Find Us On Social Media :

Di Balik Keindahannya Menyimpan Legenda, Pesona Lokasi Wisata Pantai Siung Gunung Kidul, Surganya Para Pecinta Cilimbing

Pantai Siung dan Legenda Siung Kera

Gridhot.ID - Indonesia adalah salah satu negara yang dikenal dengan lokasi wisata pantainya.

Salah satu daerah di Indonesia yang dikenal lokasi wisata pantainya yang indah yaitu Gunung Kidul, Yogyakarta.

Dilansir Gridhot.ID dari TribunTravel.com, dari deretan pantai-pantai selatan Gunung Kidul, ada pantai yang terkenal dengan batu karangnya.

Baca Juga: Pengen Saingi Boomingnya BTS Meal Mc Donals, Restoran Ayam Siap Saji Ini Bakal Buat Kolaborasi Bareng Game Hingga Anime, Mendadak Banjir Usulan dari Netizen

Bukan untuk dilihat, tapi dirayapi alias dipanjat.

Ya, Pantai Siung namanya. Pantai ini kaya akan karang-karang raksasa.

Tebing karangnya memiliki 250 jalur pemanjatan, juga tempat tepat untuk menikmati panorama pantai.

Baca Juga: Potensi Gempa Bumi dan Tsunami di Laut Selatan Jatim Buat Netizen Ketakutan, Mbak You Mendadak Ungkap Ramalannya yang Dulu-dulu: Walaupun Saya Tahu...

Pantai Siung terletak di sebuah wilayah terpencil di Kabupaten Gunung Kidul, tepatnya sebelah selatan Kecamatan Tepus.

Jaraknya sekitar 70 km dari pusat kota Yogyakarta.

Hanya saja untuk menuju ke sini lebih baik menggunakan kendaraan pribadi.

Batu karang yang menjadi dasar penamaan pantai ini berlokasi agak menjorok ke lautan.

Nama pantai diambil dari bentuk batu karang yang menurut Wastoyo, seorang sesepuh setempat, menyerupai gigi kera atau Siung Wanara.

Baca Juga: Kembali Perkuat Jajaran BUMN, Setelah Abdee Slank, Erick Thohir Angkat Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo Jadi Komisaris Utama PT.Inalum

Hingga kini, batu karang ini masih bisa dinikmati keindahannya.

Kala ombak besar menerpanya, air yang menyusuri celah-celah karang menyajikan pemandangan dramatis.

Karang gigi kera yang hingga kini masih tahan dari gerusan ombak lautan ini turut menjadi saksi kejayaan wilayah Siung di masa lalu.

Baca Juga: Raut Kesedihan Tergores di Wajah Bahagianya, Anak Angelina Sondakh Rayakan Kelulusan Sekolah Ditemani 2 Wanita Cantik Ini, Keanu Massaid Diajak ke Tempat Penuh Makna

Menurut cerita Wastoyo, wilayah Siung pada masa para wali menjadi salah satu pusat perdagangan di wilayah Gunung Kidul.

Tak jauh dari pantai, tepatnya di wilayah Winangun, berdiri sebuah pasar.

Di tempat ini pula, berdiam Nyai Kami dan Nyai Podi, istri abdi dalem Kraton Yogyakarta dan Surakarta.

Sebagian besar warga Siung saat itu berprofesi sebagai petani garam.

Mereka mengandalkan air laut dan kekayaan garamnya sebagai sumber penghidupan.

Baca Juga: Bikin Pemain Kebingungan, Panitia Penyelenggara Pertandingan Indonesia VS UAE Putar Lagu Kebangsaan Malaysia Saat Timnas Indonesia Main, KBRI Mencak-mencak Tak Terima

Garam yang dihasilkan oleh warga Siung inilah yang saat itu menjadi barang dagangan utama di pasar Winangun.

Meski kaya beragam jenis ikan, tak banyak warga yang berani melaut saat itu. Umumnya, mereka hanya mencari ikan di tepian.

