GridHot.ID -Hafiz Indonesia adalah ajang pencarian bakat yang ditayangkan di RCTI selama bulan Ramadhan sejak tahun 2013 hingga sekarang.
Anak-anak yang mengikuti Hafiz Indonesia akan menampilkan kemampuan dalam menghafalkan dan melafalkan ayat-ayat Al Quran.
Mengutip TribunStyle.com dan Sripoku.com, hal berbeda terlihat di acara Hafiz Indonesia 2021.
Saat Ustaz Amir Faishol Fath memberikan pesan mendalamkepada Aira yangmemiliki keterbatasan dalam penglihatan atau tunatetra, ia sedikit menyinggung mendiang Syekh Ali Jaber.
Diketahui,Syekh Ali Jaber telah menghadap sang Ilahi pada 14 Januari 2021 lalu.
"Aira, hiasi suaramu dengan Alquran, Allah menjaga pandanganmu dari maksiat. Aira, Abi Amir ingat, Syekh Ali pada waktu beliau masih hidup, Syekh Ali sangat perhatian pada anak-anak penghafal Qur'an seperti kamu," ungkap Ustaz Amir Faishol Fath.
"Syekh Ali keliling dunia membawa Alquran untuk orang-orang seperti kamu, hanya untuk membantu mereka yang tidak bisa melihat," tambahnya.
"Sampai-sampai Syekh Ali merancang bersama temannya sebuah Qur'an namanya mushaf tunanetra, dan Syekh Ali sendiri keliling berbagi kepada mereka dengan cara cuma-cuma," sampungnya.
Ustaz Amir Faishol Fath mengatakan, ia sempat menangis saat melihat Aira mencari mendiang Syekh Ali Jaber.
"Tadi Abi Amir menangis melihat kamu mencari Syekh Ali, seandainya Syekh Ali masih hidup, dia bisa bahagia melihat kamu, Insya Allah nanti engkaulah yang menyambut Syekh Ali, Syekh Al-Misry, kak Nabila, kak Irfan, Abi Amir dengan mahkota di surga," tutur Ustaz Amir Faishol Fath.
Baca Juga: Nikahi Wanita Asal Garut, Adik Mendiang Syekh Ali Jaber Tampak Sumringah, Intip Potretnya
"Karena engkau mencintai kebaikan, kau mencintai orang-orang baik, kau mencintai ahlul Qur'an dan kau sendiri menghafal Qur'an," sambungnya.
"Insya Allah mudah-mudahan menjadi hafidzah yang hafal Qur'an, mendapatkan ilmu yang bermanfaat," pungkasnya.
Sebagai informasi, Aira ditinggal ibu dan ayahnya meninggal dunia saat dirinya masih berusia 2 tahun.
Sepeninggal ibunya, Aira pun tinggal bersama kakek dan neneknya.
Kendati terlahir dengan keterbatasan, Aira masih memiliki semangat yang tinggi untuk hidup.
Namun lagil-lagi, saat berusia 8 tahun, Aira harus kehilangan neneknya untuk selama-lamanya.
Kakek Aira pun berinisiatif untuk menitipkan Aira di Pondok Pesantren Taqwinuluma.
Di sana, Aira dibimbing oleh gurunya yang juga tunanetra bernama Ustaz Ismail.
Ustaz Ismail sangat menyayangi Aira seperti anaknya sendiri.
(*)