Find Us On Social Media :

Puluhan Tahun Terlibat Perang Dingin Soal Perlombaan Senjata, AS Akhirnya Beri Pengakuan ke Rusia, Sanjung Teknologi Rudal Hipersonik Negeri Beruang Merah Lebih Canggih dan Mematikan

Contoh Rudal hipersonik milik Rusia

Rusia juga telah menggerakkan operasionalisasi sistem komando dan kontrol otomatis dari rudal Tsirkon (juga dieja sebagai Zirkon) yang dilihat sebagai versi Moskow dari ruang pertempuran berjaringan.

Evolusi dalam perang jaringan-sentris ditandai oleh China dengan 'Perang Inteligen'-nya.

Namun, rincian yang muncul dari tes Tsirkon pada 27 Agustus oleh Armada Utara telah mengungkapkan penggunaan Avtomatizirovannoy Systemi Upravleniya (ASU) yang unik.

Baca Juga: Begini Perjuangan Marshanda Demi Bisa Sembuh dari Penyakit Mental yang Selama Ini Ia Derita, Janda Ben Kasyafani Harus Jalani Terapi Tak Biasa yang Disebut Masih Ilegal di Indonesia

Tsirkon terbang hampir 10.000 km per jam, pada jarak hampir seratus kilometer, pada ketinggian 30-40 kilometer dari permukaan laut di mana hambatan udara rendah dan membawa hulu ledak 450 kg.

Pada pertengahan Agustus, Kepala Komando Strategis AS Charles Richard, berbicara pada simposium tahunan tentang pertahanan luar angkasa, mengakui bahwa teknologi hipersonik Rusia akan memberi Angkatan Laut Rusia keuntungan yang tak terbantahkan.

“Sistem sensor berbasis darat dan luar angkasa kami saat ini mungkin tidak dapat mengatasi deteksi dan pelacakan rudal ini. Saya harus mengakui bahwa Rusia adalah negara terkemuka di dunia dalam teknologi hipersonik. Dan jika perusahaan industri pertahanan kita dalam waktu singkat tidak menemukan cara untuk melawan mereka, kapal-kapal armada negara-negara NATO akan menjadi rentan,” kata Richard.(*)

 

Baca Juga: Ahmad Dhani Setengah Mati Pontang-panting Nafkahi Janda-janda Korban Tabrakan Dul Jaelani, Mulan Jameela Pastikan Lakukan Hal Ini untuk Suami