Find Us On Social Media :

Bikin Geger Negeri Pizza, Ilmuan Italia Kelabakan Buru Wanita Pasien Nol Corona yang Diduga Berada di Negaranya, Diduga Terpapar Sebelum Kasus Wuhan

Ilustrasi pasien corona.

Gridhot.ID - Kasus pandemi corona di dunia hingga kini masih menjadi momok bagi kebanyakan orang.

Bahkan baru-baru ini negara Italia yang dikabarkan berhasil pulih dari pandemi corona, kini kembali geger.

Sebelumnya, "pasien nol" Covid-19 China diburu, kini giliran "pasien nol" Covid-19 Italia yang diburu ilmuwan.

Baca Juga: Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rajiun, Ayahanda Krisdayanti dan Yuni Shara Meninggal Dunia di Bali, Istri Raul Lemos: Maafin Aku Nggak Nemenin Papa Pergi

Dilansir dari Kontan.co.id, "pasien nol" Covid-19 Italia tersebut diduga terpapar sebelum adanya kasus Wuhan.

Ilmuwan memburu seorang wanita di Italia setelah dia diduga "pasien nol" Covid-19 yang terpapar sebelum adanya kasus Wuhan.

Dia merupakan seorang wanita berusia 25 tahun yang pergi ke rumah sakit di Milan dengan mengeluhkan tenggorokannya kering dan kulitnya terluka.

Baca Juga: Ayya Renita Kepergok Tak Ucapkan Selamat, Glenca Chysara Malah Dapat Kado Ultah Istimewa dari Rendi Jhon Pemeran Ikatan Cinta yang Dikabarkan Dekat Dengannya

Wanita itu pergi ke rumah sakit pada November 2019, atau satu bulan sebelum virus corona terdeteksi di Wuhan.

Dalam penelitian yang dipublikasikan Januari, sampel kulit dari perempuan itu mengandung jejak corona, dan dites enam bulan pasca-kunjungan.

Analis menyatakan, temuan ini menunjukkan corona kemungkinan menyebar di China dan daerah lain jauh sebelum kasus di ibu kota Provinsi Hubei tersebut.

Kasus pertama corona yang diakui dunia terjadi di Pasar Seafood Huanan pada Desember 2019.

Studi lanjutan pada wanita tersebut berusaha membuktikan seberapa lama Covid-19 menyebar.

Baca Juga: Ayu Ting Ting Akan Lebih Sakit Hati, Lebih Nangis Lagi di Awal Tahun 2022, Sosok Pengusaha Ini Disebut Jadi Biang Keroknya

Namun, tidak ada yang tahu identitas terduga pasien nol itu, seperti diberitakan Daily Mail Selasa (13/7/2021).

Menurut The Wall Street Journal, fasilitas yang menangani wanita itu, Poliklinik Milan dan Rumah Sakit Milan juga tak punya data tentangnya.

Sementara Raffaele Gianotti, ahli dermatologi yang merawatnya, dilaporkan meninggal pada Maret.

Baca Juga: Jemawa! El Rumi Sebut Covid-19 Takut Padanya, Maia Estianty: Jangan Sombong Astaghfirullah...

Kematian Gianotti terjadi beberapa hari sebelum tim dari Badan Kesehatran Dunia (WHO) meminta data tambahan.

Karena itu, tim peneliti kemudian merekomendasikan pencarian kemungkinan kasus corona lain yang bisa memperlihatkan tanggal sebelum Wuhan.

Peneliti memeriksa kasus yang bisa memperkuat garis waktu penyebaran wabah sebelum di Hubei.

Agar bisa mendapatkan data yang akurat, para peneliti meminta bank darah di sejumlah negara untuk memberi sampel di akhir 2019 demi mendapat kekebalan virus corona.

Perempuan itu diduga pasien nol setelah pada Juni 2020, darahnya menunjukkan adanya kekebalan corona.

Baca Juga: Rezky Aditya Tak Hadiri Sidang Perdananya dengan Wenny Ariani, Ternyata Ini yang Dilakukan Suami Citra Kirana

Dr Gianotti sendiri sempat mengambil sampel kulit perempuan tanpa identitas itu pada 10 November 2019.

Italia dihantam kasus pertama pada Februari 2020. Dr Gianotti mulai mencari sampel kulit untuk melihat apakah ada jejak Covid-19.

Dia melakukan dua kali tes pada sampel tersebut.

Baca Juga: Mujurnya Nasib Widiyanti, 13 Tahun Lalu Mundur dari Pramugari Demi Nikahi Narji, Kini Hidup Bahagia Jadi Istri Miliarder

Keduanya menunjukkan duri dan cangkang protein virus itu.

Dua tes itu dijadikan pertimbangan oleh Dr Gianotti untuk mencari urutan virus, guna mendapat konfirmasi perempuan itu memang terpapar corona.

Dr Massimo Barberis, kolega Dr Gianotti mengatakan, "Yang saya kecewa itu satu. Kami tidak bisa menggelar tes ketiga pada kulit itu."

Dr Barberis mencatat, kasus pertama yang diakui oleh pemerintah Italia terungkap di kawasan utara.

Dr Barberis menduga si pasien nol ini terinfeksi oleh seseorang tanpa gejala, sebelum mengeluh sakit di November 2019.(*)