Pepet Indonesia, Amerika Pasang Badan Lawan Tiongkok di Laut China Selatan, Menlu Retno Marsudi Bocorkan Sejumlah Kesepakatan

Rabu, 04 Agustus 2021 | 12:13
Kementrian Pertahanan RRC dan Presidential Palace

Indonesia kini mulai didekati Amerika Serikat untuk tekan pengaruh China di Laut China Selatan

Gridhot.ID - Meski sudah beberapa tahun berlalu, perang dingin di laut China selatan nyatanya masih terus memanas.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Indonesia telah beberapa kali ikut disenggol untuk ikut dalam 'pertempuran' wilayah tersebut, namun Indonesia sendiri seakan mengukuhkan posisinya yang netral dalam kondisi penuh konflik itu.

Namun kini, kekuatan Indonesia sepertinya mulai dipertimbangkan oleh pihak-pihak yang berseteru.

Dikutip Gridhot dari Kontan, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Selasa (3/8/2021) mengumumkan peluncuran "dialog strategis" dengan Indonesia.

Baca Juga: Syok Bukan Main Berat Badannya Sampai Overweight Kala Pandemi, Krisdayanti Rutin Lakukan Hal Tak Biasa Ini Hingga Berhasil Pangkas Bobotnya 8 Kilogram, Begini Tipsnya!

Washington menegaskan, kedua negara berkomitmen untuk bekerja sama dalam isu-isu yang mencakup mempertahankan kebebasan navigasi di Laut China Selatan.

Reuters yang melansir Departemen Luar Negeri AS memberitakan, dalam pertemuan di Washington, Blinken dan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi juga berkomitmen untuk bekerja sama melawan Covid-19 dan krisis iklim serta meningkatkan hubungan perdagangan dan ekonomi bilateral.

Indonesia adalah negara dan ekonomi terbesar di 10 anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), sebuah blok yang dilihat Washington sebagai kunci upayanya untuk menghadapi pengaruh China yang semakin besar di Asia.

Kedua belah pihak sepakat untuk membangun "kemitraan strategis" pada tahun 2015. Akan tetapi Blinken mengatakan kepada wartawan bahwa dialog baru sekarang benar-benar dimulai.

Baca Juga: Hot News! Rumah Tangga Donita Selama Ini Adem Ayem, Adi Nugroho Mendadak Ngaku Jarang Pulang ke Rumah, Ini Alasannya

“Indonesia adalah mitra demokrasi yang kuat bagi Amerika Serikat; kami bekerja sama di banyak bidang yang berbeda,” katanya, seraya menambahkan bahwa Washington menghargai suara kuat Jakarta di ASEAN.

Retno mengatakan kepada Blinken bahwa kemitraan yang kuat dengan Indonesia akan menjadi aset utama untuk meningkatkan keterlibatan AS di kawasan ini. Retno juga bilang, Amerika Serikat adalah salah satu mitra penting bagi ASEAN dalam menerapkan pandangan Indo-Pasifiknya.

“Adalah harapan saya, dan pemerintah Indonesia, untuk memajukan hubungan bilateral dengan AS, dari kesehatan ke SDGs, dari pendidikan, ekonomi, dan seterusnya,” katanya, menggunakan akronim untuk tujuan pembangunan berkelanjutan.

Sebuah pernyataan Departemen Luar Negeri AS pada pertemuan itu mengatakan, keduanya membahas langkah-langkah untuk pemulihan pandemi. Blinken mencatat Washington telah menyumbangkan 8 juta dosis vaksin ke Indonesia, dan kedua negara tersebut juga bekerja sama dalam oksigen dan terapi.

Baca Juga: Lowongan Kerja BUMN PT PANN Pembiayaan Maritim untuk Posisi Ini, Berikut Persyaratan dan Link Pendaftarannya

Retno dan Blinken juga menyatakan pandangan bersama tentang keamanan maritim dan berkomitmen untuk mempertahankan kebebasan navigasi di Laut China Selatan, dan melanjutkan kolaborasi dalam keamanan siber dan mencegah kejahatan siber.

Dikatakan Blinken memuji upaya Indonesia untuk mendukung negosiasi perdamaian Afghanistan dan menekankan pentingnya mengembalikan anggota ASEAN Myanmar ke jalan menuju demokrasi.

Terkalit masalah perubahan iklim, kedua belah pihak "membahas peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan ambisi iklimnya, tanpa ada rincian lebih lanjut.

Pembicaraan itu dilakukan sebelum Blinken berpartisipasi dalam pertemuan virtual dengan ASEAN, yang beberapa anggotanya memiliki klaim yang bersinggungan di Laut China Selatan dengan China. Beijing melihat hampir semua jalur air strategis sebagai miliknya dan telah membangun kekuatannya di sana.

Blinken bergabung dengan pertemuan selama seminggu dengan rekan-rekan regional. Ini merupakan bagian dari upaya AS untuk menunjukkan keseriusan dalam keterlibatannya dengan Asia Tenggara untuk melawan China.

Baca Juga: Mantan Suami Nikahi Artis Kartika Putri, Tengok Nasib Janda Habib Usman, Ria Tatu Banting Tulang Lakukan Hal Ini untuk Mengais Rezeki

Murray Hiebert, pakar Asia Tenggara di Pusat Studi Strategis dan Internasional Washington, mengatakan hanya ada sedikit waktu untuk mengembangkan perjanjian kemitraan strategis yang dicapai di bawah pemerintahan Obama sebelum mantan Presiden Donald Trump menjabat.

"Perjanjian seperti ini bukan prioritas bagi pemerintahannya," katanya tentang kesepakatan yang meluas ke beberapa domain, termasuk pertahanan, energi, dan hubungan ekonomi yang lebih luas.

"Membuat rincian di semua bidang ini akan memakan waktu dan membutuhkan fokus yang cukup besar oleh pejabat senior kebijakan luar negeri, pertahanan dan ekonomi," tandasnya.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Kompas.com, kontan