Gridhot.ID - Militer China kini sedang dikabarkan sedang ganas-ganasnya mempertahankan wilayah mereka.
Baru-baru ini dilansir dari Intisari-Online, China bahkan sampai mengklaim telah mengusir kapal penghancur milik Amerika Serikat di Laut China Selatan.
Selain itu, strategi baru disiapkan militer China untuk mencegah masuknya gangguan asing di wilayah laut mereka. Memanfaatkan pesawat tempur, militer China berusaha menyebarkan ranjau laut.
Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) baru-baru ini menugaskan pesawat pembom ke sebuah wilayah di Laut Bohai untuk melakukan latihan khusus penyebaran ranjau laut.
Berdasarkan laporan CCTV pada Minggu (11/7), pesawat yang dikirim adalah pembom JH-7 yang merupakan bagian dari Angkatan Penerbangan Angkatan Laut Komando Teater Utara PLA.
Laporan CCTV menyebutkan, selama latihan pesawat pembom JH-7 terbang dan bermanuver di atas laut untuk menghindari deteksi radar dan menembus pertahanan musuh.
Secara khusus, pesawat JH-7 juga menjatuhkan ranjau laut di area yang ditentukan, sebelum mereka kembali ke pangkalan untuk memasok amunisi dan bahan bakar.
Dilansir dari Global Times, menjatuhkan ranjau laut dengan pesawat bomber adalah cara yang sangat efisien untuk membentuk blokade yang mencakup wilayah laut yang luas.
Metode ini juga akan mampu menghalangi atau setidaknya memperlambat kapal perang musuh ke arah tertentu.
Musuh yang menyadari keberadaan ranjau juga akan membutuhkan waktu yang lama untuk menyapunya dari jalur mereka.
Di waktu yang bersamaan, pesawat bisa terus menebar ranjau dengan cepat.
Taktik seperti ini juga dinilai sangat ampuh untuk mencegah masuknya gangguan dari pihak lain dalam suatu konflik.
Militer China mungkin mempersiapkan taktik ini untuk menghadapi skenario terburuk jika berkonflik dengan Taiwan di masa mendatang.
Ranjau yang disebar di sekitar perairan Taiwan nantinya bisa menghambat laju dari Angkatan Laut bantuan, dari AS misalnya.
Momen seperti ini bisa dimanfaatkan dengan baik oleh militer China untuk menempatkan pasukan amfibi mereka di Taiwan.
Setelah berlatih menyebar ranjau, pesawat pembom JH-7 melanjutkan latihan serangan dengan peluru kendali pada malam harinya.
Latihan berturut-turut jelas bertujuan untuk menguji ketahanan pilot dan pesawat, termasuk menguji kesiapan dan kesigapan dukungan logistik dari pangkalan di darat.(*)