60 Tahun Jadi Perisai Negara, Kostrad Punya Perjuangan Panjang Sebelum Dibentuk Secara Sempurna, Berawal dari Panasnya Konflik Irian Barat, Berikut Sejarahnya...

Minggu, 07 Maret 2021 | 06:13
Penerangan Kostrad

Personil Kostrad dalam sebuah inspeksi pasukan.

Gridhot.ID - 60 tahun sudah Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad) berjuang mempertahankan negara.

Dikutip Gridhot dari Kostrad.mil.id, Kostrad sendiri lahir pada 6 Maret 1961.

Saat itu, satuan ini bukan bernama Kostrad, tetapi Cadangan Umum Angkatan Darat (Caduad).

Mayjen TNI Soeharto ditunjuk menjadi Panglima Korra I Caduad. Kelahiran Kostrad berawal dari kericuhan setelah proklamasi Negara Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Kericuhan itu muncul baik dari dalam maupun dari luar negeri, untuk menghancurkan NKRI yang ditandai dengan terjadinya beberapa peristiwa di Tanah Air.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, terjadi sejumlah pemberontakan yang bertujuan menggantikan ideologi Pancasila dan UUD 1945, di antaranya:

- Penghianatan PKI Muso di Madiun 1948

- Pemberontakan DI/TII Karto Suwiryo di Jawa Barat 1948

- Pemberontakan APRA Westerling 1950

- Pemberontakan Andi Azis di Makasar 1950

- Pemberontakan Ibnu Hajar di Kalimantan1950

- Pemberontakan RMS di Maluku 1950

- Pemberontakan PRRI/Permesta di Sumatra Barat dan Sulawesi 1958.

Baca Juga: Perjuangan Sri Mulyani Belum Berakhir, Meski Bambang Trihatmodjo Resmi Dicekal Negara, Tangan Kanan Sang Menteri Bongkar Strateginya untuk Tagih Utang Putra Cendana ke Negara

Akan tetapi, semua upaya tersebut tidak berhasil.

Pada 1958, dibentuk Kodam hampir di setiap provinsi, tetapi masih bersifat teritorial dengan kemampuan terbatas, terdiri dari Kodam, Korem, Brigade dan Batalyon.

Satuan militer siap tempur Menjelang akhir 1960, pimpinan TNI AD menganggap perlu dibentuk satuan militer yang bersifat mobil dan siap tempur menjalankan tugas di seluruh Tanah Air.

Gagasan tersebut dilontarkan Kepala Staf TNI AD saat itu, Jenderal A.H Nasution dengan mempertimbangkan kondisi saat itu ditambah dengan menanggapi masalah Irian Barat.

Melalui surat Kasad Nomor KPTS.1067/12/1960 maka dibentuk Cadangan Umum AD (Caduad). Untuk merealisasikannya, dibentuklah kelompok kerja yang diketuai oleh Deputi I Kasad Brigjen TNI Soeharto.

Untuk pengisian personel Korra I Caduad diambil dari Kodam-Kodam, dari pendidikan dasar masing-masing kecabangan.

Akhirnya, Korra I / Caduad mempunyai kekuatan I Divisi Infanteri dengan memiliki pasukan inti 1 Brigade Para, satuan Banpur dan satuan Banmin.

Baca Juga: Ogah Kalah dari Istrinya yang Tampil Mempesona di Rapat Perdana, Gibran Kepergok Gunakan Sweatshirt Yankees Cetar Ala Hypebeast Saat Mider Projo, Segini Harganya...

Pada 19 Desember 1961, bertepatan dengan pelantikan para taruna Akademi Militer di Yogyakarta, Presiden Soekarno mencetuskan Trikora yang berisi:

- Gagalkan pembentukan negara papua di Irian Barat.

- Kibarkan bendera merah putih di Irian Barat

- Bersiap-siap untuk mengadakan mobilisasi umum.

Dalam usianya yang masih muda, Korra I Caduad diberi kepercayaan untuk melaksanakan tugas operasi Trikora untuk membebaskan Irian Barat dari tangan penjajah Belanda.

Menindaklanjuti tugas penting ini, pada awal 1962 dibentuklah Komando Mandala di wilayah timur Indonesia dengan markas besarnya di Ujung Pandang.

Dalam operasi ini melibatkan AD, AL, AU Sukarelawan dan masa rakyat dengan sandi "Oerasi Jayawijaya".

Misi dari Operasi Jayawijaya ini untuk membebaskan Irian Barat dari tangan penjajah Belanda dengan mengadakan perang terbuka jika perundingan perdamaian dengan Belanda di New York mengalami kegagalan.

Dalam rangka menyiapkan perang terbuka, maka pada 19 Desember 1961 terlebih dahulu dilakukan infiltrasi di daerah Fak-fak, Misoi, Wagiu, Serui, sorong, Kaimani.

Baca Juga: Hilang Bak Ditelan Bumi Padahal Dulu Sering Tampil di TV, Cakra Khan Nyatanya Sedang Kerepotan Rawat Sang Ibu di Rumah Sakit, Rela Tidur di Dinginnya Lantai Ruang Rawat Inap Demi Siaga Jaga Orang Tersayang

Berubah menjadi Kostrad

Pada pertengahan Agustus 1962, dilakukan serbuan umum melawan penjajah Belanda dengan sasaran wilayah Biak, Jayapura.

Korra 1 / Caduad sendiri menurunkan 1 Divisi. Hal ini menyebabkan gentarnya pihak Belanda dengan keputusan menyerah tanpa syarat.

Penyerahan Irian Barat ini dengan ditandainya berkibarnya bendera merah putih pada 1 Maret 1963.

Setelah Irian Barat berhasil masuk wilayah NKRI, maka Operasi kemudian dilanjutkan dengan Operasi “Wisnu Murti" yaitu operasi lanjutan sebagai langkah konsolidasi.

Dalam perkembangan selanjutnya, melalui Keputusan Men/Pangab 19 Februari 1963, Korra I/Caduad dilebur menjadi Komando Strategis TNI Angkatan Darat atau Kostrad.

Baca Juga: Sempat Ngaku-ngaku Mau Dicicil, Ardi Nyatanya Tak Pernah Ada Itikad Baik Sama Sekali untuk Kembalikan Uang Salah Transfer, BCA: Sampai di Depan Polisi Pun Tidak Pernah!

Dalam bentuk organisasinya, Kostrad mempunyai bentuk Komando lapangan yang terdiri dari:

- Markas Komando

- Markas Divisi, Brigade dan gugusan tempur bantuan tempur dan Bantuan administrasi.

Kostrad berkedudukan sebagai kotama dan dalam segi pembinaan Kostrad berkedudukan langsung dibawah Kasad.

Sedangkan dalam segi operasional, Kostrad berkedudukan langsung dibawah Panglima TNI.

Dirgahayu, Kostrad...

"Profesional, Responsif Adaptif, Modern dan Berintegritas".

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Kompas.com, Kostrad.mil.id