Hepi menjelaskan, sebelum ia membawa pasien menuju rumah sakit, Hepi selalu memeriksa kondisi pasien terlebih dahulu sebelum berangkat.
Kondisi pasien yang diperiksa, seperti keluhan di tanda-tanda vital tubuh pasien, apakah pasien pernah memiliki riwayat sakit, hingga mengecek kondisi pasien apakah masih dalam kondisi hidup atau sudah meninggal.
Dengan begitu, kata Hepi, ia sudah dapat memperkirakan, apakah kondisi pasien semakin memburuk atau tetap stabil selama di perjalanan.
"Jadi kita dapat menyiapkan terlebih dahulu peralatan seperti apa yang harus kita siagakan didalam ambulance," jelas Hepi.
Selain itu, Hepi juga berbagi cerita menegangkan yang dialaminya saat membawa pasien Covid-19 menuju rumah sakit.
Yakni saat, ia membawa pasien dalam kondisi yang tidak stabil dan terkendala kemacetan saat dalam perjalanan.
Umumnya, kendala yang dialami adalah saat membawa pasien dalam jam sibuk kerja.
"Satu sisi kami harus bergerak cepat untuk sampai agar dapat menstabilkan kondisi pasien. Di sisi lain, kondisi jalan tidak mendukung ambulance untuk melaju lancar," terang Hepi.
Menurut Hepi, terkadang ada relawan yang membantu mereka membuka jalan agar ambulance dapat menembus kemacetan.
Namun jika tidak ada relawan yang mengawal di perjalan, upaya terakhir yang dilakukan adalah menyalakan sirine sebagai tanda bagi pengendara lain, agar ambulance dapat menembus padatnya kendaraan.