Find Us On Social Media :

Noda Kecil Makin Besar hingga Terkelupas, 2 Atlet China Ini Sampai Tak Berani Pegang Lagi Medali Emas Olimpiade Tokyo 2020 Miliknya, Terungkap Fakta Sebenarnya yang Bikin Syok

Postingan Zhu Xueying di media sosial

GridHot.ID - Minggu (8/8/2021) Olimpiade Tokyo 2020 secara resmi berakhir.

Melansir Tribunnews.com, selama berlangsungnya kompetisi olahraga di Olimpiade Tokyo 2020, banyak momen bersejarah dan rekor-rekor dunia yang terukir.

Sementara itu, dilansir dari TribunJateng.com, dua atlet China berkeluh kesah di media sosial.

Medali emas yang mereka dapatkan di Olimpiade Tokyo mulai berkurang kilauannya dan terkelupas.

Zhu Xueying, yang meraih medali emas dalam trampolin putri, membagikan foto medalinya di platform media sosial China Weibo.

Dia mengatakan bahan medalinya "terkelupas".

"Apakah medalimu ... terkelupas seperti ini?," tanyanya.

"Biar saya mengklarifikasi ini. Saya tidak bermaksud mengupasnya, saya hanya menemukan ada noda kecil di medali saya."

Baca Juga: Sudah Kantongi Bonus Rp 5,5 Miliar dari Jokowi, Greysia Polii Nekat Jualan di depan Jokowi, Begini Responnya Saat Ditawar Sang Presiden

"Saya pikir itu mungkin hanya kotoran, jadi saya menggosoknya dengan jari dan ternyata tidak ada yang berubah, jadi saya mengambilnya dan nodanya semakin besar," katanya, seperti dilansir Global Times.

Atlet China lainnya, Wang Shun, mengatakan medalinya juga mulai terkelupas.

Perenang yang memenangkan medali emas dalam medley 200 meter individu itu, mengatakan bahwa dia "tidak berani memegangnya lagi."

 

Medali yang diberikan pada pertandingan tahun ini dibuat dari perangkat elektronik daur ulang termasuk ponsel.

Dilansir Insider, sebagai tanggapan, Komite Olimpiade Internasional mengatakan bahan yang terkelupas itu hanya film pelindung dan tidak mempengaruhi kualitas medali itu sendiri.

Fakta Medali Emas di Olimpiade Tokyo: Kandungan Emas 1,2%, hingga Terbuat dari Bahan Daur Ulang

Medali emas selalu menjadi incaran utama para atlet Olimpiade.

Diberikan hanya untuk juara pertama, medali emas memberikan kebanggaan tersendiri, meskipun medali itu bukanlah 100 persen emas murni.

Dilansir Insider, faktanya, hanya 1,2 persen dari medali emas yang diberikan kepada juara Olimpiade Tokyo adalah emas.

Baca Juga: Mengandung Banyak Bawang, Lihat Apriyani Rahayu Bersimpuh dan Sujud di Kaki Sang Ayah, Perlakuan Greysia Polii Ini Malah Jadi Sorotan

98,8% bagian lainnya adalah perak, menurut Compound Interest, situs komunikasi sains yang meneliti campuran bahan kimia.

Medali emas Olimpiade Tokyo memiliki berat sekitar 0,54 kg.

Artinya, setiap medali emas hanya berisi sekitar 6,7 gram emas.

Saat Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil, medali emas juga mengandung sekitar 6 gram emas, CNN melaporkan, meskipun medali itu lebih ringan daripada yang diberikan di Tokyo.

Biasanya, medali emas berupa bagian dasar perak yang diselimuti lapisan emas tipis.

Hanya medali perak pada pertandingan tahun ini, yang beratnya sama dengan medali emas, yang seluruhnya dibuat dari perak.

Lebih ringan, medali perunggu memiliki berat 0,4 kg.

Perunggu adalah campuran tembaga dan timah.

Medali perunggu terdiri dari 95% tembaga dan 5% seng.

Medali terbuat dari ponsel daur ulang.

Baca Juga: Greysia Polii Bukan Asal Lari ke Pinggir Lapangan Untuk Ganti Raket yang Senarnya Putus, Ternyata Ada Teknik dan Strateginya, Ini Penjelasannya

Jepang membuat sendiri semua medalinya.

Ada 5.000 medali emas, perak, dan perunggu untuk Olimpiade Tokyo.

Medali-medali itu dibuat menggunakan perangkat elektronik daur ulang seperti ponsel yang disumbangkan oleh orang-orang di seluruh negeri.

Selama rentang waktu dua tahun, Proyek Medali Tokyo 2020 mengumpulkan 78.985 ton perangkat elektronik, termasuk 6,21 juta ponsel, dari seluruh Jepang.

Perangkat dipanaskan agar leleh untuk mengekstrak logam di dalamnya.

Hasil ekstraksi itu dihasilkan 32 kilogram emas, 3.500 kg perak, dan 2.200 kg perunggu.

Dibutuhkan hingga 40 ponsel untuk mengamankan satu gram emas, Compound Interest melaporkan.

Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah Olimpiade bahwa medali seluruhnya terbuat dari logam daur ulang.

Pada Olimpiade 2016 lalu, 30% medali perak berasal dari perak daur ulang dari suku cadang mobil dan kaca spion.

Baca Juga: Hot News! Inilah Ranomi Kromowidjojo, Atlet Renang Belanda Keturunan Jawa di Olimpiade Tokyo 2020, Sosok Leluhurnya Bikin Kaget

(*)