Ancaman Teroris Milenial Pernah Diperingatkan Mahfud MD Jauh-jauh Hari, BNPT Sempat Bongkar 1.250 Orang Sudah Berangkat ke Irak untuk Berguru ke ISIS: Kita Tidak Ingin Ada Lagi...

Kamis, 01 April 2021 | 16:13
Youtube Kompas.TV

Pelaku penyerang Mabes Polri Jakarta Selatan

Gridhot.ID - Mabes Polri baru saja diserang oleh seorang wanita terduga teroris.

DIkutip Gridhot dari Tribunnews, penyerangan terjadi di Mabes Polri Jakarta Selatan pada Rabu (31/3/2021).

Pelaku yang merupakan seorang wanita langsung ditembak di tempat karena sempat mengeluarkan tembakan ke arah petugas.

Perempuan yang diketahui berinisial ZA itu sempat 6 kali melakukan tembakan ke arah anggota kepolisian.

Ia kemudian mendapatkan tindakan tegas dari pihak kepolisian, dilumpuhkan dari jarak jauh, dan tewas di lokasi kejadian. Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo menyatakan bahwa ZA seorang simpatisan ISIS dan menjalankan pola lone wolf atau bergerak sendiri saat melancarkan aksinya.

Baca Juga: Cuek dengan Status Tersangka, Gisel Jawab Tudingan Tak Tahu Malu Karena Tetap Eksis di Tengah Kasus Video Syur: Saya Punya Tuhan yang Sudah Ampuni Saya

Belakangan diketahui ZA masih berusia 25 tahun, usia yang terbilang masuk kelompok milenial.

Keterlibatan anak muda dan generasi milenial dalam rangkaian antiteror dalam beberapa waktu terakhir meningkat.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD pada Desember 2020 lalu bahkan pernah menyatakan bahwa ancaman radikalisme di kalangan anak muda kian nyata dan mengancam Pancasila.

Dilatih untuk aksi teror

Mahfud mengatakan bahwa dirinya mendapatkan laporan tentang adanya sejumlah anak muda yang dilatih untuk menjalankan aksi teror.

Baca Juga: Dengarkan Suara Bams Si Mantan Pacar Nia Ramadhani, Ardi Bakrie Langsung Bereaksi, Jessica Iskandar Jadi Saksi

Para pemuda ini, sambung Mahfud, dipersiapkan untuk melakukan teror pada orang-orang penting atau very-very important person (VVIP).

Meski tak mengatakan di manalokasi pelatihan itu dilakukan, Mahfud menyebut telah mengantongi foto-foto anak muda tersebut.

"Saya dapat foto latihannya juga. Nah yang seperti ini, itu radikalisme yang mengarah, menghantam ideologi. Itu satu, intoleran. Dua yang lebih parah dri itu adalah teror. Teror itu karena paham jihadis, paham jihad yang salah," tutur Mahfud kala itu.

Lebih dari 2.000 orang terlibat terorisme

Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar menuturkan selama 20 tahun terakhir, setidaknya 2.000 orang telah ditangkap karena melanggar hukum terkait tindak pidana terorisme.

Baca Juga: Miris, Desanya Tak Miliki Kantor hingga Ditinggal Serentak oleh Staff Lama, Bu Kades di Bogor Relakan Rumahnya Jadi Kantor Darurat, Cucum: Saya Sadar Sendiri

Dikutip dari Antara, Jumat, 5 Februari 2021, Boy menjelaskan, setidaknya 1.250 masyarakat Indonesia berangkat ke Irak untuk bergabung dengan ISIS.

"Kita tidak ingin ada lagi orang yang berangkat ke Irak dan Suriah, dipenjara karena urusan terorisme, maupun anak-anak Indonesia yang jadi pelaku bom bunuh diri," sebutnya.

Boy juga mengatakan bahaya dari gerakan ekstrimisme, radikalisme dan terorisme adalah kemampuannya mempengaruhi pikiran seseorang dengan mudah dan tanpa sadar.

Perekrutannya, sambung Boy, juga berjalan dengan masif, baik melalui media sosial hingga tatap muka secara langsung.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Kompas.com, tribunnews