Keadaan berangsur sepi ketika pasar Winangun, menurut penuturan Wastoyo, diboyong ke Yogyakarta.

Baca Juga: Kabar Terbaru Ayah Kandung Nagita Slavina yang Tinggal Sendirian, Diam-diam Posting Video Ini Hingga Jadi Sorotan, Netizen: Opa Kurusan...

Pasar pindahan dari Winangun ini konon di Yogyakarta dinamai Jowinangun, singkatan dari Jobo Winangun atau di luar wilayah Winangun.

Warga setempat kehilangan mata pencaharian dan tak banyak lagi orang yang datang ke wilayah ini.

Tidak jelas usaha apa yang ditempuh penduduk setempat untuk bertahan hidup.

Di tengah masa sepi itulah, keindahan batu karang Pantai Siung kembali berperan.

Sekitar tahun 1989, grup pecinta alam dari Jepang memanfaatkan tebing-tebing karang yang berada di sebelah barat pantai sebagai arena panjat tebing.

Baca Juga: Dulu Sempat Musuhan Hingga Tak Saling Tegur Sapa, Begini Sekarang Hubungan Ayu Ting Ting dan Jessica Iskandar

Kemudian, pada dekade 90-an, berlangsung kompetisi Asian Climbing Gathering yang kembali memanfaatkan tebing karang Pantai Siung sebagai arena perlombaan.

Sejak itulah, popularitas Pantai Siung mulai pulih lagi.

Kini, sebanyak 250 jalur pemanjatan terdapat di Pantai Siung, memfasilitasi penggemar olah raga panjat tebing.

Baca Juga: Jiwa Ibunya Meronta-ronta, Ratu Rizky Nabila Kecewa Anaknya Diaqiqah Tanpa Alfath Fathier: Tolong Adil, Ini Anakmu, Darah Dagingmu

Jalur itu kemungkinan masih bisa ditambah, melihat adanya aturan untuk dapat meneruskan jalur yang ada dengan seijin pembuat jalur sebelumnya.

Banyak pihak telah memanfaatkan jalur pemanjatan di pantai ini.

Fasilitas lain juga mendukung kegiatan panjat tebing adalah tempat berkemah yang berada di sebelah timur pantai.

Di tempat ini, tenda-tenda bisa didirikan dan acara api unggun bisa digelar untuk melewatkan malam.

Syarat menggunakannya hanya satu, tidak merusak lingkungan dan mengganggu habitat penyu, seperti tertulis dalam sebuah papan peringatan.

Baca Juga: Tinggal Tunggu Kapoknya, Warganet Penghina Orangtua Rizky Billar dan Orangtua Lesti Kejora Akan Diseret ke Polisi, Sang Aktor: Saya Mau Kasih Pelajaran

Tak jauh dari tempat berkemah itu terdapat sebuah rumah panggung kayu yang bisa dimanfaatkan sebagai base camp, sebuah pilihan selain mendirikan tenda.

Ukuran base camp cukup besar, cukup untuk 10 - 15 orang. Bentuk rumah panggung membuat mata semakin leluasa menikmati keindahan pantai.

Cukup dengan berbicara pada warga setempat, mungkin dengan disertai beberapa rupiah, base camp ini sudah bisa digunakan untuk bermalam.

Baca Juga: Liburan ke Bali, Maia Estianty Tetiba Bertemu dengan Luna Maya, Mantan Ariel NOAH Sebut 'Bawa Suami' pada Istri Irwan Mussry, Siapa?

Saat malam atau kala sepi pengunjung, sekelompok kera ekor panjang akan turun dari puncak tebing karang menuju pantai.

Kera ekor panjang yang kini makin langka masih banyak dijumpai di pantai ini.

Keberadaan kera ekor panjang ini mungkin juga menjadi salah satu alasan mengapa batu karang yang menjadi dasar penamaan dipadankan bentuknya dengan gigi kera, bukan jenis hewan lainnya.(*)