Find Us On Social Media :

Bos Pertamina Merasa Bersalah Lihat Warga Tuban Borong Mobil Setelah Tanahnya Dapat Ganti Untung, Ini Katanya...

Borong 176 Mobil Usai Dapat Rejeki Nomplok, Begini Kondisi Terkini di Desa Miliarder Tuban, Sekarang Dijaga Ketat Aparat

Gridhot.ID - Sedang viral warga di tiga desa di Tuban tiba-tiba menjadi miliarder setelah tanahnya dibeli Pertamina.

Dikutip Gridhot sebelumnya dari Surya, banyak warga yang langsung memborong mobil dari hasil jual tanah tersebut.

Hal ini tentu menjadi viral dan mendapat perhatian banyak mata.

Presiden Direktur PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia Kadek Ambara Jaya angkat bicara terkait fenomena warga Tuban yang memborong ratusan mobil setelah memperoleh ganti untung pembebasan lahan proyek pembangunan kilang minyak.

Warga tersebut berasal dari Desa Sumurgeneng, Desa Wadung, dan Desa Kaliuntu, Kecamatan Jenu, Tuban.

Baca Juga: Ibu Ayus Dilarikan ke Rumah Sakit, Adik Sang Keybordis Menangis, Minta Nissa Sabyan Akhiri Perselingkuhan

Setelah mendapat uang ganti untung, warga Desa Sumurgeneng terlihat beramai-ramai membeli mobil.

Bahkan, ada satu keluarga di desa itu yang membeli tiga hingga empat mobil sekaligus.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Kadek mengaku prihatin dan sedih dengan fenomena yang terjadi tersebut.

Kadek khawatir masyarakat yang mendadak jadi miliarder itu terancam miskin jika tak bisa mengelola uang dengan baik.

"Kalau ini (terancam miskin) terjadi, saya yang salah, karena tidak mengawal dan mendampingi mereka," kata Kadek, saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (17/2/2021).

Baca Juga: Pemerintah Indonesia Diduga Bocorkan Perjanjian Rahasia, Tesla Akhirnya Pilih India Sebagai Lokasi Pembangunan Pabrik Mobil Listrik, Pengamat Pasar Modal: Mestinya Ditaati

Kadek menjelaskan, pihaknya akan melakukan riset sosial untuk memetakan kondisi warga di tiga desa tersebut.

Riset sosial itu akan dilakukan dengan menggandeng pihak ketiga.

"Kita akan gandeng tim riset dari Lembaga Antropologi Untuk Riset dan Analisa dalam rangka membangun cetak biru CSR (corporate social responsibility) perusahaan berbasis kearifan lokal," ungkapnya.

Pihaknya juga ingin melibatkan warga dalam berbagai program padat karya.

Program itu merupakan salah satu upaya kehadiran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di tengah masyarakat.

Baca Juga: Pantas Rizky Febian Berani Ancam Seret Teddy ke Hukum, Rupanya Anak Sule Sudah Punya Bukti dan Saksi Kuat untuk Akhiri Polemik Warisan Lina: Kita Tunggu 14 Hari

Sebelum melibatkan warga, Pertamina Rosneft akan memberikan pembinaan dan pelatihan. Sehingga, masyarakat memiliki skil yang baik.

"Kita punya kewajiban untuk membantu warga dari ring satu, apalagi warga saat ini kan mulai susah karena Covid-19," jelasnya.

Masyarakat, khususnya yang tak memiliki lahan, bisa bergabung dalam program padat karya tersebut.

Sebab, masyarakat yang sebelumnya menggantungkan hidup dengan menggarap lahan orang lain kehilangan salah satu pemasukan mereka.

"Kalau punya lahan kan punya duit banyak nih, namun penggarapnya kan kasihan," jelasnya.

Baca Juga: Video Dirinya Diduga Teler di Acara Sule Sempat Heboh, Catherine Wilson Akhirnya Buka Suara, Ngaku Kapok dan Ingin Tobat: Itu Sudah Lewat, Aku Menyesalinya

Sementara itu, proses pengerjaan proyek pembangunan kilang minyak masih dalam tahap pembersihan lahan.

Sebelumnya, Kepala Desa Sumurgeneng Gihanto mengatakan, dari 840 kepala keluarga (KK) di desanya, sebanyak 225 KK menjual tanah ke Pertamina.

Tanah itu dijual untuk pembangunan kilang minyak new grass root refinery (NGRR) yang merupakan kerja sama Pertamina dan perusahaan asal Rusia, Rosneft.

PT Pertamina juga menghargai tanah warga lebih tinggi dari biasanya, sekitar Rp 600.000 sampai Rp 800.000 per meter.

Rata-rata, warga mendapat uang sebanyak Rp 8 miliar dari penjualan tanah itu. Gihanto menjelaskan, warga yang memiliki empat hektare lahan mendapat uang sebesar Rp 26 miliar.

Baca Juga: Buat Gading Marten Terbelalak, Raffi Ahmad Ternyata Tega Lakukan Hal Ini Saat Pacaran dengan Laudya Cynthia Bella, Mantan Suami Gisel: Parah Banget Lu, Jahat Banget!!

Sebagian besar warga yang mendapat uang ganti untung memborong mobil. Gihanto mencatat sudah ada 176 mobil yang dibeli warga desanya.

Aksi beli mobil itu terekam dalam sebuah video dan viral di media sosial.

Dalam video itu terlihat belasan truk towing yang membawa mobil baru antre di Jalan Desa Sumurgeneng.

(*)