Gridhot.ID - Kini sedang viral baliho Puan Maharani yang muncul di berbagai kota di Indonesia.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, baliho tersebut muncul di sudut-sudut kota hingga akhirnya menjadi sorotan rakyat.
Namun adapula beberapa baliho yang langsung ditertibkan oleh aparat yang berwenang.
Foto berisi kegiatan penurunan atau pencopotan baliho Puan Maharani 'Kepak Sayap Kebhinekaan' viral di medsos.
Dikutip Gridhot dari Tribun Solo, dalam postingan itu menyebut pemberedelan baliho Ketua DPR RI sekaligus Ketua DPP PDIP itu, terjadi di Kabupaten Sukoharjo.
Di antaranya di medsos IG @infokaranganyar_iwk yang menyebut :
Sukoharjo keras luuur...
Baliho ditertibkan Satpol PP
Ada yang tau kenapa nyaaaa?
Untuk diketahui, baliho bergambar Puan Maharani tengah banyak menghiasi sejumlah jalan protokol di berbagai daerah, termasuk di Kota Makmur.
Kepala Satpol PP Sukoharjo Heru Indarjo, membenarkan adanya penurunan baliho itu.
"Itu kegiatan lama. Bulan lalu," katanya saat ditemui di Kantor Dinas Bupati Sukoharjo, Senin (16/8/2021).
Heru menuturkan, alasan pencopotan itu karena baliho tersebut terdapat logo partai politik.
Selain itu, baliho tersebut juga dipasang di white area.
"Ada tiga baliho yang kita copot. Itu di Dekat Terminal Sukoharjo, di Bulakrejo, dan di Jalan Ciu," jelasnya.
Selain baliho bergambar Puan Maharani, ada baliho bergambar Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto yang diturunkan.
"Kalau balihonya Airlangga itu di Dompilan," ujarnya.
Heru menuturkan, pemasangan baliho berlogo partai politik itu termasuk dalam alat peraga kampanye (APK), sehingga tidak boleh di pasang di white area.
"Sekarang dari DPP sudah mengganti hanya dengan gambar tokohnya saja," ujarnya.
"Kalau tidak memakai logo tidak apa-apa. Karena mereka itu kan penjabat negara, dan untuk iklan layanan masyarakat saja," jelasnya.
Harga Baliho Fantastis
Akhir-akhir ini baliho bergambar Puan Maharani membanjiri pinggir jalan strategis di Kota Solo.
Baliho tersebut bertuliskan 'Kepak Sayap Kebhinekaan' dengan latar belakang warnah merah dan sunset serta hiasan burung-burung terbang.
Baca Juga: Begini Reaksi Nia Ramadhani Saat Tahu Ardie Bakrie Alami Kecelakaan, Kuasa Hukum Ungkap Fakta Ini
Foto Puan menggunakan kebaya merah dengan rambut disanggul.
Sementara bawah jabatan Puan yang tertulis Ketua DPR RI dengan dilengkapi logo PDIP.
Lantas berapakah sebenarnya jumlah baliho Puan yang juga Ketua DPP PDIP itu di Solo?
Menurut pemilik Gage Design, Bambang Nugroho atau akrab dipanggil Bambang Gage, ada 45 titik baliho yang tersebar di Kota Bengawan.
"Ada di beberapa persimpangan dan di titik strategis kota Solo," katanya pada Kamis (5/8/2021).
Titik strategis itu antara lain :
1. Jalan Adi Sumarmo (exit tol Colomadu)2. Depan Terminal Tirtonadi3. Jalan Yos Sudarso4. Bundaran Tipes5. Jalan Letjen Suprapto6. Perempatan Warung Pelem7. Jalan Dr Radjiman Widyodiningrat8. Jalan Kapten Mulyadi9. Pasar Jongke10. Perempatan Banyuanyar
Baca Juga: Begini Reaksi Nia Ramadhani Saat Tahu Ardie Bakrie Alami Kecelakaan, Kuasa Hukum Ungkap Fakta Ini
Menurut dia, masih banyak titik lainnya di penjuru Kota Bengawan.
Bambang menuturkan selain 45 di Kota Solo, masih ada ratusan baliho lainnya yang tersebar di beberapa titik Sumatra dan Pulau Jawa.
"Ada sekitar 201 baliho, di Sumatra, Jawa Tengah dan Jogja," ujarnya.
Dirinya juga mengungkapkan bahwa selain baliho bertuliskan Kepak Sayap Kebhinekaan juga ada tema lainnya yang juga menggambarkan Puan Maharani.
"Ada juga yang bertemakan PPKM dan ucapan selamat lainnya," ungkapnya.
Berapa Harganya?
Sementara terpisah, dari informasi yang berhasil dihimpun TribunSolo.com, nilai baliho atau reklame di Kota Solo berkisar Rp 20-25 juta per buah dalam jangka waktu 2 bulan pemasangan.
Hal itu berdasarkan dengan nilai sewa reklame (NSR) yang dikenakan pajak oleh Pemkot Solo.
Serta menyesuaikan dengan ukuran, bahan baliho dan zona lokasi di lokasi strategis atau tidak.
Termasuk jika ada program diskon, sehingga bisa sewaktu-waktu mendapatkan potongan harga.
Dengan jumlah baliho 45 titik, sehingga bila dikalikan, maka harga total untuk baliho di Kota Solo paling sedikit saja bisa mencapai Rp 450 juta per bulan.
(*)