Find Us On Social Media :

Bikin Pemain Kebingungan, Panitia Penyelenggara Pertandingan Indonesia VS UAE Putar Lagu Kebangsaan Malaysia Saat Timnas Indonesia Main, KBRI Mencak-mencak Tak Terima

Ekspresi kebingungan para pemain timnas Indonesia ketika tahu panitia pelaksana laga kontra Uni Emirat Arab justru memutar lagu kebangsaan Malaysia, di Stadion Zabeel, Dubai, Jumat (11/6/2021).

Gridhot.ID - Baru-baru ini peristiwa menghebohkan terjadi di tengah pertandingan sepakbola persahabatan antara Timnas Indonesia dengan Timnas Uni Emirat Arab.

Peristiwa tersebut terjadi karena diputarnya lagu kebangsaan Malaysia saat pertandingan Timnas Indonesia vs Uni Emirat Arab.

Dilansir Gridhot.ID dari instagram KBRI dituliskan padahal ingin menyanyikan lagu Indonesia Raya, malah lagu Negaraku milik Malaysia yang terdengar.

Baca Juga: Liburan ke Bali, Maia Estianty Tetiba Bertemu dengan Luna Maya, Mantan Ariel NOAH Sebut 'Bawa Suami' pada Istri Irwan Mussry, Siapa?

Kejadian ini terjadi saat Timnas Indonesia melakoni partai pamungkas kualifikasi Piala Dunia 2020 zona Asia pada Jumat (11/6/2021) di Stadion Zabeel, Uni Emirat Arab (UEA).

Peristiwa ini lantas membuat pemain dan superter Tim Merah Putih bingung.

Staf Timnas Indonesia dan para penggemar pun langsung melayangkan protes terhadap penyelenggara.

Baca Juga: Kelewat Ikut Campur, Mbak You Akhirnya Dilabrak Artis Gara-gara Ramalannya Jadi Kenyataan, Siapa?

KBRI Abu Dhabi bahkan menyampaikan protesnya lewan akun Instagram resmi.

"So #embarassing , @uaefa played Malaysian national anthem."

"Pleaaaaseeee do check before you play the song!!!!"

"Tonight it's #indonesia vs #UAE , not Malaysia!!!!" "Our song is #indonesiaraya you can google it or ask us at #kbriabudhabi and #kjridubai," tulis akun resmi Instagram KBRI Abu Dhabi.

Baca Juga: Nino Galau, Upaya Ricky Merusak Hubungannya dengan Elsa Mulai Berhasil, Berikut Sinopsis Sinetron Ikatan Cinta Sabtu 12 Juni 2021

Walau bertetangga, Indonesia dan Malaysia sering terlibat konflik.

Misalnya ketika Malaysia mengklaim warisan kebudayaan Indonesia seperti batik reyok ponoroga, dan sebagainya.

Dalam sepak bola, kedua negara juga saling menyerang dan sindir.

Baca Juga: Ogah Rujuk dengan Gisel, Gading Marten Justru Beberkan Akar dari Perceraiannya dengan Kekasih Wijin: Mau Pulang Udah Bete

Bahkan sebutan 'Ganyang Malaysia' sering terdengar ketika kedua Timnas bertanding.

Ternyata ada sejarah dibalik ucapan 'Ganyang Malaysia' itu.

Di mana istilah ”Ganyang Malaysia” dilahirkan Bung Karno.

Dilansir dari kompas.com pada Sabtu (12/6/2021), pada saat itu, Presiden pertama RI itu sangat murka ketika dalam demonstrasi anti-Indonesia di Kuala Lumpur pada 17 Desember 1963.

Di mana para demonstran menyerbu gedung KBRI, lalu merobek- robek foto Soekarno, dan membawa lambang Garuda Pancasila ke hadapan PM Malaysia waktu itu, Tunku Abdul Rahman, dan memaksanya menginjak lambang Garuda tersebut.

Baca Juga: Saling Teriak, Elsa dan Andin Berdebat Sengit di Lobby Kantor Aldebaran, Berikut Sinopis Sinetron Ikatan Cinta Sabtu 12 Juni 2021

Kemurkaan itu lantas dia sampaikan saat berpidato.

Kalau kita lapar itu biasa. Kalau kita malu, itu juga biasa. Namun, kalau kita lapar atau malu itu karena Malaysia, kurang ajar!"

"Kerahkan pasukan ke Kalimantan, hajar cecunguk Malayan itu! Pukul dan sikat, jangan sampai tanah dan udara kita diinjak-injak Malaysian keparat itu.”

Baca Juga: Marah Sampai ke Ubun-ubun, Ayah Askara Tak Terima Dituding Selingkuh hingga Somasi Nindy Ayunda, Kuasa Hukum: Saya Tunggu 1x24 Jam

Doakan aku, aku akan berangkat ke medan juang sebagai patriot bangsa, sebagai martir bangsa, dan sebagai peluru bangsa yang tak mau diinjak-injak harga dirinya."

Serukan, serukan ke seluruh pelosok negeri bahwa kita akan bersatu untuk melawan kehinaan ini."

"Kita akan membalas perlakuan ini dan kita tunjukkan bahwa kita masih memiliki gigi yang kuat dan kita juga masih memiliki martabat.”

Yoo... ayooo... kita ganyang. Ganyang Malaysia! Ganyang Malaysia!"

"Bulatkan tekad. Semangat kita baja. Peluru kita banyak. Nyawa kita banyak. Bila perlu satoe- satoe!”

Sejak pidato Bung Karno itu, gerakan Ganyang Malaysia pun meledak ke seluruh negeri hingga saat ini.(*)