Menegangkan, Istana Arab Saudi Diserang Drone Penghancur yang Diluncurkan dari Irak, Milisi Houthi Katakan Hal Ini

Jumat, 26 Februari 2021 | 19:13
Military Watch Magazine

Gambar Ilustrasi: Drone tempur siluman Gongji-11 alias GJ-11 buatan China

GridHot.ID -Serangan drone bersenjata milik pemberontak Houthi asal Yaman berhasil digagalkan pasukan Arab Saudi, Kamis (11/2/2021).

Dikutip Kompas.com dari AFP yang juga mengutip media pemerintah Arab SPA, serangan tersebut menargetkan sebuah bandara di negara kerjaan itu.

Juru bicara koalisi Turki Al Maliki mengatakan drone bersenjata Houthi berhasil dihancurkan sebelum mencapai targetnya.

Sementara itu, serangan drone bermuatan bahan peledak yang menargetkan istana kerajaan Arab Saudi di Riyadh, bulan lalu, ternyata diluncurkan dari Irak.

Baca Juga: Pegunungan Tabuk Arab Saudi Mendadak Berselimut Salju, Unta Sampai Kebingungan, Pihak Berwenang Keluarkan Peringatan

Serambinews.com mewartakan, hal itu dikatakan oleh seorang pejabat senior milisi Houthi yang didukung Iran di Baghdad dan seorang pejabat AS pada Kamis (25/2/2021).

Berbicara kepada The Associated Press (AP), pejabat milisi tersebut mengatakan tiga drone diluncurkan dari daerah perbatasan Irak-Saudi oleh faksi yang didukung Iran yang relatif tidak dikenal di Irak dan menabrak kompleks kerajaan di Riyadh pada 23 Januari 2021.

Serangan di ibu kota Saudi telah terjadi secara sporadis di tengah perang kerajaan selama bertahun-tahun melawan pemberontak Houthi di Yaman.

Awal bulan ini, pemberontak menargetkan sebuah bandara di barat daya Arab Saudi dengan pesawat tak berawak bermuatan bom, menyebabkan sebuah pesawat sipil di landasan terbakar.

Baca Juga: Arab Saudi Belum Buka Pintu Lebar untuk Jamaah Haji Luar, Indonesia Tetap Pasang Kuda-kuda, Kemenag Siapkan Semua Dananya dari Sekarang

Namun, pemberontak Houthi yang berpihak pada Iran membantah melakukan serangan yang menargetkan Istana Yamama Arab Saudi pada 23 Januari.

Komentar dari pejabat senior milisi Irak menandai pertama kalinya sebuah kelompok yang didukung Iran telah mengakui bahwa Irak asal dari serangan tersebut.

Hal itu menunjukkan tantangan yang dihadapi Baghdad dalam menghentikan serangan oleh faksi milisi yang didukung Iran di Irak.

Ini mengikuti klaim tanggung jawab yang diduga dikeluarkan oleh kelompok yang kurang dikenal bernama Awliya Wa'ad al-Haq, atau "The True Promise Brigades," yang beredar di media sosial.

Baca Juga: Akhirnya Sandang Gelar Sebagai Pemimpin Kota Solo, Gibran Nyatanya Cuma Dapat Gaji Pokok Rp 2,1 Juta Tiap Bulannya, Berapa Tunjangnnya?

Menyebutnya sebagai pembalasan atas bom bunuh diri yang diklaim oleh kelompok Negara Islam di distrik perbelanjaan utama Baghdad pada 21 Januari 2021.

Pejabat milisi, yang berbicara dengan syarat anonim karena dia tidak berwenang untuk berbicara secara terbuka tentang serangan itu, mengatakan drone datang dari Iran dan dirakit di Irak, serta diluncurkan dari Irak.

Dia tidak mengungkapkan di mana di sepanjang perbatasan drone itu diluncurkan dan tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang kelompok yang mengklaim serangan itu.

Kelompok-kelompok yang didukung Iran telah terpecah secara signifikan sejak serangan diarahkan Washington yang menewaskan Jenderal Iran Qassem Soleimani.

Baca Juga: Pantas Suka 'Buang-buang' Uang, Putra Mahkota Arab Saudi Ternyata Punya Kekayaan Luar Biasa, Capai Rp 19 Triliun, Ini Sumber Utama Penghasilannya

Bersama pemimpin milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis di Baghdad lebih dari setahun yang lalu.

Keduanya merupak kunci dalam memimpin dan mengendalikan beragam kelompok yang didukung Iran yang beroperasi di Irak.

Sejak kematian mereka, milisi menjadi semakin sulit diatur dan berbeda.

Beberapa analis yang berbasis di Washington berpendapat milisi telah terpecah hanya untuk memungkinkan mereka mengklaim serangan dengan nama yang berbeda untuk menutupi keterlibatan mereka.

Seorang pejabat AS mengatakan Washington yakin serangan 23 Januari di Istana Yamama diluncurkan dari dalam Irak.

Pejabat itu, yang berbicara tanpa menyebut nama, tidak merinci atau mengatakan bagaimana AS sampai pada kesimpulan ini.

Baca Juga: Arab Saudi Terdepak, Gelar Militer Paling Kaya Kini Dipegang 5 Negara Ini

Seorang pejabat Irak yang berbicara tanpa menyebut nama sesuai dengan peraturan, mengatakan bahwa intelijen AS dibagikan dengan pemerintah Irak.

Meluncurkan serangan dari Irak akan menjadi tantangan bagi pertahanan udara Saudi, yang sekarang difokuskan pada ancaman dari Iran di timur laut dan Yaman dari selatan.

Drone semacam itu juga cukup kecil dan terbang cukup rendah ke tanah agar tidak terdeteksi radar.

Serangan itu terjadi ketika Irak berusaha memperdalam hubungan ekonomi dengan Arab Saudi dan sekutu Teluknya melalui berbagai proyek investasi.

Pekan lalu, Presiden Barham Salih mengunjungi Uni Emirat Arab dan Menteri Luar Negeri Fuad Hussein mengunjungi Arab Saudi pekan ini, tampaknya untuk membahas serangan itu.

(*)

Tag

Editor : Siti Nur Qasanah

Sumber Kompas.com, Serambinews.com