Find Us On Social Media :

25 Hari Dirawat Setelah Dilumpuhkan Satgas Newangkawi, Pentolan KKB Papua Senat Soll Meninggal, RS Bhayangkara Ungkap Penyebab Kematian

Tokoh KKB Papua yang paling dicari tertangkap

Gridhot.ID - Pentolan KKB Papua, Senat Soll meninggal dunia di RS Bhayangkara, Jayapura, Minggu (26/9/2021).

Senat Soll meninggal sekitar pukul 22.30 WIT setelah sempat dirawat di ICU dan jenazahnya masih berada di RS Bhayangkara.

Direskrimum Polda Papua Kombes Faisal Rahmadani membenarkan kabar meninggalnya mantan anggota TNI AD itu.

Baca Juga: Sosok Bharada Muhammad Kurniadi Sutio, Brimob Asal Aceh yang Gugur Ditembak KKB Papua, Pimpinan Lamek Taplo Jadi Dalangnya

"Memang benar ada laporan tentang meninggalnya Senat Soll di RS Bhayangkara dan belum diketahui akan dimakamkan di mana," kata Faisal dilansir dari Kompas TV, Senin (27/9/2021).

Sebelumnya, Satgas Nemangkawi menangkap Senat Soll pada 2 September 2021 sekitar pukul 05.00 WIT.

Saat ditangkap, Senat mencoba menyerang dengan kapak sehingga aparat melumpuhkannya dengan tembakan di bagian kaki.

"Saat ditangkap, Senat Soll sempat melawan sehingga anggota terpaksa menembak dan terkena kaki bagian kanan," kata Faisal.

Baca Juga: 30 Jam Jalan Kaki ke Distrik Kiwirok, Satgas Nemangkawi 4 Kali Terlibat Baku Tembak, Gerak Cepat untuk Pukul Mundur KKB Papua

Mengutip Kompas.com, Kabid Dokkes Polda Papua Kombes dr Nariyana mengatakan Senat masuk RS Bhayangkara pada 2 September 2021 dengan kondisi luka tembak di paha kanan.

Dikatakan saat itu, ada pembuluh darah di belakang lutut Senat Soll kanan yang cukup besar robek.

"Kemudian kami lakukan perawatan dan pembersihan. Berjalannya waktu, pasien ini pada 9 September dipindahkan ke Brimob, tapi esok harinya pasien ini kembali ke RS Bhayangkara dengan keluhan yang sama, ada nyeri pada luka tembaknya. Kemudian dilakukan pembersihan ulang pada luka itu, ternyata begitu kami lihat ada banyak jaringan yang mati dan kami lakukan pembersihan," ujar Nariyana di Jayapura, Senin (27/9/2021).

Setelah dilakukan pemeriksaan ulang, sambung Nariyana, HB yang bersangkutan turun di bawah delapan.

Baca Juga: Tewas Diterjang Peluru Satgas Yonif 403/WP, Inilah Sosok Elly Bidana Komandan Batalyon KKB Papua, Lamek Taplo Umumkan Berita Kematian

Harus amputasi

Dari hasil konsultasi dengan dokter otopedi yang merawat, kalau jaringan yang mati ini semakin banyak maka direncakan dilakukan amputasi pada kaki kanan.

"Sebelum dilakukan amputasi, kami perbaiki keadaan tubuhnya, kami kasih tranfusi darah dengan harapan kalau kondisinya membaik maka kami lakukan amputasi. Pada 18 September 2021 dilakukan amputasi dan pasien ini sejak 14 September 2021 kami rawat di ruang ICU agar kondisinya lebih terkontrol," terang Nariyana.

Setelah diamputasi, kondisi Senat menurun dan kemudian dilakukan trafusi darah, tapi kondisinya tidak terjadi peningkatan.

"Kondisinya terus memburuk, dan kemarin pada jam 22.50 WIT, setelah kami lakukan tindakan penyelamatan, ternyata tidak tertolong," kata dia.

