Gridhot.ID - Di masa pandemi ini, beberapa pejabat dilaporkan mengalami kenaikan harta kekayaan.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com sebelumnya, Presiden Jokowi saja tercatat memiliki kenaikan nominal harta kekayaan hingga sebesar Rp 8,9 miliar selama pandemi covid-19.
Berbeda dari sang presiden, Menparekraf Sandiaga Uno justru 'kehilangan' harta kekayaannya.
Dikutip Gridhot dari Surya, Menparekraf RI Sandiaga Uno menjawab terkait pertanyaan media terkait harga kekayaannya yang justru merosot Rp 1,2 trilliun dalam kurun waktu dua tahun.
Pasalnya dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang diserahkan pada 13 Agustus 2018, harta Sandiaga yang kala itu menjadi calon wakil presiden tercatat berjumlah Rp 5,09 triliun. Kekayaan Sandiaga turun Rp 1,2 triliun dalam LHKPN yang disetor pada 31 Desember 2020 menjadi Rp 3,8 triliun.
Saat ditemui di Gedung Robotika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Kamis (16/9/2021), Menparekraf Sandiaga Uno menjelaskan mengapa kekayaannya justru merosot selama ini, setelah menduduki jabatan sebagai Menparekraf.
“Kita tentunya memberikan kontribusi kepada tugas kita sekarang di Kemenparekraf, dan tugas di Kemenparekraf ini luar biasa terkait 34 juta masyarakat yang menggantungkan hidupnya di sektor parekraf ini,” tegas Sandiaga Uno.
Menparekraf Sandiaga Uno turut hadir di Gedung Robotika ITS dalam rangka peluncuran 5G Experience Center ITS-Nokia-Indosat Oreedo.
Menurutnya, ia telah banyak diberikan karunia dari Allah SWT. Bahkan suami dari Nur Asia Uno tersebut mengaku tak pernah menghitung harta kekayaannya sendiri.
“Kalau saya ini, saya sudah mendapatkan luar biasa karunia dari Allah, jadi bagi kami rejeki itu sudah ditentukan oleh yang di atas. Saya juga nggak pernah menghitung,” tegasnya.
“Tapi tentunya ini menjadikan saya untuk semakin terpicu dan terpacu untuk kerja lebih keras lagi untuk kebangkitan ekonomi kreatif,” tambahnya.
Sebagaimana diketahui, bahwa baru-baru ini KPK mempublikasikan terkait LHKPN sejumlah pejabat negara di tataran menteri kabinet.
Dikutip dari Tribunnews.com, lembaga anti rasuah itu mencatat adanya pejabat negara yang mengalami kenaikan jumlah harta kekayaan selama pandemi Covid-19.
KPK mengungkapkan ada 58 persen menteri di Kabinet Indonesia Maju yang kekayaannya bertambah lebih dari Rp 1 miliar.
Sementara itu, 26 persen menteri kekayaannya bertambah kurang dari Rp 1 miliar dan hanya 3 persen pembantu Presiden Joko Widodo itu yang melaporkan kekayaannya turun.
Berikut ini sejumlah menteri Jokowi yang hartanya turun, adalah Menko PMK Muhadjir Effendy LHKPN dilapor 2019 Rp 81 miliar menjadi LHKPN dilapor 2020 Rp 72 miliar.
Kemudian Mendikbud-Ristek Nadiem Makarim yang terinci LHKPN dilapor 2019 Rp 1,2 triliun menjadi Rp 1,1 triliun dalam LHKPN 2020. Lalu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang dalam LHKPN dilapor 2019 Rp 216 miliar, sedangkan dalam LHKPN dilapor 2020 Rp 198 miliar.
Lalu Menteri BUMN Erick Thohir, di mana LHKPN dilapor 2019 tercatat Rp 2,316 triliun dan LHKPN dilapor 2020 Rp 2,312 triliun.
Kemudian, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono LHKPN dilapor 2019 sebanyak Rp 19 miliar dan LHKPN dilapor 2020 menjadi Rp 18 miliar.
Sebaliknya, untuk pembantu Presiden yang harta kekayaannya bertambah di antaranya Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono.
Semula, mantan Wakil Menteri Pertahanan itu memiliki harta sebanyak Rp 1,9 trilliun per 2019. Kemudian naik Rp 481.5 miliar menjadi Rp 2.4 trilliun per 31 Desember 2020.
Kemudian Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang hartanya meningkat Rp 23.3 miliar dari Rp 2.005.956.560.835 menjadi Rp 2.029.339.519.335.
Namun dari ke 34 menteri Jokowi ini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno menjadi menteri paling kaya.
(*)