Nyawanya Nyaris Melayang, Telepon Ibu dan Soto Tidak Enak Jadi Penyelamat, 2 Gadis Ini Selamat dari Jeratan Maut Pembunuhan Berantai di Kulon Progo

Minggu, 06 Juni 2021 | 08:42
via tribunjogja.com

Dalam kurun waktu sebelas hari, ditemukan 2 orang wanita muda korban pembunuhan berantai di Kulon Progo.

GridHot.ID - Aksi pembunuhan berantai lewat soto beracun dilakukan seorang pemuda asal Pedukuhan Bujidan, Kelurahan Tawangsari, Kapanewon Pengasih, Kulon Progo.

Melansir Tribun-video.com, dalam aksinya, ia menargetkan empat wanita untuk menjadi korbannya.

Namun, upaya pembunuhan berhasil dilakukannya kepada dua wanita dari empat yang ia targetkan.

Baca Juga: Izin Beli Susu Anak Ternyata Jadi Teman Kencan Berbayar, Terungkap Motif Pembunuhan Wanita Tanpa Kepala di Rumah Kosong, Suami Korban: Saya Cari Tapi Tidak Ketemu

Aksi pembunuhan ini dilakukan pelaku berinisial NAF (21) terhadap dua wanita muda.

Dilansir dari Kompas.com, dua korban meninggal yakni Takdir Sunariati (22), asal Pedukuhan Paingan, Kalurahan Sendangsari, Kapanewon Pengasih; dan Desi Sri Diantari (22), asal Pedukuhan Gadingan, Wates.

Sedangkan dua calon korban yang selamat adalah R (21), asal Kalurahan Tawangsari, Kapanewon Pengasih; dan C (22), warga Bagelen, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.

Baca Juga: Minta Ibunda Larrisa Chou Klarifikasi, Istri Ustaz Arifin Ilham: Fitnah dan Pembunuhan Karakter untuk Alvin dan Keluarga Besar Azzikra

“Kedua orang ini selamat. Namun, sesuai pengakuan pelaku, yakni tersangka NAF yang mengaku memang ada niatan hal (kejahatan) tersebut,” kata Kasat Reskrim Polres Kulon Progo AKP Munarso, Kamis (3/6/2021).

NAF beraksi dengan cara memberi minuman oplos kepada korban terlebih dahulu, lalu membunuhnya dan membawa lari barang milik korban.

Munarso menceritakan, R nyaris menjadi korban sebelum kasus jenazah Desi ditemukan. Di sebuah warung, R sempat makan soto yang sudah diberi minuman oplosan obat flu.

Meski sempat menyantapnya sedikit, R tetap merasa lemas dan pusing. Kesempatan itu dimanfaatkan pelaku untuk mengambil diam-diam gawai milik R.

"Karena merasa soto tidak enak maka tidak jadi dimakan. Pencuriannya sudah terjadi karena HP ini sudah berpindah ke saku pelaku," kata Munarso.

R sadar dengan kenekatan NAF, ponsel pun kembali dan kasus selesai begitu saja.

Baca Juga: Gara-gara Ingin Memiliki Tongkat Soekarno, Politikus Ini Tewas di Tangan Paranormal Psikopat, Tubuhnya Dipotong-potong dan Dicor Semen

Calon korban lain bernama C merupakan mantan kakak kelasnya semasa sekolah.

NAF bahkan nekat melancarkan aksi kepada C beberapa jam sebelum kejahatannya terhadap Takdir, korban yang meninggal dunia pada 2 April 2021.

NAF dan C hanya jalan keliling-keliling sepanjang siang hari.

“Karena C terus dihubungi ibunya, maka tidak lama. Modusnya, pelaku membawa ke tempat sunyi tapi belum menemukan tempat yang pas karena C terus ditelepon ibunya," katanya.

C pun selamat.

Baca Juga: Bersiap Rasakan Dinginnya Lantai Penjara 18 Tahun Lamanya, John Kei Cuma Bisa Pasrah: Saya Serahkan Kepada Tuhan Karena Saya Bukan Pembunuh

Penjelasan yang disampaikan mereka yang selamat ini menjadi keterangan yang menguatkan bahwa kasus ini pembunuhan berantai dan terencana.

Polisi pun menjerat NAF dengan ancaman hukuman mati ataupun hukuman seumur hidup.“(Karena itu) kasus dengan tersangka NAF ini dapat dikatakan pelaku pembunuhan berantai, karena ada dua korban meninggal. Namun, sebelum kejadian yang mengakibatkan korban, pelaku sudah melakukan hal serupa pada calon korban (lain),” kata Munarso.(*)

Tag

Editor : Desy Kurniasari

Sumber Kompas.com, Tribun-video.com