Baca Juga: 4 Jam Baku Tembak dengan TNI Hingga Prada Ansar Terluka, Inilah Rekam Kejahatan KKB Lamek Taplo, Teror Semakin Brutal Usai Anak Buahnya Ditangkap

Penyebab kematian

Nariyana meyatakan, tim dokter RS Bhayangkara telah melakukan analisa mengenai penyebab kematian Senat.

Dari hasil analisa, didapat kesimpulan bahwa dalam tubuh Senat sudah masuk bakteri akibat luka terbuka yang didapatnya saat tertembak.

"Setelah kami analisa dan kami diskusikan dengan dokter, ternyata pasien ini pada saat terkena tembakan pembuluh darahnya terbuka dan ada bakteri yang masuk dalam tubuh," kata dia.

Sebagai informasi, Senat merupakan mantan anggota TNI yang melarikan diri setelah terlibat dalam jual beli amunisi dengan KKB di Mimika pada 2018.

Baca Juga: Kecurigaan TNI Buahkan Hasil Nyata, Yonif Para Raider 501/BY Temukan Honai Persembunyian Senjata KKB Sabinus Waker, Begini Kronologinya

Ia melarikan diri ke Yahukimo dan melakukan sejumlah aksi kejahatan. Polda Papua mencatat, ada 12 daftar kejahatan yang melibatkan Senat.

Dalam aksi-aksi tersebut terdapat beberapa aksi pembunuhan yang menyebabkan 11 orang tewas.

Senat dipecat dari TNI pada 2019 sesuai Putusan Mahkamah Militer III Jayapura terkait jual beli amunisi dan senjata api di Kabupaten Mimika.

Saat itu, Senat tercatat sebagai prajurit TNI AD yang berdinas di Yonif 754/ENK dengan pangkat terakhir Prada.

Diberitakan Kompas.com, kelompok Senat pernah melakukan sejumlah penganiayaan yang mengakibatkan tewasnya aparat.

Baca Juga: Jatuh di Wilayah Markas KKB Papua Pimpinan Zakius, Penampakan Puing Pesawat Rimbun Air Bikin Syok, 3 Kru Ditemukan Meninggal Dunia

Diduga kuat dalang pembunuhan staf KPUD Yahukimo

Senat bersama kelompoknya disebut terlibat dalam kasus pembunuhan di Dekai pada tanggal 11, 20, dan 26 Agustus 2020.

Adapun salah satu korban pembunuhan Senat cs adalah, Hendry Jovinski yang merupakan Staf KPUD Yahukimo.

Setelah kejadian tersebut, polisi menerbitkan status DPO terhadap pelaku atas nama Ananias Yalak alias Senat Soll.

Menurut Kapolda Papua saat itu, Inspektur Jenderal (sekarang Komjen) Paulus Waterpauw, ada dugaan Senat membunuh korban karena frustrasi terhadap pemecatannya.

Baca Juga: Dipimpin Lamek Taplo, KKB Papua Bakar Truk dan Alat Berat Milik BUMN di Pegunungan Bintang, Jubir OPM Sebby Sambom: Aksi Ini Peringatan!

Berkomplot membakar ATM di Distrik Dekai

Sebulan setelah kasus tersebut, polisi berhasil mengamankan terduga pelaku bernama Arief Sonyap alias Koroway.

Arief diamankan saat acara bakti sosial di Sekretariat Komite Nasional Papua Barat (KNPB).

Tak hanya dalam kasus itu saja. Senat dan Arief sempat berkomplot dalam kasus pembakaran ATM di Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo pada 30 November 2019.

Polda Papua juga masih mengusut dugaan keterlibatan kelompok Senat dalam kasus yang menewaskan dua anggota TNI Yonif Linud 432 Kostrad di Dekai.

Karena selain menewaskan dua prajurit TNI, kelompok Senat juga membawa kabur dua pucuk senjata api organik beserta amunisinya.

(*)