiga varian yang paling banyak diproduksi, yaitu Rafale B (Biplace -tandem seater), Rafale C (Chasseur - kursi tunggal), dan Rafale M (Marine - ditempatkan di kapal induk untuk Korps Udara Angkatan Laut Prancis/Aeronavale).

Baca Juga: Jauh-jauh Mampir ke Prancis, Prabowo Resmi Boyong Deretan Alutsista Canggih dari Prancis untuk Besarkan Otot TNI, Nota Kesepakatannya Bocor di Instagram, Ini Isi Belanjaan Sang Menhan

Perbedaan paling pokok Rafale M dengan kedua varian lain adalah perangkat roda pendarat yang lebih kekar dan bobotnya yang bertambah 500 kilogram.

Dalam konfigurasi standar, Dassault Rafale dilengkapi sistem avionika (sistem sensor dan kinerja elektronika dalam keseluruhan sistem aviasi) yang dinilai cukup mumpuni.

Tipe-tipe awal dilengkapi Spectra yang digadang-gadang menciptakan situasi siluman virtual berbasis peranti lunak.

Belakangan dipertinggi kemampuannya melalui radar AESA RBE2 AA, yang dipercaya mampu meladeni berbagai keperluan.

Radar alias mata dan telinga bagi pesawat terbang.

Baca Juga: Otak Militernya Dikenal 'Jenius' Dalam Kembangkan Alutsista , AS Pernah Punya Senjata Aneh untuk Perang Dunia ke II, Diciptakan oleh Dokter Gigi dengan Memanfaatkan Kelelawar

Semakin tajam dan awas mata-telinga itu, semakin menakutkan pesawat tempur itu karena akan meninggikan efektivitas pemakaian persenjataan, baik peluru kendali ataupun sistem roket yang dibawa.

Dia akan lebih mampu mengenali mana sasaran yang harus dimusnahkan sesegera dan sebanyak mungkin, dan mana yang tidak perlu.

Radar AESA dan sistem avionika lainlah yang juga diadopsi serta dipercanggih habis-habisan oleh banyak pabrikan pesawat tempur.

Sebut JAS39 Gripen dari SAAB AB (Swedia) yang juga menjadi pesaing Dassault Rafale di Tanah Air sebagai calon pengganti F-5E/F Tiger II dari Skuadron Udara 14.

Baca Juga: Di Bawah Kepemimpinan Prabowo Subianto, Indonesia Masuk 16 Besar Militer Terkuat di Dunia, Kalahkan Autralia dan Israel yang Miliki Alutsista Super Canggih

Gripen juga memiliki teknologi andalan serupa yang disebut portal www.aviatia.com “lebih lethal” ketimbang yang dimiliki Dassault Rafale.

Menurut data dari pabrikan, Rafale, dalam operasionalisasinya, memiliki “otak” bernama Integrated Modular Avionics dalam arsitektur Modular Data Processing Unit.

Inilah semua yang memungkinkan pilot untuk fokus saja pada misi sepanjang data yang dimasukkan akurat.

Jikapun kurang akurat, pilot masih bisa mengambil keputusan secepat mungkin sesuai situasi yang dia hadapi.

Secara otomatis pula, pesawat tempur dengan sayap kanard di belakang dome radar utama itu menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan, termasuk ketinggian dan kontur daratan sasaran, cuaca saat itu, hingga potensi ancaman yang ada.

 (*)