Find Us On Social Media :

Ogah Monopoli Vaksin Meski untuk Warganya Sendiri, Presiden Jokowi Serukan Keras Penolakannya Terhadap Nasionalisme Vaksin, Ini Maksudnya...

Presiden Jokowi saat menilik kondisi banjir di tengah pandemi covid-19

Gridhot.ID - Indonesia bisa dibilang cukup maju atas keputusan untuk segera melakukan vaksinasi.

Dikutip Gridhot dari Tribunnews sebelumnya, Indonesia sudah memulai program vaksinasi yang dimulai dengan penyuntikan presiden Jokowi di Istana Negara.

Di tengah kemajuan langkah Indonesia, masih ada permasalahan yang menanti di depan mata.

Presiden Joko Widodo mengatakan, saat ini nasionalisme vaksin Covid-19 semakin meningkat.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, istilah nasionalisme vaksin merujuk pada situasi ketika suatu negara ingin mengamankan stok vaksin demi kepentingan warga negaranya sendiri.

Oleh sebab itu, Jokowi menyerukan penolakan terhadap nasionalisme vaksin. Sebab, saat pandemi melanda, vaksin merupakan barang publik.

"Saat ini kita saksikan meningkatnya nasionalisme vaksin. Ini harus kita tolak. Kita harus mendukung vaksin multilateral,” ujar Jokowi memberikan sambutan pada acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-10 negara-negara Developing Eight (D-8) secara virtual pada Kamis (8/4/2021).

Baca Juga: Perannya Sebagai Elsa Bikin Emak-emak Emosi, Glenca Chysara Nyatanya Sudah Punya Jam Terbang Berlimpah di Dunia Sinetron FTV, Ini Dia Riwayat Karirnya yang Berawal dari Grup JKT48

"D-8 harus terus mendorong akses yang adil terhadap vaksin. Ketersediaan dan keterjangkauan vaksin merupakan kunci untuk keluar dari krisis," lanjutnya.

Menurut Presiden, di saat pandemi, vaksin Covid-19 adalah barang publik global.

Sehingga, dunia perlu bersatu untuk memproduksi dan mendistribusikan vaksin untuk semua.

Artinya, kapasitas produksi harus digandakan dan tidak boleh ada pembatasan, baik produksi maupun distribusi vaksin.