Tak Banyak yang Tau, Indra Rudiansyah, Orang Indonesia yang Terlibat Penemuan Vaksin AstraZeneca Ternyata Awalnya Sedang Teliti Hal Ini

Rabu, 21 Juli 2021 | 08:25
(foto: dok pribadi via kompas.com)

Ikut Terlibat dalam Penemuan Vaksin AstraZeneca, Sosok Mahasiswa Asal Indonesia Ini Ternyata Bukan Orang Sembarangan

GridHot.ID - Untuk menangkal virus Covid-19, kini dunia telah memiliki beberapa vaksin.

Salah satunya adalah AstraZeneca (AZ) yang berasal dari Inggris.

Vaksin Covid-19 AstraZeneca merupakan salah satu vaksin yang juga digunakan oleh Pemerintah Indonesia untuk program vaksinasi di Tanah Air.

Penemu vaksin ini adalah seorang ilmuwan yang bernama Sarah Gilbert.

Baca Juga: Ahok Sebut Sang Istri Nangis-nangis, Puput Nastiti Devi Diam-diam Hamil Anak Lagi, Namun Positif Covid-19 Sampai Membuatnya Salahkan Diri

Dilansir Gridhot.ID dari Kompas, Sarah Gilbert tak sendirian dalam proses menemukan vaksin AstraZeneca (AZ) untuk menangkal Covid-19.

Sosoknya menjadi sorotan saat hadir di lapangan Wimbledon untuk menonton pertandingan tenis hari pertama di zona Kerajaan Inggris.

Mendapat undangan secara khusus, Sarah Gilbert mendapat tepuk tangan dan standing ovation dari para penonton menjelang pertandingan pembuka.

Selain Sarah, rupanya ada orang Indonesia yang juga turut berperan dalam proses pembuata vaksin Covid-19 AstraZeneca.

Baca Juga: Gibran Rakabuming Raka Positif Covid-19 Usai Berkunjung ke Tempat-tempat Rawan, Begini Kondisi Jan Ethes dan Selvi Ananda

Diberitakan Kompas.com, disebutkan Indra Rudiansyah merupakan salah satu pemuda Indonesia yang terlibat langsung dalam proses pembuatan vaksin AstraZeneca.

Ia juga turut hadir dalam pertandingan tenis pertama di Lapangan Wimbledon, Inggris.

Mahasiswa di Universitas Oxford bergabung dengan tim untuk membantu uji klinis antibody response dari para relawan yang sudah divaksinasi.

Baca Juga: Kena Imbas Pandemi Covid-19 Hingga Membuat Pendapatannya Turun Drastis, Penyanyi Rossa Sampai Rela Lakukan Hal Ini Demi Gaji Karyawannya

Mahasiswa S3 ini awalnya ingin menyusun tesis tentang vaksin Malaria. Namun keterlibatannya dalam tim pembuatan Vaksin AstraZeneca merupakan kasus nyata dari penelitan vaksin untuk menyelamatkan banyak orang.

Indra Rudianysah memang sedang menjalani pendidikan S3 Clinical Medicine di Universitas Oxford dengan penelitian thesis terkait vaksin malaria.

"Biasanya untuk vaksin baru paling tidak memerlukan waktu lima tahun hingga tahapan ini," terang alumnus S2 Bioteknologi ITB dengan Fast Track Program tersebut.

Dalam prosesnya, studi dilakukan terhadap 560 orang dewasa yang sehat, termasuk 240 orang berusia di atas 70 tahun.

Baca Juga: Siap Dijual Eceran untuk Pemakaian Individu, PT Kimia Farma Siapkan Penjualan Vaksin di Klinik-kliniknya, Tahap Awal Hanya Bisa Diperoleh di Tempat-tempat Ini

Hasilnya, vaksin virus corona AstraZeneca lebih dapat ditoleransi pada orang yang lebih tua daripada orang dewasa muda.

Dikutip Gridhot.ID dari GridPop, lebih dari 600 juta dosis vaksin AstraZeneca kini telah dipasok ke 170 negara di seluruh dunia, termasuk 100 negara lebih yang tergabung dalam COVAX.

Meski harganya termurah, efikasi atau kemanjuran vaksin AstraZeneca cukup tinggi, termasuk mencegah infeksi Covid-19 varian Delta hingga 92 persen.

(*)

Tag

Editor : Dewi Lusmawati

Sumber kompas, GridPop.ID