Find Us On Social Media :

Berpaling ke Thailand Setelah Berguru pada Soeharto, Militer Myanmar Ternyata Gagal Meniru Kunci Utama 'The Smiling General' Berkuasa: Mereka Tidak Ada Rasa Percaya!

Soeharto dan Jendral Min Aung Hlaing Myanmar

Gridhot.ID - Kudeta pemerintahan oleh pihak militer terjadi di Myanmar pada 1 Februari 2021 lalu.

Mengutip Kompas.com, situasi politik di Myanmar memanas setelah pemimpin de facto negara itu, Aung San Suu Kyi ditahan oleh pihak militer pada 1 Februari.

Suu Kyi dan sejumlah tokoh senior dari partai National League for Democracy (NLD) ditangkap dalam sebuah penggerebekan.

Baca Juga: Dicap Masyarakat Sebagai Penjahat Kemanusiaan, Pimpinan Junta Militer Myanmar Tetap Bakal Hadiri KTT ASEAN, Kubu Aung San Suu Kyi Siap Lakukan Ini!

Penahanan Suu Kyi dan politikus dari partai NLD terjadi setelah ketegangan yang meningkat selama beberapa hari terakhir antara pemerintahan sipil dengan militer.

Militer Myanmar yang dikenal sebagai Tatmadaw, menuduh NLD telah mencurangi hasil Pemilu November 2020, sehingga bisa menang telak. 

Mengutip Intisari online, Maret lalu, enam pekan setelah militer melancarkan kudeta di Myanmar, Panglima TNI Hadi Tjahjanto menawarkan kerja sama tentang "bagaimana membangun angkatan bersenjata profesional dalam konteks demokrasi."

Baca Juga: Militer Myanmar Tembak Mati Kapten Klub Liga Myanmar U-21, Total Hampir 400 Rakyat Sipil Tewas di Tangan Para Prajurit yang Kudeta Negara

Nanun, tawaran baik Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto diabaikan saat itu.