Gridhot.ID -Negeri Pagoda Emas atau Myanmar tengah menghadapi masalah serius terkait penerusan kekuasaan.
Sebenarnya, masalah kudeta militer ini bisa disederhanakan menjadi masalah panjang.
Dikutip Gridhot dari Kontan, Amerika Serikat pada hari Senin menjatuhkan sanksi terhadap dua anggota junta militer Myanmar dan mengancam tindakan lebih lanjut atas kudeta 1 Februari di negara itu.
Bahkan baru-baru ini dikabarkanJunta militer Myanmar kembali dapat kecaman dari dunia internasional setelah ketahuan membunuh bocah berusia 7 tahun.
Bahkan gadis kecil tersebut sedang berlari ke arah ayahnya sebelum akhirnya tersungkur karena tembakan dari salah satu prajurit militer Myanmar.
Kini nama gadis malang itupun jadi perbincangan karena menjadi korban termuda dalam insiden demonstransi kudeta militer Myanmar.
Khin Myo Chit merupakan bocah yang berasal dari kota Mandalay, Myanmar.
Khin diketahui meregang nyawa saat sedang berlari menyelamatkan diri ke arah ayahnya.
Saat itu pihak kepolisian tengah melakukan penggerebekan di rumah warga di kota tersebut termasuk rumah Khin.
Kelompok hak asasi Save the Children mengatakan lebih dari 20 anak termasuk dalam puluhan orang yang telah meninggal.
Secara total, militer mengatakan 164 orang telah tewas dalam unjuk rasa, sedangkan kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Narapidana Politik (AAPP) menyebutkan jumlah korban tewas sedikitnya 261.
Meski pada Selasa (23/3/2021) militer Myanmar telah menyatakan kesedihan terhadap kematian ratusan warga.
Tetapi pihak militer tetap ogah disalahkan dengan alasan warga yang berunjuk rasa membuat anarki di negaranya.
Bahkan pasukan keamanan diketahui juga menggunakan senjata api untuk melawan pengunjuk rasa.
Tak sampai di situ saja, pihak keamanan juga sampai nekat memasuki rumah-rumah warga dengan alasan untuk menangkap aktivis serta pengunjuk rasa.
Melansir dari BBC, menurut kakak perempuan gadis 7 tahun tersebut saat kejadian polisi dedang menggeledah seluruh rumah di lingkungan tempat tinggalnya.
Kejadian itu terjadi pada hari Selasa (23/3/2021) sore saat dimana pihak kepolisian masuk kerumah warga untuk mencari senjata dan menangkap warga.
"Mereka menendang pintu untuk membukanya," kata May Thu Sumaya, 25 tahun. "Ketika pintunya terbuka, mereka bertanya kepada ayah saya, apakah ada orang lain di rumah itu?"
Ketika dia mengatakan tidak, mereka menuduhnya berbohong dan mulai menggeledah rumah, kata May.
Saat itulah Khin Myo Chit berlari ke arah ayah mereka untuk duduk di pangkuannya.
"Kemudian mereka menembak dan memukulnya," kata May Thu Sumaya. Dalam wawancara terpisah dengan media komunitas Myanmar Muslim Media, ayah mereka, U Maung Ko Hashin Bai, menjelaskan kata-kata terakhir putrinya itu.
"Dia berkata, 'Aku tidak bisa, Ayah, ini terlalu menyakitkan'."
Meski insiden penembakan yang dialami oleh gadis berusia 7 tahun ini telah jadi sorotan publik dunia, pemerintah militer Myanmar belum angkat bicara.
Atas inisiden ini warga Myanmar diam-diam tengah merencanakan aksi nyala lilin dan mogok bersama dalam waktu dekat ini.
Para pengunjuk rasa telah merencanakan pemogokan diam-diam dimana banyak bisnis ditutup dan orang-orang tinggal di rumah.
Ada juga rencana untuk menyelenggarakan lebih banyak acara untuk memperingati dan menyalakan lilin pada malam hari, baik di Yangon maupun di tempat lain.
(*)