Gridhot.ID - Gibran Rakabuming kini sudah resmi menjadi Wali Kota Solo.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Gibran dilantik pada Jumat, 26 Februari 2021.
Pasca dilantik, Gibran langsung terjun ke masyarakat dan melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin daerah.
Sedangkan sang istri, Selvi Ananda juga aktif dalam kegiatan PKK.
Dikutip Gridhot dari Tribun Solo, saat Gibran yang resmi dilantik sebagai Walikota Solo, Selvi Ananda juga otomatis dilantik sebagai Ketua Penggerak PKK Kota Solo.
Gibran mengaku telah memberikan pesan pada sang istri untuk lebih memfokuskan diri pada stunting yang masih banyak terjadi pada anak-anak.
"Kalau istri saya sudah saya peseni kalau PKK, yang paling penting PR untuk stunting,"
"Terus melindungi ibu-ibu dan anak-anak," ujar Gibran usai pelantikan, Jumat (26/2/2021).
Lebih lanjut, Gibran juga menjelaskan tugas istrinya untuk memberikan perlindungan kepada para penyandang disabilitas di Solo.
"Memberi perlindungan pada penyandang disabilitas itu pun saya tekankan pada istri saya,"
"Yang paling penting juga ngawal adik-adik kita yang sedang belajar di rumah,"
"Kita pastikan mereka menerima edukasi yang cukup," terang Gibran.
Kini, kegiatan Selvi Ananda sebagai Ketua Penggerak PKK Kota Solo turut dibagikan di akun Instagram Gibran Rakabuming.
Beberapa waktu lalu, Selvi memberikan imbauan kepada para Ibu-ibu warga Semanggi, Mojo, Solo yang sedang mempersiapkan Lomba PKK Bangga Kencana.
Dalam keterangan postingan di akun Gibran, Ketua Penggerak PKK itu turut menekankan upaya-upaya untuk semakin fokus pada penanganan kesehatan ibu hamil dan balita agar angka stunting bisa ditekan.
Sehingga anak bisa tumbuh semakin cerdas dan ibu juga sehat.
Selain itu, Kota Solo dipilih menjadi daerah percontohan program pendataan keluarga dan penurunan angka stunting oleh BKKBN.
Pasalnya, angka stunting dan kematian ibu hamil di Solo termasuk terendah di Indonesia.
Di tahun ini, arahan dan komitmen Ketua Penggerak PKK adalah meningkatkan kualitas dan capaian tersebut.
Dengan fokus menekan angka stunting yang disebabkan kurang gizi.
Secara paralel juga mengedukasi warga untuk tidak melakukan pernikahan usia dini, perhatian pola asuh 1000 hari usia anak dengan ASI eksklusif, pemeriksaan kesehatan minimal 4 kali dan mengikuti kelas hamil.
(*)