Find Us On Social Media :

Kondisi Indonesia Sedang Krisis Pandemi, Ibas Yudhoyono Lontarkan Kritik Pedas ke Pemerintah Soal Penanggulangan Covid-19, Sebut Indonesia Terancam jadi Bangsa Gagal

Ibas Yudhoyono

Gridhot.ID - Polemik permasalahan covid-19 di Indonesia makin hari makin berpengaruk ke segala aspek.

Hal ini memaksa pemerintah terus kerja keras untuk melakukan penanggulangan dan pencegahan.

Namun, sisi kelemahan pemerintah pun tak dapat terhindarkan.

Baca Juga: Puluhan Tahun 'Babak Belur' Dihujat Pelakor, Mayangsari Ngaku Sudah Kebal Makian Netizen: Mau Terima Saya Oke, Tidak Juga Nggak Masalah

Sehingga muncul kritik-kritik yang tertuju pada pemerintah dalam menanggulangi pandemi covid-19 ini.

Salah satu yang melakukan kritik adalah Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas).

Dilansir dari Tribunnews, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) sebut Indonesia Terancam jadi Bangsa Gagal, kritik ini pun jadi Sorotan.

Baca Juga: Babak Lanjutan Kasus Anak Rezky Adhitya, Wenny Ariani Curhat Soal Masa Lalunya dengan Suami Citra Kirana ke Peramal Ini: Ini Anak Gak Direncanakan!

Nama Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas, menjadi sorotan setelah melontarkan kritik pada pemerintah soal penanganan Covid-19.

Dalam kritiknya, Ibas menyinggung soal failed nation atau bangsa yang gagal.

Kritikan ini disampaikan Ibas sebagai respons atas melonjaknya kasus Covid-19 di Indonesia beberapa waktu terakhir, serta angka kematian yang relatif tinggi.

Dalam keterangannya, Ibas mengaku khawatir Indonesia disebut sebagai bangsa gagal karena tidak mampu menyelamatkan rakyatnya dari Covid-19.

"Begini ya, Covid-19 makin mengganas."

Baca Juga: Adiknya Meninggal Dunia Jelang Pernikahan, Artis Ini Minta Calon Ipar Ikhlas: Allah Punya Rencana Lain...

"Keluarga kita, sahabat kita dan orang-orang di lingkungan kita banyak yang terpapar bahkan meninggal dunia."

"Sampai kapan bangsa kita akan terus begini?"

"Jangan sampai negara kita disebut sebagai failed nation atau bangsa gagal akibat tidak mampu menyelamatkan rakyatnya," ujar Ibas dalam keterangannya, Rabu (7/7/2021), melansir Tribunnews.

Baca Juga: Jadi Salah Satu Penyebab Gagal Terima Vaksin, Fenomena Fobia Jarum Suntik Masih Banyak Dialami Masyarakat, Direktur Pusat Studi Psikologi Ubaya Beri Tips Mengatasinya

Lebih lanjut, Ibas menyoroti soal kelangkaan tabung oksigen di sejumlah wilayah Indonesia.

Ia menilai, kasus kelangkaan ini merupakan contoh terburuk.

"Bagaimana mungkin tabung oksigen disumbangkan ke negara lain, tapi saat rakyat sendiri membutuhkan, barangnya susah didapat,” katanya.

Tak hanya itu, Ibas menganggap pemerintah kurang mempersiapkan diri dalam menghadapi varian baru Covid-19.

Padahal, pandemi di Indonesia sudah memasuki tahun kedua.

Baca Juga: Dicegat Tak Boleh Melintas di Pos Penyekatan, Kesabaran Praka Izroi Dapat Pujian Setinggi Langit Meski Dapat Tekanan dari Polisi Berpakaian Preman, Netizen: Tampan dan Penyabar

Seharusnya, menurut Ibas, pemerintah bisa mengantisipasi adanya varian baru.

"Kan ada varian baru di negara lain."

"Kita tahu itu bukan tak mungkin masuk ke negara kita."

Baca Juga: 6 Bulan Ditinggalkan Syekh Ali Jaber, Ummu Fahad Bagikan Kabar bahagianya Bisa Wujudkan Cita-cita Mendiang Suaminya, Gelar Aqiqah Putrinya di 25 Kota

"Lalu muncul kasus-kasus baru, kemudian angka yang kita khawatirkan juga terjadi dan lain sebagainya," terang dia.

"Itu semua gejala-gejala yang rasanya mudah dibaca dan terkait dengan kesiapan kita dalam menyediakan kebutuhan medis."

"Tidak ada yang mendadak, karena pandemi kan sudah masuk tahun kedua, jadi harusnya bisa diantisipasi," imbuhnya.

Ibas juga meminta pemerintah agar tegas dalam mengambil keputusan soal vaksinasi Covid-19.

Ia mengatakan, pemerintah seharusnya segera menyiapkan vaksin yang lebih baik jika yang sebelumnya dinilai tak cukup manjur.

Lebih lanjut, Ibas juga menekankan percepatan vaksinasi di kota dan di desa atau daerah ekstrem penularan Covid-19 harus menjadi prioritas.

Baca Juga: Anak Gadis Bambang Trihatmodjo Terus Dikaitkan dengan Mendiang Adi Firansyah, Mayangsari Justru Merasa Tak Perlu Klarifikasi, Kenapa?

Harapannya, agar Indonesia bisa kembali hidup normal seperti negara lain.

"Sehingga kita bisa hidup normal lagi seperti negara lain, seperti beberapa negara di Eropa misalnya,’’ pungkasnya.(*)