Gridhot.ID - Belakangan ini, status gunung berapi di Indonesia banyak yang siaga.
Sebelumnya erupsi Gunung Semeru dan Merapi sempat menghebohkan pulik.
Kali ini, Gunung Sinabung kembali dikabarkan kembali erupsi.
Baca Juga: Tebe Eks Sabyan Gambus Mengaku Kecewa dan Sakit Hati Karena Ayus Lakukan Hal Ini: Dibohongi..
Selasa (2/3/2021) pagi, Gunung yang berada di Kabupaten Karo, Sumatra Utara ini kembali mengalami peningkatan aktivitas yang cukup signifikan.
Kali ini, gunung api tertinggi di Sumatra Utara itu dikabarkan telah meluncurkan awan panas sekitar pukul 07:11 WIB dengan jarak luncur 3000 meter ke arah timur-tenggara.
Disampaikan dari Twitter @id_magma, guguran awan panas terekam di seismogram dengan amplitudo maksimal 120 mm dan durasi 243 detik.
Akibat kejadian tersebut, kini Gunung Sinabung telah menetapkan status siaga Level III.
Terkait adanya kejadian tersebut, masyarakat diminta agar tidak melakukan aktivitas di desa-desa yang sudah direlokasi.
Terlebih untuk masyarakat yang berada dalam radius 3 kilometer dari puncak, serta radius sektoral 5 kilometer selatan-timur, dan 4 kilometer untuk sektor timur-utara.
Melansir dari Kompas.com, Ketua Tim Tanggap Darurat Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Gunung Sinabung, Iing Kusnadi telah membenarkan adanya informasi tersebut.
Berdasarkan keterangan yang disampaikan, Iing Kusnadi mengatakan bahwa awan panas guguran Gunung Sinabung yang pertama terjadi sekitar pukul 06.42 WIB.
Terjadi secara beruntun, guguran awan panas yang dikeluarkan Gunung Sinabung terpantau sejak 06.42 WIB hingga pukul 08.20 WIB.
"Hari ini kita mencatat terjadi awan panas dari pukul 06.42 WIB, mengarah ke timur dan tenggara."
"Dan, kita lihat, awan panas ini terjadi menerus hingga pukul 08.20 WIB," ujar Iing di pos PGA Sinabung, Jalan Kiras Bangun, Simpang Empat.
Tak hanya itu, Iing juga menjelaskan aktivitas guguran ini tercatat dengan jarak luncur awal sejauh 5.000 meter.
Selain itu, beberapa guguran lain tercatat abu vulkanik meluncur sebanyak 13 kali dengan tinggi kolom mencapai 5.000 meter.
"Kita catat 13 kali awan panas guguran, dengan jarak luncur sejauh 5.000 dan tinggi kolom 5.000 meter," ucapnya.
Kendati demikian, abu vulkanik dengan kondisi kelabu pekat itu terus membumbung tinggi ke atas puncak sejauh 5.000 meter.
Sementara, luncuran awan panas terlihat semakin menjauh dari puncak dan menuju ke kaki gunung.(*)
(*)