Gridhot.ID -Sekutu mantan pemimpin Al Qaeda Osama bin Laden, Amin-ul-Haq muncul di Afghanistan setelah Taliban menguasai negara tersebut pasca hengkangya pasukan AS.
Amin-ul-Haq kembali ke provinsi asalnya Nangarhar dan video munculnya tokoh penting Al Qaeda tersebar luas.
Dilansir Kompas.com dari India Today (31/8/2021), Amin-ul-Haq adalah pembantu dekat Osama bin Laden sebelum Osama bin Laden dibunuh pasukan AS di Abbottabad, Pakistan pada 2011.
Amin-ul-Haq juga merupakan penanggung jawab keamanan Osama bin Laden di Tora Bora sekaligus koordinator Pengawal Hitam, unit elit yang bertanggung jawab melindungi Osama bin Laden.
Mantan pejabat Direktur CIA, Michael Morrell mengatakan, pengambilalihan cepat Taliban di Afghanistan ketika AS menarik keluar pasukannya, menginspirasi para ekstremis di seluruh dunia.
Kelompok ekstremis, menurut dia, merayakan penarikan pasukan barat dari Afghanistan, saat AS memperingati 20 tahun serangan 9 September (9/11).
"Taliban mengatakan: kami tidak mengalahkan Amerika Serikat; kami mengalahkan NATO. Kami mengalahkan kekuatan militer terbesar di dunia yang pernah ada. Jadi ada perayaan yang sedang berlangsung," ujar Morrell menirukan Taliban kepada CBS "Face the Nation", Minggu (12/9/2021) melansirTribunJateng.com.
Menurut dia, Taliban yang mengambil alih Afghanistan dalam serangkaian peristiwa bulan lalu kini diduga melindungi Al Qaeda.
Hal itu juga bersamaan dengan munculnya pemimpin kelompok ekstremis Al Qaeda, Ayman al-Zawahri dalam video yang dirilis pada Sabtu (11/9), beberapa bulan setelah rumor menyebar bahwa dia telah meninggal.
"Bagaimana kita akan memastikan bahwa Al Qaeda tidak membangun kembali kemampuannya dan berencana menyerang kita lagi?" tukasnya.
Morrel berujar, pemerintah AS harus mengumpulkan intelijen yang memberi ketepatan yang dibutuhkan untuk melakukan serangan.
"(Bahkan) Drone perlu diberi tahu dengan tepat ke mana harus pergi," tandasnya.
Hal itu merujuk pada serangan pesawat tak berawak AS selama evakuasi warga di Afghanistan terhadap sebuah mobil.
Sebelumnya, Pentagon menyatakan kendaraan yang jadi sasaran membawa bahan peledak. Tapi, laporan meragukan klaim tersebut.
"Apa yang terjadi di sini perlu diselidiki," kata Morrell, yang menjabat 2 kali sebagai penjabat kepala CIA di bawah mantan Presiden Barack Obama, melansir NY Daily Mail.
Ia berharap, pemerintah Presiden AS Joe Biden mempublikasikan secara terbuka hasil penyelidikan terkait dengan apa yang sebenarnya terjadi dan jika AS membuat kesalahan.
Adapun pemimpin Al Qaeda, Ayman al-Zawahiri muncul lewat tayangan video setelah dirumorkan tewas pada November 2020.
Ayman al-Zawahiri menggantikan Osama Bin Laden yang tewas ditembak Navy SEALs AS di Pakistan pada 2011 silam.
Munculnya al-Zawahiri dikonfirmasi SITE Intelligence Group, organisasi di AS yang secara khusus melacak gerak-gerik milisi yang masuk dalam daftar teroris.
Direktur SITE, Rita Katz menyatakan, Al Qaeda mengunggah video selama 60 menit, menunjukkan bahwa si orang nomor satu masih hidup.
Video tersebut dipublikasikan media propaganda Al Qaeda, As-Sahab Media, dan berjudul Jerusalem will not be Judaized.
"Di tengah rumor mengenai kematiannya, pemimpin Al Qaeda Ayman al-Zawahiri tampil dalam video baru berdurasi 60 menit. Kali ini dia memberikan bukti bahwa dia tidak mati, khususnya merujuk ke peristiwa setelah Desember ketika rumor kematiannya muncul," tulis Katz di Twitter.
Ayman al-Zawahiri dalam video itu antara lain mengungkapkan penyerangan kelompok aliansi mereka, Hurras al-Deen terhadap pangkalan Rusia di Suriah pada 1 Januari 2021.
Video tersebut juga menggunakan beberapa klip dari media Taliban yang menunjukkan para kombatannya.
"Sinyal lain tentang pentingnya Taliban dalam narasi gerakan teror global sejak 9/11, dan bagaimana kemenangan Taliban di Afghanistan juga merupakan kemenangan Al Qaeda," sambung Katz.
Terorganisir
Menurut Katz, kelompok-kelompok media pro Al Qaeda membanjiri video itu dengan perayaan dan hasutan mengenai 9/11 dengan poster, video, tagar dan lain-lain.
"Itu adalah kampanye yang sangat terorganisir dan dipersiapkan dengan matang. Tidak seperti yang saya lihat di tahun-tahun sebelumnya," tutur Katz.
Selain itu, sayap media resmi Al Qaeda, As-Sahab, mengumumkan rilis terbarunya yang akan segera terbit, yang tampaknya berupa video.
Katz menuturkan, ketika Taliban menunjukkan wajah ramah untuk Barat, ikatan intrinsik kelompok tersebut dengan Al Qaeda tetaplah ada.
"Al-Qaeda telah menjelaskan bahwa bagi mereka, Emirat Islam yang baru adalah sebuah kemenangan, dan mereka adalah penerima manfaat dari itu," imbuh Katz.
Dilaporkan New York Post Minggu (12/9), Katz menyatakan al-Zawahiri menyebutkan mengenai penarikan pasukan AS dan sekutunya dari Afghanistan.
Namun dalam catatan SITE, pengganti Osama bin Laden itu sama sekali tidak menjabarkan kembalinya Taliban ke kekuasaan.
Selain itu, dalam penuturan Katz, ucapan al-Zawahiri mengenai penarikan tentara AS kemungkinan terjadi pada awal Februari 2020.
Saat itu, AS yang dipimpin Presiden Donald Trump menjalin kesepakatan dengan Taliban mengenai tanggal penarikan militer.
"Jadi, bisa diasumsikan dia sudah tewas, dengan kronologi antara atau malah setelah Januari 2021," paparnya.
Hanya saja, konfirmasi analisis tersebut membutuhkan laporan konfirmasi dari intelijen bahwa al-Zawahiri sudah terbunuh.
Katz melanjutkan, Al Qaeda menyatakan peringatan tragedi 11 September 2001 (9/11) merupakan acara yang positif.
Dia mencontohkan ada pendukung kelompok teroris yang menulis kepergian AS merupakan validasi dari Osama bin Laden.
"Mereka juga merayakan 9/11 'yang teberkati', dan menyerukan bahwa Afghanistan akan memasuki babak baru," tulis Katz.
(*)