Covid-19 Varian Delta Mulai Disenggolkan ke Vaksin Merah Putih, Ketua Peneliti Bongkar Hasilnya yang Mengejutkan

Rabu, 18 Agustus 2021 | 20:13
Debi Aditya

(Ilustrasi) Pertamina Group Balikpapan kembali menggelar vaksin Gotong Royong.

Gridhot.ID - Indonesia kini memang sedang menggalakkan program vaksinasi covid-19.

Dikutip Gridhot dari Tribunnews, Pemerintah Indonesia kini berusaha mendatangkan berbagai merk vaksin covid-19 agar mempercepat herd immunity.

Selain mengimpor vaksin, Indonesia juga sedang mengembangkan vaksin Merah Putih buatan anak bangsa sendiri.

Baca Juga: Tak Menyesal Pernah Labrak Jennifer Dunn, Shafa Harris Datangi Rumah Ayahnya Hingga Bikin Konten Pakai Lagu 'Sugar Daddy', Sindir Ibu Tiri?

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, kini vaksin Merah Putih dengan platform inactivated virus atau berbasis virus yang dilemahkan mulai diujicobakan terhadap varian Delta (B.1617.2).

Ketua peneliti vaksin Merah Putih dari Universitas Airlangga (Unair) Fedik Abdul Rantam mengatakan, ada tujuh isolat virus yang disiapkan dalam pengujian.

"Kemarin kami lakukan uji tantang dengan varian Delta dan buktinya melalui WGS (whole genome sequencing) menunjukkan bahwa isolat yang kami gunakan di uji tantang itu adalah varian Delta," kata Fedik dalam konferensi pers melalui kanal YouTube BPOM, Rabu (18/8/2021).

Baca Juga: Kado Istimewa dari Kompas Gramedia, Kalbe dan BKKBN di Kemerdekaan RI Ke-76, Kolaborasi Sentra Vaksinasi Kompak Digelar Demi Atasi Pandemi

Fedik mengatakan, uji vaksin Merah Putih terhadap varian Corona sangat diperlukan karena saat ini tidak hanya varian Delta yang menyebar.

Menurut dia, dari hasil monitoring, calon vaksin Merah Putih mampu menetralisasi varian Corona dengan baik.

"Tidak hanya varian Delta, tapi Epsilon, Beta. Di Indonesia yang banyak Delta, kita memonitor calon vaksin kita itu apakah mengenali antibodi terhadap varian ini, dan sampai saat ini kemampuan netralisasi masih baik," ucap Fedik.

Adapun Unair merupakan salah satu anggota konsorsium pengembangan vaksin Merah Putih.

Baca Juga: Dicap Sebagai Penyanyi Papan Atas, Duta Sheila On 7 Ternyata Punya Hidup Sederhana, Ini Potret Rumahnya yang Jauh dari Kesan Megah

Unair telah melaksanakan riset vaksin dengan beberapa platform selain inactivated virus, yakni viral vector dengan adenovirus, dan platform peptide.

Ketiga platform tersebut masih berlanjut.

Sementara, platform inactivated virus selesai lebih awal untuk dilanjutkan ke uji praklinis dan uji klinik.

Sedangkan, Lembaga Biologi Molekuler Eijkman mengembangkan vaksin Merah Putih menggunakan platform protein rekombinan yang prosesnya lebih rumit dibandingkan dengan vaksin konvensional.

Baca Juga: Reyna Bahagia Bersama Andin dan Al, Nino Berharap Hal Ini, Berikut Sinopsis Sinetron Ikatan Cinta 18 Agustus 2021

Dikutip dari Kompas.id, selain efikasi yang tinggi, vaksin berbasis protein rekombinan juga memiliki keunggulan lain, yakni penyimpanannya tidak membutuhkan suhu minus, seperti vaksin berbasis mRNA.

Vaksin berbasis protein rekombinan bisa disimpan di suhu 4 derajat celsius.

Dengan kelebihan ini, vaksin protein rekombinan diharapkan bisa didistribusikan ke daerah pelosok tanpa tempat penyimpanan khusus, sebagaimana vaksin berbasis mRNA.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Kompas.com, tribunnews