Banyak Simpan Filosofi Perjuangan di Dalamnya, 'Wira Ananta Rudira' Semboyan KRI Nanggala 402 Ternyata Diambil Dari Pidato Ir Soekarno, Berikut Arti dan Maknanya

Senin, 26 April 2021 | 16:42
Kompas.com/CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO

Kapal Selam KRI Nanggala-402

Gridhot.ID - Kapal Selam Indonesia KRI nanggala 402 belakangan ini banyak menajadi sorotan.

Hal ini disebabkan tragedi menyedihkan yang menimpa KRI Nanggala 402 bersama 53 awak kapalnya.

Sebelumnya, KRI nanggala 402 dikenal sebagai kapal selam Indonesia yang memiliki motto yang menyimpan kisah perjuangan.

Baca Juga: Kepalanya Menunduk dan Kata-katanya Terjeda Beberapa Detik, Panglima TNI Hadi Tjahjanto Tak Kuasa Menahan Kesedihan Kabarkan Gugurnya Awak KRI Nanggala-402: Prajurit Terbaik Hiu Kencana Telah Gugur

Bahkan kisah tersebut tak bisa lepas dari sosok bapak pendiri bangsa atau Presiden pertama RI, Soekarno.

Semboyan Wira Ananta Rudira ternyata berasal dari bahasa jawa "Wira Ananta Rudhiro" yang memiliki arti cukup mendalam.

Presiden Soekarno kala itu mengucapkan kalimat tersebut saat berpidato di atas kapal selam KRI Tjandrasa pada 6 Oktober 1966.

Baca Juga: Keluarga Arya Saloka Jadi Bulan-bulanan Netizen Hingga Diminta Ceraikan Sang Istri, Putri Anne Sampai Turun Tangan dan Berikan Sindiran Perih: Sehat Bet?

Melansir dari Harian Kompas, kala itu kapal selam sedang berlabuh di dermaga Tanjung Priok, Jakarta.

Pidato yang cukup menggebu-gebu itupun menandakan gelombang semangat perjuangan prajurit TNI AL kala itu.

"Sekali menyelam, maju terus - tiada jalan untuk timbul, sebelum menang. Tabah sampai akhir"

Diketahui sejak berdiri menjadi sebuah negara, Indonesia memang cukup disegani mengenai kekuatan militernya termasuk TNI AL.

Bahkan penggunaan kapal selam merupakan salah satu strategi yang cukup jitu bagi Indonesia.

Baca Juga: Tagih Hal Ini ke Raja Dangdut Rhoma Irama, Elvy Sukaesih: Udah Janji Harus Ditepati Kan Tentunya

Hal itu tak terlepas lantaran Indonesia adalah negara maritim yang mutlak harus memiliki armada laut yang kuat.

Salah satunya adalah kepemilikan armada kapal selam yang cukup dibutuhkan untuk menjaga keamanan negara.

Sejak bulan Agustus 1958, di masa awal berdirinya Indonesia sebagai sebuah negara, secara berkala personel terpilih dari TNI AL kala itu bernama Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) diberangkatkan ke Eropa.

Baca Juga: Blak-blakan Ungkap Status Hubungannya dengan Karen Nijsen, Gading Marten: Sekarang Memang...

Setidaknya ada 110 personel yang diboyong ke Eropa Timur kala itu untuk mempelajari seluk beluk kapal selam.

Tugas kapal selam memang jauh dari publikasi, serta jarang terlihat oleh kawan maupun lawan.

Selama beroperasi di Indonesia, banyak kapal selam yang ditugaskan dalam operasi senyap.

Para personil yang bertugas juga harus senyap dan penuh dedikasi yang tinggi.

Mereka pun ditempa untuk bertanggung jawab dalam setiap misi yang diemban termasuk menjunjung tinggi kehormatan prajurit.

Baca Juga: Ujian Datang Silih Berganti, Konflik Orang Tuanya Belum Kelar, Kini Nama Putri Delina Digunakan untuk Modus Penipuan: Hati-hati, Kami Tidak Pernah Beri Giveaway

Kompas TV
Kompas TV

Pidato Presiden Soekarno di atas Kapal Selam

Hingga titik akhir sekalipun para personel dibekali semangat pantang menyerah saat mengemban tugas.

Melansir dari Kotan.co.id, semboyan Wira Ananta Rudira sendiri dipakai sebagai motto korps kapal selam RI sejak tahun 1961.

Merujuk jejaknya dalam sejumlah literatur, motto Wira Ananta Rudira diusulkan oleh Laksma TNI (Purn) R P Poernomo.

Baca Juga: 8 Tahun Lalu Terlibat Kecelakaan Maut Bareng Dul Jaelani, Gadis Ini Sekarang Sudah Beranjak Dewasa, Intip Potretnya

Ia pernah menjadi sebagai Komandan Sekolah Kapal Selam pertama pada 1959.

Wira Ananta Rudira berarti Tabah Sampai Akhir dan resmi digunakan Korps Kapal Selam sejak 16 Maret 1961 hingga saat ini.

Dalam buku: 50 Tahun Pengabdian Hiu Kencana 1959-2009 disebutkan bahwa Poernomo mendapatkan satu kata yang dapat mewakili semua sifat korps kapal selam yaitu tabah.

Menurutnya, orang yang tabah tidak akan takut, karena ia berani. Orang yang tabah tidak akan menyerah, karena ia ulet. Orang yang tabah tidak terburu-buru, karena ia sabar.

Orang yang tabah tidak akan kehilangan akal, karena ia tenang. Orang yang tabah tidak akan mundur, karena ia teguh.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 di Dunia Masih Merajalela, Israel Justru Tidak Mewajibkan Warganya Pakai Masker, Berikut Alasannya

Poernomo menjelaskan semboyan Tabah Sampai Akhir harus dimiliki setiap personel Korps Kapal Selam Indonesia, sebab orang yang tabah;

Tidak akan takut karena berani,Tidak akan menyerah karena ulet,Tidak akan terburu-buru karena sabar,Tidak akan kehilangan karena tenang,Tidak akan mundur karena teguh.

(*)

Tag

Editor : Nicolaus

Sumber Kontan.co.id, harian kompas