Turun Gunung Ikut Demo Anti Militer, Kumpulan Dukun Myanmar Gelar Ritual Santet Bersama, Sosok Inilah yang Ternyata Bakal Dijadikan Tumbal

Minggu, 21 Februari 2021 | 07:42
CBC.ca

Demonstrasi melawan militer yang berkuasa di Myanmar.

Gridhot.ID -Mari kita bikin pepatah baru: militer bertindak para dukun pun ikut bertindak.

Di tengah demonstrasi antimiliter di Myanmar, sekelompok dukun menggelar ritual santet untuk melawan juta militer Mynmar.

Para dukun itu meminta kepada kekuatan tertinggi dalam pertempuran melawan junta.

Baca Juga: 5 Tahun Menjabat Sebagai Wakil Walikota Palu, Pasha Ungu Undur Diri dari Jabatannya, Adelia Wilhemina Girang: Kita Bisa Deketan Terus

Aksi para dukun itu terjadi di kota kuno Bagan pada Kamis (18/2) kemarin.

Para dukun itu bersama-sama menuju kuil abad ke-13di situs kuno kota Bagan.

Di situ mereka mengutuk sosok di balik penggulingan pemerintahan Aung San Suu Kyi, yakni Jenderal Min Aung Hlaing.

Baca Juga: Kabar Perselingkuhannya dengan Nissa Sabyan Viral di Malaysia, Ayus Nyatanya Punya Masa Lalu yang Penuh Keringat Darah Demi Sesuap Nasi: Gue Keluar Masuk Penjara Beberapa Kali...

Secara umum, para demonstranmengunggah informasi mengenai jalannya unjuk rasa yang dilaksanakan di kota kuno itu di Facebook.

Di situ terlihatsejumlah orang yang membawa baskom-baskom berisi sesajen buah-buahan dan benda lain.

Ada juga patung anyaman hijau kecil yang menyerupai tentara.

Tak lupa, para pengunjuk rasa inimenginjak-injak boneka anyaman berwarna hijau mirip tentara setelah tetua-tetua mereka mengucapkan rapalan untuk mengutuk dan menyantet junta militer Myanmar.

Sekadar informasi, junta militer mengambil alih kekuasan di Myanmar pada 1 Februari 2021 kemarin.

Baca Juga: Kena 'Skak Mat' Sejak 2 Tahun Sebelum Skandalnya Mencuat, Ririe Fairus Pergoki Chat Mesra Sang Suami dengan Nissa Sabyan: Mereka Saling Mencintai

Para peserta berdiri dengan hormat saat mantra-mantra dan sederet rapalan dibacakan menggunakan pengeras suara.

"Kudeta militer itu ilegal. Alasan mereka adalah kebohongan. Saya mengatakan yang sebenarnya," kata pemimpin ritual upacara tersebut.

"Kami berharap orang yang bertanggung jawab atas kudeta itu runtuh dan mati dalam penderitaan yang luar biasa!" ujarnya, merujuk kepada Jenderal Senior Min Aung Hlaing.

Baca Juga: Kalahkan Pengahasilan Bulanan Presiden, Pendapatan Hendra Suryanto Sukses Bikin Melongo, Intip Perusaahaan Tempat Suami Asty Ananta Kumpulkan Pundi-pundi Uang

Ritual itu kemudian berakhir saat mereka yang hadir menginjak-injak patung-patung kecil berwarna hijau itu di tanah.

Lokasi kutukan telah mereka pilih dengan cermat, yaitu di kuil Htilominlo, yang dikaitkan dengan para pemimpin nasional selama berabad-abad.

Min Aung Hlaing sendiri dilaporkan pergi ke kuil itu setahun yang lalu, untuk mencari berkah.

Bagi masyarakat yang lebih sekuler, upacara tersebut mungkin tampak tidak masuk akal, tetapi tidak di Myanmar.

Myanmar adalah negara yang sangat tradisional dan memiliki kepercayaan yang tidak perlu dipertanyakan lagi mengenai hal-hal ghoib dan supernatural.

Baca Juga: Begini Reaksi Nissa Sabyan Saat Beberkan Lelaki Idamannya, Teriak Kegirangan Saat Melihat Foto Ini

Di antara yang paling percaya takhayul adalah para pemimpin militer yang terkenal sangat mendapat pengaruh pernujuman, numerologi, dan astrologi.

Situs arkeologi Bagan adalah situs Warisan Dunia UNESCO, dengan ribuan kuil berusia ratusan tahun tersebar di dataran berdebu.

