Find Us On Social Media :

Gandeng Kunto Aji Pampang Karya di Pilar MRT, Perusahaan Ini Rela Tak Dapat Untung Demi Wadahi Kreasi Seniman Jakarta Saat Pandemi

Tiang MRT jadi wadah kerasi seniman Jakarta selama pandemi corona.

Dalam menjalankan bisnis, PT Trimedia Imaji Rekso Abadi tidak hanya memikirkan keuntungan semata. Secara sosial dan tata kota turut menjadi konsentrasi mereka. Hal ini pula yang membuat perusahaan ini mampu bertahan hingga 10 tahun.

Baca Juga: Perintah Keras Jokowi Muncul, Sang Presiden Minta Vaksin Covid-19 Harus Langsung Habis Sekalinya Datang, Para Pemimpin Dapat Peringatan Ini

Sebab, tak hanya memberikan value pada brand bahwa produk yang mereka tawarkan adalah produk premium tetapi juga bisa berdampak pada masyarakat dan Kota Jakarta. Kesuksesan dan kreatifitas yang luar biasa PT Trimedia Imaji Rekso Abadi ini tak lepas dari ketiga pendirinya.

Komarudin Fuad, Bachrein Fatihin dan Hendy Drajat masing-masing memiliki latar belakang di bidang periklanan dan kreatif dengan pengalaman matang. Sehingga dapat mendirikan PT Trimedia Imaji Rekso Abadi yang tetap kokoh meski diterpa kesulitan dan terus berinovasi melahirkan karya-karya eksklusif.

Komarudin Fuad sendiri mengaku perusahaannya terdampak pandemi Covid-19.

Baca Juga: Terbaring Sakit di Atas Kasur, Ayah Dinar Candy Beraksi Seperti Ini Dengar Kabar Anaknya Ditangkap Polisi Karena Berbikini

"Cobaan awal pandemi itu luar biasa dan itu pun kami sendiri bingung karena ini baru pertama kali dan dirasakan oleh semua company. Semua brand minta review kontraknya, itu momen paling menyedihkan. Pandemi tidak ada duanya," ujar Komarudin Fuad.

Jaris & K anak perusahaan PT Trimedia Imaji Rekso Abadi, salah satu agensi periklanan OOH terbaik di Jakarta ini tetap berusaha bertahan di masa pandemi dengan terus berinovasi, salah satunya revenue calculator. Strategi ini dilakukan dengan menyesuaikan biaya yang dimiliki oleh brand untuk kemudian dibuatkan iklan.

"Ketika pandemi ini, semua brand sebenarnya punya uang tapi terbatas. Bagaimana cara kita mengutilisasi uang terbatas mereka. Cara yang dilakukan yaitu revenue calculator. Jadi berapapun brand punya uangnya atau budget-nya kita ambil," jelas Komarudin.

Meski memakai strategi revenue calculator, Komarudin menegaskan bahwa secara value brand tidak dirugikan begitu pula bagi perusahaan.(*)