Diprediksi Bisa Jadi Kota Pertama di Dunia yang Tenggelam karena Banjir, Proyek 'Great Garuda' Jadi Salah Satu Jalan Keluar untuk Selamatkan Jakarta, Pemerintah Harus Rogoh Kocek Rp 555 Triliun

Minggu, 21 Februari 2021 | 16:42
Twitter.com/TMCPoldaMetro

Ilustrasi banjir Jakarta

Gridhot.ID-Musim penghujan di awal tahun 2021 ini bisa dikatakan berintensitas tinggi.

Pasalnya, beberapa wilayah di Indonesia jadi terendam banjir karena hujan deras yang mengguyur.

Salah satu wilayah yang berlangganan banjir adalah DKI Jakarta dan sekitarnya.

Melansir dari Kompas.com, wilayah Jadetabek kembali terendam banjir karena hujan deras yang mengguyur sejak Jumat (19/2/2021).

Baca Juga: Tenggelamkan Rumah Mewahnya Selutut Orang Dewasa, Rhoma Irama Masih Sempat Ngungsi Sebelum Banjir Kepung Kediamannya, Tukang Kebun: Emang Sini Udah Langganan

Hal inipun sempat membuat Jakarta masuk menjadi kota paling berpotensi tenggelam, di dunia.

Banjir yang terus melanda, menjadikan Jakarta sebagai kota pertama yang mungkin akan tenggelam laiknya Venesia yang memiliki laju 2mm per tahun.

Daerah-daerah di Jakarta utara, termasuk tembok laut yang dirancang untuk melindunginya, diperkirakan tenggelam sekitar 25cm setahun.

Baca Juga: Pegunungan Tabuk Arab Saudi Mendadak Berselimut Salju, Unta Sampai Kebingungan, Pihak Berwenang Keluarkan Peringatan

Sebuah situs berbasis di InggrisThe Guardian, menyebut Jakarta tenggelam karena amblesan.

Mereka juga memberikan gambaran bagaimana skenario amblesnya Jakarta dan upaya penyelamatan yang membutuhkan biaya hingga Rp555 triliun.

Masalah amblesan ini diperburuk oleh ledakan blok apartemen baru, pusat perbelanjaan dan bahkan kantor pemerintah, yang meskipun ada pembatasan resmi pada ekstraksi air tanah.

Tidak hanya mengambil air dari tanah berpori ini tetapi juga menambah beratnya dan memadatkannya.

Baca Juga: 2 Bulan Berlalu, Terungkap Nasib Penyebar Utama Video Syur Gisella Anastasia dan Nobu, Polisi Kini Ungkap Fakta Baru

Konkretisasi Jakarta juga menyebabkan peningkatan limpasan, membuat banjirterasa lebih buruk sementara hal itu membuat air tidak meresapkembali dan menjadi persediaan air tanah.

Ketika bahaya amblesan terus meningkat, bahaya banjir dan bencana tumbuh disebabkan oleh gelombang laut yang menghancurkan.

Air sungai di musim hujan membengkak dan membentur tepian gravitasi sehingga tidak membantunya mengalir sampai teluk.

Baca Juga: Ariel Noah Diterawang Segera Lepas Status Duda, Sosok Calon Istrinya Curi Perhatian, Mbak You: Ada Huruf A-nya...

Bahaya banjir sama tuanya dengan kota itu.

Belanda mantan penjajah yang pernah singgah di Jakarta pun pernah berupaya mengendalikan banjir dengan membangun jaringan kanal dalam upaya mengendalikan aliran air.

Tetapi tidak pernah mengatasinya, dan kini para insiyur dan pengusaha Belanda disebut menawarkan proposal untuk mengendalikan air untuk kembali ke tanah.

Tawaran untuk menyelamatkan Jakarta adalah dengan rencana dramatis dan kontroversial, yang disebut Giant Sea Wall dan proyek Great Garuda.

Baca Juga: Update Kasus Narkoba Jennifer Jill, Sang Anak Tunjukkan Lemari Milik Ibunya yang Tidak Boleh Dibuka Siapapun, Ternyata Ini Isinya

NCICD/The Guardian
NCICD/The Guardian

Peta proyenk NCICD

Tawaran proposalnya membutuhkan biaya 40 miliar Dollar AS untuk membuat tanggul besar melengkung 25 mil melintasi Teluk Jakarta.

Ini akan menciptakan laguna buatan manusia yang besar dengan megacity pantai baru yang dibangun disekitar tanah reklamasi.

Proyek ini, yang secara resmi dikenal sebagai program Pengembangan Pesisir Terpadu Ibukota Nasional (NCICD), didukung oleh bantuan dari pemerintah Belanda.

Baca Juga: Update Kasus Narkoba Jennifer Jill, Sang Anak Tunjukkan Lemari Milik Ibunya yang Tidak Boleh Dibuka Siapapun, Ternyata Ini Isinya

Reklamasi tanah direncanakan untuk membuat 17 pulau di lepas pantai kota, dan dirubah menjadi konsep ambisius untuk kota di tepi laut baru.

Menyebar keluar dari dinding laut dalam bentuk garuda.

Dari atas ilustrasi ini sangat mirip dengan pulau Palm buatan di lepas pantai Dubai, calon pengembangnya juga mencari inspirasi lebih dekat dan berencana membangun gedung pencakar langit yang mewah laiknya Pulau Sentosa Singapura.

Championsmengatakan Giant Sea Wall akan segera menjadi satu-satunya cara untuk menyelamatkan kota dari bencana banjir yang melanda.

Tetapi sekema itu tampaknya bukan pilihan terbaik, dan justru terperosok dalam gugatan hukum, skandal, dan kontroversi moral.

Baca Juga: Tes Urine Negatif, Jennifer Jill Sempat Diperiksa Rambutnya untuk Buktikan Pemakaian Barang Haram, Begini Penampilannya Saat di Kantor Kepolisian

Khususnya penggusuran massal desa nelayan, dan komunitas tepi laut.

koalisi luas ilmuwan Indonesia, aktivis tanah dan penduduk lokal mengatakan itu adalah proyek aneh dan tidak perlu, justru nantinya akan mendatangkan bencana lingkungan dan sosial.

Mereka berpendapat kehidupan komunitas nelayan tradisional bisa dihancurkan ketika penggusuran massal diberlakukan.

Baca Juga: Turun Gunung Ikut Demo Anti Militer, Kumpulan Dukun Myanmar Gelar Ritual Santet Bersama, Sosok Inilah yang Ternyata Bakal Dijadikan Tumbal

Mereka juga mengklaim bahwa membentuk teluk akan mengubahnya menjadi "septik laguna" dari air tawar yang terperangkap.

Dengan sedikit pengolahan limbah untuk air sungai yang mengalir ke teluk, upaya perusahaan ini untuk "membersihkan" pantai Jakarta justru bisa berakhir dengan efek sebaliknya.(*)

Tag

Editor : Nicolaus

Sumber Kompas.com, intisari-online