Find Us On Social Media :

32.000 Orang Tewas Dalam Sekejap, Inilah Hari Paling Mematikan di Dunia yang Terjadi Sepanjang Sejarah, Tsunami Covid-19 India jadi Pemicunya

Petugas kesehatan di India melakukan kremasi pada jenazah.

Gridhot.ID - Saat ini India tengah menjadi sorotan dunia, karena lonjakan kasus Covid-19 yang begitu dasyat di negara Asia Selatan itu.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, pertemuan massal, rendahnya tingkat vaksinasi, dan varian baru virus corona yang ganas menyebabkan kasus Covid-19 di India melonjak parah.

Dilansir Kompas.com, WHO menyebutkan, kombinasi ketiga penyebab tersebut menjadi "badai sempurna" yang membuat gelombang kedua Covid-19 yang mematikan di India.

Baca Juga: Sempat Mencak-mencak dan Labrak Pelakor di Medsos, Ratu FTV Ini Akhirnya Justru Rela Dimadu Suaminya, Alasannya Menyentuh Hati

Pada Sabtu (1 Mei) mencatat lebih dari 400.000 kasus baru virus corona dalam 24 jam untuk pertama kalinya, juga negara pertama yang memiliki kasus harian sebanyak itu

Keadaan India semakin hari semakin memburuk setelah terjangan tsunami Covid-19 gelombang kedua ini.

Kasusnya hingga sekarang sudah melebihi 18 juta.

Baca Juga: Kelewat Tajir dengan Koleksi Kendaraan Mewahnya, Pria Ini Sampai Pernah Lupa Beli Mobil Tunai Seharga Rp 1,2 Miliar, Baru Sadar Saat Barangnya Diantar ke Rumah

Selama 24 jam teraksir, India tak hanya memiliki jumlah kasus harian tertinggi di dunia, tetapi memiliki jumlah kematian yang cukup tinggi.

Hal ini membuat India memecahkan rekor sebagai negara dengan penyebaran Covid-19 tertinggi setelah AS dan China.

Bahakn menurut Reuters, ada hari di mana negara itu tercatata memiliki ribuan kematian dalam sehari.

Sehingga membuatnya mendapat julukan sebagai hari paling mematikan di dunia.

Menurut Reuters, pada 27 April, dianggap sebagai hari paling mematikan di India sejauh ini.

Baca Juga: Cuek Tanpa Riasan Tebal yang Biasanya Melekat di Wajahnya, Begini Potret Krisdayanti Saat Tak Pakai Make Up, Kantung Mata yang Gelap Hiasi Parasnya

Negara Asia Selatan itu mencatatkan kematian sebanyak 3200 kematian pada hari itu saja.

Membuatnya memiliki jumlah kematian lebih dari 20.000 kasus dengan 201.187 per tanggal 28 April.

Juga pada 27 April, India memiliki lebih dari 360.000 infeksi baru.

Baca Juga: Ayu Ting Ting Foto Nemplok ke Arya Saloka, Putri Anne Langsung Diwanti-wanti Supaya Tak Senasib dengan Nagita Slavina, Netizen: Tiati Pelakor

Rekor tertinggi di dunia untuk jumlah kasus per hari menjadikan total negara Asia Selatan hampir 18 juta kasus peringkat kedua di dunia, setelah Amerika.

Gelombang kedua Covid-19 yang disebarkan oleh India sangat cepat.

Negara Asia Selatan itu menambahkan setidaknya 300.000 kasus setiap hari, menyebabkan "runtuhnya" sistem kesehatan dan tempat kremasi di dalam negeri. 

Para ahli mengatakan bahwa jumlah sebenarnya dari infeksi dan kematian Covid-19 di India mungkin lebih tinggi.

Orang yang terinfeksi Covid-19, banyak dengan kesulitan bernapas, bergegas ke kuil di pinggiran kota untuk meminta oksigen yang sangat langka.

Baca Juga: Supaya Tetap Bisa Hidup, Sule Kecil Terpaksa Tak Akui Ayah Kandungnya, Sang Pelawak: Karena Banyak Anak Emak Saya yang Setelah Lahir Meninggal

Rumah sakit di dan sekitar New Delhi mengatakan banyak oksigen masih kurang, meski berjanji untuk menambah pasokan.

"Kami menghabiskan sepanjang hari mengurangi tingkat oksigen di ventilator dan peralatan lain saat tangki berada pada tingkat yang mengkhawatirkan," kata Dr. Devlina Chakravarty, dari Rumah Sakit Artemis, pinggiran kota Gurugram. 

"Kami melakukan ratusan panggilan telepon dan SMS setiap hari untuk mendapatkan jumlah standar oksigen per hari," katanya.

Baca Juga: Makin Tua Makin Kinyis-kinyis, Potret Terbaru Regina, Mantan Istri Farhat Abbas Bikin Geleng-geleng Kepala, Awet Muda Bak ABG

Manish Prakash, direktur eksekutif Rumah Sakit Mayom, juga di kota Gurugram, mengatakan kepada televisi NDTV.

Bahwa rumah sakit berhenti menerima pasien kecuali orang tersebut membawa tangki oksigen.

Arvind Kejriwal, perdana menteri Delhi, mengatakan bahwa semakin banyak orang yang terinfeksi, memberikan tekanan.

"Gelombang penularan ini sangat berbahaya. Sangat menular dan penderita tidak bisa sembuh dengan cepat. Dalam kondisi ini, penderita perlu ditempatkan di ruang perawatan intensif," kata Kejriwal.(*)