GridHot.ID - Kasus infeksi virus Corona (Covid-19) di Indonesia meningkat drastis beberapa waktu belakangan ini.
Rumah sakit dan fasilitas kesehatan di sejumlah kota besar bahkan tak mampu lagi menampung pasien Covid-19 yang jumlahnya terus meningkat.
Akibatnya, pasien Covid-19 tanpa gejala dan bergejala ringan diminta untuk melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah, demi mengurangi beban rumah sakit.
Namun, isolasi mandiri tak selamanya berjalan mulus.
Baca Juga: Gampang Dicari, 3 Buah Ini Bantu Cegah Infeksi Virus Sampai Mampu Kuatkan Imun Tubuh
Terkadang pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri tak tertangani dengan baik dan akhirnya meninggal dunia.
Melansir TribunJakarta.com,kasus kematian pasien isolasi mandiri (isoman) di Kota Bekasi rata-rata sebanyak 17 orang per hari, hal itu dilihat dari data layanan penjemputan jenazah yang dilakukan BPBD.
Berdasarkan data hasil rekapitulasi harian tim penjemput jenazah Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi, total sudah ada 323 jenazah terlayani hingga 23 Juli 2021.
Data tersebut dihutung sejak pertama kali layanan jemput pasien Covid-19 meninggal dunia saat isoman dibuka pemerintah Kota Bekasi 5 Juli 2021 lalu.
Jika dihitung 5 sampai 23 Juli, total tim penjemput jenazah sudah melayani masyarakat selama 19 hari.
Jika dirata-ratakan ada 17 jenazah dikirim ke lokasi pemulasaraan dan dimakamkan di TPU Padurenan.
Rinto Butarbutar selaku anggota tim penjemput jenazah BPBD Kota Bekasi mengatakan, pihaknya sejauh ini hanya melayani penjemput jenazah pasien Covid-19 yang meninggal di rumah.
"Khusus layanan jemput jenazah, ada 7 unit ambulans (mobil jenazah) yang kami operasi bekerja 24 jam sejak kami beroperasi," kata Rinto.
Adapun jika dilihat dari grafik, jumlah kasus kematian pasien isoman cenderung menurun.
Kasus terbanyak terjadi pada 6 Juli 2021, di mana sebanyak 27 jenazah dijemput usai ditemukan meninggal dunia.
Pada 22 dan 23 Juli 2021, jumlah pasien Covid-19 meninggal dunia saat isoman menurun dratis masing-masing enam jenazah dijemput petugas.
Isolasi mandiri tanggung jawab negara
Melansir Kompas.com, Ketua Umum Perhimpunan Sarjana Kesehatan dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (Persakmi) Ridwan Amiruddin mengatakan, sebanyak1.200 lebih warga yang terpapar Covid-19 meninggal saat isolasi mandiri.
Ribuan orang tersebut, kata Ridwan, meninggal karena kondisinya tidak termonitor dengan baik dan tidak mendapat pelayanan optimal ketika kondisi kesehatan memburuk.
Padahal menurut Ridwan, orang-orang yang menjalani isolasi mandiri tetap harus diperhatikan. Dalam hal ini, pemerintah bertanggung jawab atas perawatan orang yang menjalani isolasi mandiri.
"Isolasi mandiri itu adalah tanggung jawab negara karena yang isolasi mandiri itu adalah warga yang sehat yang perlu penanganan juga karena setiap saat bisa mengalami perburukan dan berakhir dengan kematian," kata Ridwan dalam diskusi Polemik MNC Trijaya, Sabtu (24/7/2021).
(*)