Gridhot.ID - Kakek Suhud kini mendapat banyak sorotan dari berbagai pihak.
Dikutip Gridhot dari Grid.ID, Kakek Suduh menjadi perhatian setelah dirinya mendapat teguran dengan kata tidak mengenakkan oleh Baim Wong.
Banyak bantuan langsung diberikan kepada Kakek Suhud.
Namun kini keseharian Kakek Suhud, pria yang viral karena diduga dimarahi Baim Wong diungkap tetangga.
Dikutip Gridhot dari Tribunnews Bogor, pasalnya menurut warga, pernyataan Kakek Suhud di media sangat berbeda kesehariannya.
Warga mengaku selama ini tidak mengetahui kalau Kakek Suhud menjual buku.
Bahkan menurutnya, keluarga Kakek Suhud bukan termasuk warga kurang mampu di wilayahnya.
Warga pun menyesalkan apa yang disampaikan Kakek Suhud selama ini yang tidak sesuai dengan kenyataannya.
Diketahui sebelumnya, Kakek Suhud mengaku sudah pensiun sejak tahun 2O12.
"Saya itu emang dari Senin sampai Kamis itu saya menjajakan buku, kadang per paket," ujarnya, dilansir dari Youtube Intens.
Namun karena pandemi ini, orang yang membeli bukunya pun sepi sehingga ia harus berkeliling.
"Jadi saya gitu tiap hari muter, saya bawa buku bacaan hadist, bacaan Rasulullah, bacaan nabi," ungkapnya.
Berdasarkan pengakuannya, Kakek Suhud memiliki tiga orang anak yang berusia 39, 37 dan 35 tahun.
Sontak hal itu membuat publik kian bertanya, mengapa ia masih bekerja di usia senja.
Hal itu pun turut dipertanyakan oleh tetangganya, apalagi menurut tetangga, mereka tak pernah melihat Kakek Suhud berjualan.
Dilansir dari Youtube Intens Kamis, (14/10/2021), tetangga kakek Suhud, yakni Yuli, Helda, Mela pun buka suara.
"Kalau dari bapak ini kasihan juga sih ya, cuman kalau dari kesehariannya agak sedikit berbeda," kata seorang tetangga.
Mereka menyebut bahwa apa yang disampaikan Kakek Suhud itu tidak seharusnya disampaikan ke publik.
"Berbeda dari apa yang dia omongin itu, yang saya enggak suka mungkin dari warga ya, yang dia bilang katanya dengerin ngaji, dengerin salawat, jangan hal seperti itu dimasukin ke media," ungkap seorang tetangga.
Warga pun jadi mempertanyakan maksud dan tujuan Kakek Suhud menyampaikan hal tersebut.
Pihaknya juga menyebut, apa yang ungkapkan oleh Kakek Suhud pada publik berbeda dari kenyataan yang mereka lihat.
"Jadi kita tahu sehari-harinya dia, dan enggak sesuai sama yang dia omongin sama kenyataannya," lanjutnya.
Para tetangga pun menegaskan kalau tujuan mereka buka suara yakni bukan untuk membela siapapun.
"Kalau kenyataannya sesuai, kita enggak mungkin berani komentar seperti ini. Kita nyata-nyata aja deh kalau ngomong. Jadi bukannya kita berpihak ke Baim atau ke Pak Suhud, tidak," tegasnya.
Warga pun melihat bahwa di kesehariannya, keluarga kakek Suhud bukan orang yang kekurangan.
"Kemarin itu kan dibilang katanya dagang, katanya juga kakinya sakit, katanya dia ngebiayain saudaranya, kakaknya, dan juga anak-anaknya."
"Makanya saya bilang jangan salah pilih bantu orang, dilihat dulu, kenapa harus bapaknya yang kerja, kenapa enggak anak-anaknya, yang bikin saya keberatan sih itu," jelas seorang tetangga lain.
Terkait pengakuan Kakek Suhud soal menjual buku, pihak tetangga justru meragukannya.
"(soal) Dagang, kita juga bingung ngejelasinnya kalau dagang. Karena enggak pernah kelihatan di sini enggak ada yang tahu."
"Warga di sini enggak ada yang tahu (jualan buku), makanya orang-orang pada nanya 'emang bener jualan buku?'," tandasnya
Menurutnya, tetangga tak pernah melihat Kakek Suhud membawa buku yang ia sebut akan dijual.
"Orang-orang di sini enggak pernah tahu, karena dia jalan ya jalan aja. Dia enggak pernah ibaratnya nenteng buku gitu, kita enggak pernah lihat," katanya.
Bahkan menurutnya, Kakek Suhud selama ini hidup dari pensiunan.
"Dia sendiri yang bilang, dia tiap bulan itu punya pensiunan. RT di sini kalau ada orang kurang mampu pasti kita bantu, banyak di sini," katanya lagi.
Mereka pun menegaskan kalau Kakek Suhud bukan orang yang kekurangan.
"Menurut saya enggak kekurangan lah, apa yang dia omongin itu beda. Di belakang sana itu, yang lebih membutuhkan lebih banyak," tandasnya.
(*)