Gridhot.ID-Perkembangan varian virus corona kini makin bervariasi.
Bahkan, varian terbaru virus corona kembali membuat beberapa negara lumpuh penanganannya.
Salah satu yang mengalaminya adalah Indonesia.
Dilansir dari Kompas.com, rumah sakit di Indonesia mulai penuh dan pasokan oksigen mulai menipis di tengah upaya pemerintah menekan penyebaran virus dengan melaksanakan PPKM darurat.
Vaksinasi juga terus digalakkan oleh pemerintah yang berupaya mempercepat vaksinasi seluruh masyarakat.
Namun upaya ini tidak akan berhasil tanpa patuhnya masyarakat.
Baca Juga: Tinggalkan Anak Seorang Diri, Ini Keinginan Terakhir Jane Shalimar untuk Sang Putra Semata Wayang
Sebagai pengingat, berikut adalah kondisi yang memudahkan virus Corona menular, terutama varian baru yang lebih ganas.
Mengutip Kontan, virus Corona paling mudah menular pada kondisi ruangan tertutup.
Selain itu pertemuan tatap muka yang berlangsung lebih dari 15 menit juga berpotensi mudah menularkan virus, disertai interaksi jarak dekat.
Kondisi lainnya adalah berada di keramaian, serta aktivitas yang membuka risiko penyebaran percikan droplet.
Contohnya bernyanyi, berbicara, dan tertawa.
Makan bersama juga menjadi risiko penularan.
"Maka, penggunaan masker dengan benar dan konsisten adalah protokol kesehatan paling minimal yang perlu diterapkan semua orang saat ini, tanpa terkecuali," kata juru bicara Pemerintah untuk COVID-19 dr Reisa Broto Asmoro, Sabtu (3/7), dikutip dari Covid19.go.id.
Masker dua lapis
Saat ini masyarakat sudah digalakkan untuk memakai masker dua lapis agar semakin melindungi tidak ada virus yang masuk.
Dr Reisa menjelaskan cara menggunakan masker dua lapis yang benar.
Caranya, “Pertama bersihkan tangan terlebih dahulu, gunakan masker bedah sebagai lapisan pertama. Pastikan kawat tipis yang terdapat di bagian atas masker bedah ditekan ke arah wajah sehingga bentuknya mengikuti bentuk hidung," ujarnya.
Kemudian, lapisi dengan masker kain yang terdiri dari tiga lapis kain.
Dr Reisa menambahkan, pakailah masker kain yang ukurannya pas. Pastikan tali atau karet masker kain dikaitkan dengan baik pada telinga atau diikat di bagian belakang kepala.
Anda juga perlu embuskan napas dan merasakan apakah masih ada udara yang mengalir dari sisi atas dan sisi samping masker.
Baca Juga: Sejenis dengan Varian Delta, Berikut Fakta Virus Corona Varian Kappa yang Mulai Muncul di Jakarta
"Bila masih ada, atur kembali posisi dan kekencangan masker," imbuh dia.
Anda juga harus memastikan Anda tetap bisa bernapas dengan nyaman dan tidak merasa pusing serta berkunang-kunang karena memakai dua masker.
Masker juga harus diganti setiap empat jam sekali dan Anda hanya bisa membukanya bila tidak ada orang lain yang berjarak minimal 2 meter dari Anda.
Ingat selalu untuk cuci tangan sebelum dan sesudah membuka masker.
Masker bedah tetap harus dibuang setelah sekali pakai.
Sedangkan masker kain yang menjadi masker pelapis kedua masih dapat digunakan kembali tapi perlu dicuci dulu sampai bersih.
Cuci tangan
Langkah selanjutnya masih merupakan cara yang sama tapi efektif yaitu mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer.
Tindakan ini harus dilakukan berulang kali, terutama setelah menyentuh benda yang disentuh orang lain, contohnya gagang pintu atau pegangan tangan.
Menyentuh daerah wajah dengan tangan perlu dihindari.
“Dan ingat, pakai hand sanitizer bukan asal basah atau asal semprot. Tetap lakukan enam langkah seperti mencuci tangan dengan air dan sabun. Pastikan merata ke semua bagian tangan dan jari-jari," tegasnya.
Meski terlihat sederhana, mencuci tangan sangatlah ampuh bisa membunuh ribuan kuman yang ada di tangan tak hanya virus Corona.
Di rumah saja
Kemudian langkah pencegahan selanjutnya adalah agar hindari aktivitas di luar rumah.
Tahan keinginan Anda untuk melakukan aktivitas sosial dan mulai berinteraksi hanya dengan orang-orang yang tinggal serumah dengan Anda.
Ingat untuk terus jaga jarak minimal 2 meter jika harus meninggalkan rumah dan berinteraksi dengan orang lain.
Perhatikan kontak dengan orang lain meliputi berbagai hal seperti ventilasi udara, durasi, dan jarak interaksi untuk meminimalkan risiko penularan.
Kontak terbaik dengan orang lain adalah di ruang terbuka, dengan sirkulasi udara yang bagus.
"Jangan berlama-lama, to the point langsung ke inti interaksi atau percakapan dan selalu jaga jarak," kata dr Reisa.(*)