GridHot.ID -Gibran Rakabuming Raka resmi menjabat sebagai Wali Kota Solo periode 2021-2026.
Melansir Tribunnews.com, Gibran Rakabuming Raka dan wakilnya, Teguh Prakosa dilantik secara virtual oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo pada Jumat (26/2/2021).
Pelantikan berlangsung dalam Sidang Paripurna Istimewa DPRD di gedung DPRD Solo.
Gibran dan Teguh terlihat mengenakan pakaian dinas upacara (PDU) warna putih.
"Demi Allah saya bersumpah, akan memenuhi kewajiban saya sebagai Wali Kota Surakarta/Wakil Wali Kota Surakarta dengan sebaik-baiknya, dan seadil-adilnya memegang teguh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan menjalankan segala Undang-Undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya, serta berbakti kepada masyarakat, nusa, dan bangsa," kata Gibran mengucapkan sumpah pelantikan.
Mengutip TribunSolo.com, Gibrandiketahui telah menyampaikan pidato perdananya dalam rapat paripurna DPRD Kota Solo, Jumat.
Psikolog UNS Solo, Abdul Hakim menilai gaya pidato Gibran menyerupai gaya pidatoayahnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Dari segi gaya pidato, seperti Jokowi, tapi intonasi Gibran cenderung datar, tidak menggebu-gebu," kata Psikolog UNS Solo, Abdul Hakim.
Selain itu, Gibran masih nampak berhati-hati dalam memilih kata-kata yang disampaikan.
Masih ada kekhawatiran dalam diri Gibran dalam menyampaikan isi pidatonya.
"Pemilihan kata sangat hati-hati dan kelihatan takut sekali, khawatir bila ada kesalahan pernyataan," katanya kepada TribunSolo.com.
Terlebih, pernyataan Gibran sempat 'blunder' dalam menyikapi permasalahan yang menimpanya.
Soal kasus bansos yang menyeret Mantan Menteri Juliari Batubara, misalnya.
Pernyataan Gibran terkait itu sempat memunculkan kontroversi di tengah masyarakat.
Abdul mengatakan penyampaian Gibran dalam pidato masih terlihat kaku dalam momen pelantikannya.
Intonasi bicara menjadi satu poin yang menjadi perhatian dalam penyampaian tersebut.
"Intonasinya kurang emosional kelihat datar, walaupun berusaha mengeraskan suara saat menyampaikan hal penting. Kurang alamiah, agak terlihat kaku," katanya.
Kekauan dalam penyampaian pidato, sambung Abdul, karena pribadi Gibran yang cenderung introvert. Berbicara di khalayak menjadi satu tantangan bagi dirinya.
"Gibran harus belajar lebih spontan dalam komunikasi sosial politik. Lebih spontan, lebih banyak membuka diri, komunikasi dengan banyak orang," tutur Abdul.
Cara tersebut bisa dilakukan untuk meningkatkan kemampuan orasi Gibran ke depannya.
"Termasuk mengartikulasikan kata-kata, pesan yang natural dan enak. Itu akan memperkuat karakternya," ucapnya.
(*)