Find Us On Social Media :

Orderan Sate Misterius Bawa Petaka, Driver Ojol Ini Harus Kehilangan Anaknya, Berawal dari Bawa Pulang Paket yang Ditolak Penerima, Ini Kronologinya

Pelayat datang ke rumah duka Senin (26/4/2021)

Gridhot.ID - Nasib tragis menimpa keluarga Bandiman (36) seorang driver ojek online atau ojol asal Yogyakarta

Mengutip Kompas.com, Bandiman harus kehilangan anaknya dan sang istri dirawat di rumah sakit setelah mengkonsumsi sate.

Mulanya Bandiman yang merupakan warga Salakan, Kalurahan Bangunharjo, Kapanewon Sewon, Bantul itu mendapat orderan offline dari seorang perempuan di masjid sekitar Stadion Mandala Krida, Minggu (25/4/2021).

Baca Juga: Tatapan Matanya Kosong dan Butiran Tasbihnya Bertaburan, Driver Ojol Ini Berulang Kali Sebut Asma Allah di Detik-detik Akhir Sebelum Ajal Menjemput, Saksi: Semoga Husnul Khotimah

Perempuan ini meminta Bandiman mengirimkan 2 bungkus sate ke sebuah rumah di Kecamatan Kasihan, Bantul.

Sesampainya di alamat tujuan, Bandiman menelepon Tomy yang merupakan penerima makanan tersebut.

Ketika ditelepon, Tomy sedang berada di luar kota dan yang berada di rumah hanya sang istri.

Baca Juga: Buat Masyarakat Tak Ketakutan Lagi Bepergian, Menhub Siap Koordinasi Vaksinasi Covid-19 untuk Driver Ojol hingga Pilot, Berikut Skema dan Jadwalnya!

Merasa tidak kenal dengan pemesan dan tidak order takjil, paket tersebut diberikan kepada Bandiman.

Sesampainya di rumah, Bandiman lalu menyantap sate ayam lontong bersama istri dan dua anaknya.

Saat itu, Bandiman dan anak pertamanya hanya menyantap dua tusuk sate ayam tanpa bumbu.

Sementara Titik Rini (33) dan anaknya, Naba Faiz Prasetya (8) menyantap sate bersama bumbunya.

Setelah menyantap sate tersebut, Titik dan Naba merasa pahit dan tiba-tiba langsung tergeletak.

Baca Juga: Bergelantungan di JPO Saat Hendak Nekat Bunuh Diri, Nyawa Gadis Ini Terselamatkan Berkat Aksi Heroik Driver Ojol: Nggak Tau Sebabnya, Pokoknya Saya Angkat Dulu

Keduanya kemudian dibawa ke RSUD Kota Yogyakarta.

Nahas anak kedua Bandiman meninggal dunia Minggu malam, dan Titik bisa diselamatkan oleh tim medis.

Melansir TribunJogja.com, korban diketahui masih duduk di bangku SD Muhamadiyah IV Karangkajen, Sewon, Bantul.

Bandiman sama sekali tak menyangka orderan makanan yang diterimanya akan membuatnya kehilangan buah hatinya.

"Biaya Rp 25.000, tetapi oleh perempuan itu diberi Rp 30.000," ujar Kapolsek Sewon Kompol Suyanto, Senin (26/04/2021).

"Pak Bandiman sama anaknya yang pertama makan dua tusuk sate ayam, tetapi tidak terjadi masalah," katanya.

Berdasarkan keterangan Bandiman, ujar Suyanto, dia dan anak pertama tidak memakan bumbu satenya.

Hanya istri dan anak kedua yang jadi korban yang memakan bumbu sate tersebut.

"Saat makan bumbu satenya, anak dan istrinya (Bandiman) itu merasa pahit sekali, kemudian muntah-muntah, terus jatuh, lalu dibawa ke rumah sakit," jelas Suyanto.

Baca Juga: Bikin Kesal Pengguna Aplikasi, Pelanggan dan 16 Driver Ojol di Manila Jadi Korban Prank Order Fiktif, Kerugian Total Pesanan Mencapai Lebih dari Rp 500 Ribu

Belum Pastikan Ada Racun

Polisi belum bisa memastikan apakah bumbu sate yang dikonsumsi korban mengandung racun atau tidak.

Saat ini pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan makanan.

Jajaran Polsek Sewon juga berkoordinasi dengan Polsek Umbulharjo, berkaitan dengan lokasi Bandiman menerima makanan tersebut.

"Sisa makanan sudah kami amankan dan diperiksa, diuji dulu. Hari ini petugas bersama puskemas melakukan olah TKP. Kami koordinasi dengan Polsek Umbulharjo," kata Kapolsek, Senin (26/04/2021).

Terkait dugaan pembunuhan, pihaknya juga enggan berkomentar karena masih fokus melakukan penyelidikan.

Menanggapi hal ini, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah DIY, dr Joko Murdiyanto, enggan banyak berkomentar.

"Perlu dicek di laboratorium, saya enggak berani berkomentar, ini kasus yang sensitif. Tugas polisi mengamankan itu, cek di laboratorium bahan-bahannya," ungkap Joko kepada TribunJogja.com, Senin (26/4/2021).

Ia menambahkan, sebagai pelajaran dari kasus ini, pemerintah harus mulai memikirkan regulasi terkait makanan pesan antar.

Sebab, jika tidak berhati-hati, dapat memakan korban sebagaimana kasus ini.

Baca Juga: Diiming-imingi Bayaran Rp 300 Ribu, Nasib Tukang Ojek Ini Justru Bernasib Pilu, Menangis Terisak Tak Sadar Motornya Dibawa Kabur Penumpang

"Zaman sekarang itu harus hati-hati. (Makanan) itu dari mana kita enggak tahu. Warung makan yang menyediakan pesan antar itu datanya harus betul-betul jelas, ini kan susah,” bebernya.

"Untuk kehati-hatianan, harus ada regulasinya karena ini berdampak pada keselamatan orang. Warung makan yang menerima pesanan harus cek betul yang mengirim dan sebagainya. Keamanan pangan harus terjamin," sambung Joko.

Joko mencontohkan, regulasi terkait pemberian obat kepada pasien.

Yang mana sudah memiliki beberapa aturan ketat, semisal harus diserahkan oleh seorang apoteker, data pasien harus jelas, terdapat tanggal lahir pasien, ada penjelasan efek samping obat, dan sebagainya.

"Pemerintah harus memikirkan. Karena tugasnya melindungi masyarakat. Di balik semua kemudahan-kemudahan itu kita harus lebih berhati-hati," ujar dia.

(*)