Bapaknya Dulu Orang Paling Disegani, Anak Kelima Muammar Gaddafi Justru Mati Tragis Hanya Sebatang Rokok yang Menemani, Begini Detik-detik Kematian Mantan Penguasa Libya yang Suka Hamburkan Uang

Rabu, 08 September 2021 | 17:25
Tangkap layar Youtube/Human Rights Investigations

Mutassim Gadaffi

GridHot.ID -Muammar Gaddafi merupakan seorang diktator Libya.

Ia menjadi dikatator selama lebih dari 40 tahun, sejak 1969 hingga 2011.

Melansir Kompas.com, Muammar Gaddafi yang memperoleh kekuasaannya melalui jalan kudeta pada akhirnya digulingkan oleh kelompok pemberontak hingga dibunuh setelah sempat hidup dalam persembunyian selama berbulan-bulan.

Pada 20 Oktober 2011, pemberontak menyerbu kota kelahiran Muammar Gaddafi di Mediterania, Sirte, di mana dia dan putranya Mutassim Gaddafi terbunuh.

Baca Juga: Masa Depan Myanmar Diprediksi Akan Suram, Kudeta Militer Kian Rumit, Tokoh Militer Nasibnya Bakal Berakhir Seperti Saddam Hussein dan Muammar Gaddafi

Mutassim Gaddafi

Mutassim Gaddafi merupakan putra diktator Libya, MuammarGaddafi.

Diaterkenal dengan gaya hidupnya yang mewah.

Melansir Daily Mail via Intisari-online.com, Mutassim yang kala hidup merupakan penasihat keamanan nasional ayahnya, pernah mengatakan kepada pacarnya, Talitha van Zon, bahwa dia menghabiskan £1,3 juta sebulan untuk kesenangan hedonistiknya.

Baca Juga: Dikenal Manusia Kebal Hukum Seumur Hidup, Vladimir Putin Kini Dihantui Buntut dari Penahanan Aktivis Rusia, Takut Mati Dibunuh Seperti Gaddafi

Dia terbang ke pulau Karibia St Barts setiap Natal menggunakan jet pribadinya membawa rombongan teman dan mengundang para bintang tamu top.

Mutassim menggelontorkan uang untuk membayar penyanyi seperti Beyoncé dan Mariah Carey agar mereka bernyanyi di pestanya.

Sementara para tamunya termasuk Jon Bon Jovi, Lindsay Lohan, hingga rapper Jay-Z.

Namun, meski menjalani kemewahan hidup seperti itu, menjelang kematiannya ia hanya ditemani sebotol air dan sebatang rokok.

Baca Juga: Dikenal 'Buas' Pimpin Negeri Beruang Merah, Vladimitr Putin Mendadak Ungkap Ketakutannya Bakal Mati Dibunuh Seperti Muammar Gaddafi, Ternyata Ini yang Jadi Penyebabnya!

Gadis yang disebut-sebut kekasihnya, melarikan diri dari Libya dengan kapal kemanusiaan ke Malta, setelah dia mengklaim tentara pemberontak mengancam akan membakarnya hidup-hidup.

Model glamor Belanda, Talitha van Zon, pun mengatakan dia dan Mutassim tidak lagi menjalin hubungan.

Setelah penangkapannya, beredar foto Mutassim sedang meneguk air dan merokok. Ia duduk bersandar di dinding.

Dia ditangkap ketika Sirte jatuh pada 20 Oktober 2011.

Baca Juga: Sandang Sebutan Pembelot Terbesar Sepanjang Sejarah, Inilah Sosok Ion Mihai Pacepa yang Berhasil Obrak Abrik Uni Soviet, Kepalanya Dihargai Sangat Mahal oleh Yasser Arafat dan Muammar Gaddafi

Komandan NTC di garis depan di Sirte dan pejabat di Tripoli mengklaim bahwa dia ditangkap ketika dia mencoba meninggalkan kota dengan mobil keluarga, dan dikirim ke Benghazi.

Putra kelima Gaddafi ini mengenakan pakaian bernoda darah tetapi tampaknya tidak terluka parah.

Tapi yang mengejutkan saat itu, gambar yang diambil beberapa menit kemudian menunjukkan dia justru tergeletak mati di atas tandu.

Mutassin tertembak di leher dan dada.

Serangkaian foto ponsel menimbulkan pertanyaan tentang kematian putra penguasa Libya yang digulingkan itu.

Baca Juga: Mama Rosa Jadi Target Teror, Aldebaran Selidiki Masa Lalu Keluarganya, Berikut Sinopsis Ikatan Cinta 8 September 2021

Para pejabat awalnya mengatakan Mutassim tewas dalam baku tembak selama serangan terakhir di Sirte.

Tetapi, sejumlah pernyataan saling bertentangan, mengatakan Mutassim ditangkap hidup-hidup setelah dia berusaha melarikan diri dari kota bersama ayahnya.

Gambar-gambar Mutassimm yang saat itu beredar membuktikan bahwa dia memang ditangkap hidup-hidup.

Kematian Mutassim Gaddafi pun meninggalkan berbagai misteri.

Baca Juga: Reyna Kritis, Nino Upayakan Kesembuhan Anaknya, Bagaimana dengan Aldebaran? Berikut Sinopsis Ikatan Cinta 8 September 2021

Seperti ayahnya, ia ditolak penguburannya dalam waktu sehari setelah kematian sesuai dengan hukum Islam.

Sementara itu, banyak kekayaan multi-miliar pound Kolonel Gaddafi tetap tidak terhitung setelah kematiannya.

Setelah kematiannya, sejumlah besar masih ada di tangan anggota keluarga tiran yang masih hidup.

Pendapatan besar negara itu dari minyak dan gas alam disedot oleh Gaddafi selama bertahun-tahun, dan disembunyikan di rekening bank di Dubai, Asia Tenggara dan Teluk Persia.

Jumlah lainnya kemungkinan berada di negara-negara tetangga seperti Aljazair yang digunakan sebagai tempat berlindung yang aman bagi istri dan anak-anak Gaddafi yang sudah dewasa, serta cucu-cucunya.

(*)

Tag

Editor : Siti Nur Qasanah

Sumber Kompas.com, intisari-online.com