Saat ini puluhan bangunan kuno di Bagan rusak akibat gempa bumi tahun 2016.Militer bebaskan 23.000 tahanan dan kerahkan preman

Baca Juga: Diam-diam Jadi Orang Ketiga di Pernikahan Ayus, Nissa Sabyan Nyatanya Tak Pernah Tanggung-tanggung Masalah Manggung, Rela Rogoh Kocek Ratusan Juta Hanya Demi Microphone Jenis Ini

Rakyat Myanmar semakin resah dengan tindakan junta militer.

Selain itu, muncul kabar bahwa militer telah mengerahkan preman untuk menciptakan kerusuhan.

Para preman tersebut diduga bekerja untuk militer dan berencana melakukan pembakaran, perampokan, dan meracuni sumur milik umum sebagaimana dilansir Intisari dari Arab News, Sabtu (13/2/2021).

theguardian

Demonstrasi melawan militer yang berkuasa di Myanmar.

Rakyat Myanmar juga semakin waswas setelah junta militer membebaskan 23.000 tahanan pada Jumat (12/2/2021) melalui amnesti.

Salah satu warga Hlaing di Yangon, Aye Kyu (54) mengatakan bahwa tetangganya berjaga-jaga di wilayah tempat tinggalnya setiap malam.

"Itu sangat mirip dengan situasi hanya beberapa hari sebelum penumpasan brutal militer terhadap pengunjuk rasa pada 1988."

Baca Juga: Pilih Jadi Warga Biasa Kota 'Bengawan', Mantan Walikota Solo Tolak Mentah-mentah Jika Ditawari Melenggang Jadi Gubernur bahkan DPR RI: Mending Dirumah Ngelas Sambil Momong Cucu

“Mereka sekarang membutuhkan alasan untuk menindak kami. Jadi mereka menciptakan situasi kacau dengan membuat orang merasa tidak aman dan merespons dengan panik,” kata Aye.

“Kami tidak memiliki siapa-siapa lagi untuk melindungi kami. Polisi dan tentara bertindak layaknya preman bagi kami,” tutur Aye.

Hal senada juga diungkap warga Mingalar Taung Nyunt di Yangon, Ko Phyo.

"Kami akan mengadakan serangkaian pertemuan hari ini dan dalam beberapa hari mendatang untuk membuat patroli lebih sistematis," katanya kepada Arab News, Minggu (14/2/2021).

Baca Juga: Gemparkan Jagat Maya, Sosok Pria Diduga Mirip Dirut PT Taspen Ketahuan Selingkuh dengan Pramugari, Istri: Nggak Malu Ninggalin Keluarga Demi Perempuan Peliharaan

Junta Militer Myanmar mendesak pegawai negeri untuk kembali bekerja.

Mereka yang nekat mogok kerja terancam mendapat sanksi tegas.

"Tindakan dapat diambil karena melanggar etika, peraturan, dan kegagalan tugas Pegawai negeri sesuai dengan... undang-undang dan kode etik pengawai negeri," kata pernyataan itu, dikutip Tribunnews dari Reuters, Minggu (14/2/2021).

Sebelumnya, Myanmar tengah dilanda gelombang mogok kerja dan pembangkangan sipil.

Hal itu dilakukan rakyat sebagai bentuk protes terhadap junta militer yang melakukan kudeta terhadap pemerintahan yang sah di bawah pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi.

Baca Juga: Belum Tersalur 100 Persen, Penyaluran Subsidi Gaji Akan Kembali Dilanjutkan, Begini Penjelasan Menaker Ida Fauziyah, Simak Syaratnya

Selain itu, mereka juga masih turun ke jalan.

Kendati seorang wanita ditembak dalam bentrokan kekerasan dalam aksi demonstrasi pada Selasa lalu, hal itu tidak menyurutkan mereka untuk terus turun ke jalan.

Demonstran melakukan aksi secara meriah, dengan telanjang dada, wanita dengan gaun bola dan gaun pengantin, petani dengan traktor dan orang-orang dengan hewan peliharaan mereka.

Baca Juga: Iseng Isi Waktu Libur Sekolah, Bocah 16 Tahun Asal Sumsel Ini Bobol Website Kejagung dan Garong Lebih dari 3 Juta Data, Dijual Online Harganya Cuma Rp 400 Ribu

Mereka juga membawa berbagai spanduk dan tulisan lucu.(*)

Tag

Editor : Nicolaus

Sumber Tribunnews.com, KompasTV