Mendadak Minta Negara Perbarui Peralatan Keamanan, BIN Sebut Indonesia Sedang Dimata-matai Satelit Asing, Berikut Pernyataan Resminya

Rabu, 16 Juni 2021 | 18:25
Istimewa

Instansi Badan Intelijen Negara (BIN)

Gridhot.ID - Baru-baru ini BIN menerima saran untuk memperbarui peralatannya.

Pasalnya BIN mengendus adanya satelit mata-mata asing yang memantau Indonesia.

Dilansir dari Tribunnews.com, dikabarkan nenerapa peralatan negara sedang dimata-matai oleh satelit asing.

Baca Juga: Ramai Dihujat Karena Diduga Nyinyiri Penampilan Fisik Nagita Slavina, Ayah Rozak: Orang Tua Mana yang Nggak Sakit Hati Anaknya Dihujat!

Namun, BIN tidak merinci dan menyebut peralatan negara milik instansi mana yang dimata-matai satelit asing tersebut.

Deputi VII Badan Intelijen Negara (BIN), Wawan Hari Purwanto mengatakan permasalahan tersebut perlu menjadi perhatian bersama supaya ke depannya tidak terjadi kebocoran.

"Ini harus menjadi perhatian kita semua bagaimana bisa menciptakan satelit sendiri sehingga tidak bergantung kepada satelit pihak lain yang akhirnya terjadi kebocoran-kebocoran," ujar Wawan saat diskusi virtual Persatuan Alumni GMNI, Selasa (15/6/2021).

Baca Juga: Lowongan Kerja BUMN 2021 PT Sucofindo, Simak Syarat Lengkapnya Berikut Ini

Selain itu, Wawan juga mengingatkan agar semua pihak benar-benar bisa memperhatikan sistem keamanan nasional.

"Jadi penguasaan teknologi menjadi demikian penting supaya semua pihak memperhatikan dari sistem keamanan nasional," ujar dia.

Menurut Wawan, saat ini ancaman paling nyata di dalam negeri adalah soal radikalisme. Media sosial kata dia yang menjadi alat penyebarannya.

"Masalah radikalisme, media sosial disinyalir menjadi inkubator radikalisme, khususnya generasi muda. Kecenderungan ini dikuatkan survei BNPT terbaru bahwa 85 persen generasi milenial rentan terpapar radiklisme. Kondisi ini patut menjadi perhatian bersama mengingat Indonesia sedang menghadapi bonus demografi," ujar Wawan.

Dilansir dari TribunTimur, ancaman lain yang patut diperhatikan yakni mengenai gerakan separatisme di Papua.

Baca Juga: Raffi Ahmad Bongkar Isi DM dan Temukan Fakta Ini, Nagita Slavina Beri Respon Tak Terduga: Aku Sih Enggak Buka

Wawan menyebut, separatisme di Papua merupakan salah satu ancaman yang dapat menciptakan disintegrasi bangsa.

Selain merongrong kewibawaan negara, kata Wawan, kelompok separatisme terindikasi menjadi salah satu sumber konflik dalam pembangunan di Papua.

"Dan ini kita lakukan upaya penanganan secara komprehensif dan berkelanjutan tanpa menghambat upaya membangun Papua secara cepat supaya mengejar ketertinggalan dari provinsi lain," kata Wawan.

Baca Juga: Ogah Tsunami Covid-19 India Makin Menggila, Gadis 19 Tahun Ini Pilih Keliling ke Pelosok Desa Demi Musnahkan Mitos Virus Corona Adalah Roh Jahat yang Rasuki Umat Manusia

Selanjutnya, serangan siber turut serta masuk dalam daftar ancaman nasional.

Wawan menilai, ancaman siber menjadi hal yang sulit dihindari di tengah masifnya penetrasi internet.

Terlebih, pemahaman mengenai keamanan siber masyarakat Indonesia masih perlu terus dilakukan pembenahan.

Selain itu, penyebaran hoaks tak luput menjadi ancaman nasional.

Penyebaran hoaks di media sosial lanjut Wawan juga perlu mendapat perhatian serius, terutama mengenai isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) yang masuk kategori sangat sensitif.

Baca Juga: Tinggalkan Calon Suami Lesti Kejora Begitu Saja, Mantan Kekasih Rizky Billar Kini Hidup Mentereng Setelah Dinikahi Pengusaha Tajir Melintir, Intip Profilnya yang Tak Kalah Mentereng dari Sang Pedangdut

"Penyebaran kabar terkait isu sensitif tersebut akan berdampak luas karena sifat media sosial yang mampu menyebarkan informasi secara cepat dan tidak terjangkau," ujar Wawan.

Kemudian, Wawan menyebut SARA menjadi ancaman nasional yang perlu diantisipasi.

Beberapa kasus SARA yang sering mengemuka antara lain sentimen keagamaan, konflik antar etnis, rasisme terhadap etnis tertentu, situasi di Papua maupun konlfik antara Syiah dan Sunni.

Baca Juga: Resmi Diumumkan, Simak Aturan Ujian SKD CPNS 2021 Beserta Kisi-kisi Soal TWK, TIU dan TKP, Pelajari dari Sekarang!

Ia menegaskan, isu sensitif tersebut menjadi ancaman serius karena dapat menimbulkan konflik horizontal. T

erakhir, ancaman pandemi Covid-19. Alasannya, pandemi Covid-19 berpotensi mengancaman masyarakat luas.

"Pelonjakan kasus Covid-19 berpotensi mengancam keselamatan masyarakat, memperburuk resesi ekonomi, mengakibatkan lumpuhnya fasilitas-fasilitas kesehatan, terhambatnya pendidikan dan gelombang pengangguran yang semakin masif," kata dia.(*)

Tag

Editor : Nicolaus

Sumber Tribunnews.com, TribunTimur