Gridhot.ID - Orderan fiktif memang sering terjadi di masa modern ini.
Orderan fiktif membuat korban harus membayar barang atau makanan yang sebenarnya tidak dia pesan sama sekali.
Beberapa kali viral terkait kejadian orderan fiktif ini.
Namun yang terbaru dan sangat tidak manusiawi baru saja terjadi di panti asuhan ini.
Dikutip Gridhot dari Tribun Jabar, sebuah panti asuhan di Kabupaten Klaten menjadi korban kasus penipuan berupa orderan fiktif.
Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tonggalan di Kecamatan Klaten Tengah, Kabupaten Klaten kini kebingungan menyelesaikan kasus penipuan berupa orderan fiktif tersebut.
Bagaimana tidak, merasa tak memesan apalagi ada bantuan dari donatur, penghuni panti dibuat kelabakan karena tagihan makanan yang nominalnya capai jutaan rupiah.
Baca juga: Kasus Penipuan Rekrutmen CPNS Olivia Nathania, Ditemukan Unsur Pidana
Dilansir dari TribunSolo.com, pengurus Panti Asuhan Putri Aisyiyah, Ayu Nur Silawati menegaskan pihak panti tidak merasa memesan makanan berupa seblak dan bakso.
"Ada 10 orang (pedagang) yang mengirimkan makanan ke panti," aku dia kepada TribunSolo.com, Rabu (20/10/2021).
Ayu mengatakan bahkan ada pedagang yang datang mengantarkan makanan sekitar 45 porsi dengan senilai Rp 1,5 juta atas orderan dari pelaku yang tak bertanggungjawab.
"Sebenarnya kami ingin mengganti pesanan makanan yang datang itu, namun bingung kita tak merasa memesan," kata dia kepada TribunSolo.com, Rabu (20/10/2021).
Kemudian dia mengatakan, jika memang ada donatur yang hendak mengirimkan makanan biasanya berkoordinasi dengan pihak panti asuhan.
"Donatur bertanya terkait jumlah porsi makanan, jumlah kita 55 orang bukan 45," ujar Ayu.
"Apalagi dengan adanya informasi pengirimanan makanan itu maka bagian dapur tidak akan memasak," imbuhnya.
Baca juga: Saksi Kasus Dugaan Korupsi Perum Perindo Meninggal di Ruang Pemeriksaan, Sempat Kejang dan Sesak
Dia menyayangkan dengan aksi tak bertanggung jawab orang itu, bahkan panti asuhan tersebut juga merasa dirugikan atas kejadian tersebut.
Terlebih dia tak mengenal sosok pengirim orderan fiktif yang mengaku 'Denny Sumargo'.
Dia mengaku dirinya sempat mencoba untuk menghubungi nomor tersebut, namun berakhir nomor pelaku memblokir kontak Ayu.
“Kami dari pengurus panti asuhan tidak mengenal itu Denny Sumargo, sepertinya foto profile dalam WA yang digunakan hanya mengambil di internet,” ucapnya.
Kronologi Kejadian
Kasus penipuan dengan modus membeli makanan dan dikirim ke Panti Asuhan Aisyiyah Tonggalan, Kecamatan Klaten Tengah, Kabupaten Klaten, membuat rugi para pedagang makanan.
Para pedagang makanan tersebut terpaksa harus nombok karena menjadi korban penipuan.
Satu di antaranya pedagang seblak di Dukuh Genengan, Desa Tabongwetan, Kecamatan Kalikotes Nita Rusita (26).
Nita mengatakan dia rugi hingga ratusan ribu rupiah.
"Saya rugi sekitar 30 porsi atau sekitar Rp 360 ribu," kata Nita kepada TribunSolo.com, Rabu (20/10/2021).
Nita mengatakan, ia harus nombok Rp 250 ribu sebagai harga pokok dari makanan yang ia jual.
Tiap porsi, ia mengambil untung sekitar Rp 3.500 saja.
Tak hanya itu, ia juga kehilangan Rp 100 ribu, karena pelaku minta tolong untuk dibelikan pulsa.
"Saya juga harus nombok atas kejadian tersebut kurang lebih Rp 250 ribu dan pulsa Rp 100 ribu," ujar Nita.
Nita menceritakan awal mula kejadian tersebut.
Dia mengaku menerima pesan dari Denny Sumargo, dari panti asuhan putri Aisyiah, Tonggalan, Klaten.
Lanjut, ia mengatakan pelaku memesan makanan untuk acara di sana Senin (18/10/2021) malam.
"Pelaku mengaku bernama Denny Sumargo, dari Panti Asuhan Aisyiyah Klaten, dan pesan 30 porsi, untuk acara Selasa sore," ucap Nita.
Dari awal Nita tidak menaruh curiga soal penipuan.
Pasalnya, pelaku menelepon dengan tutur ramah yang tenang dan sopan.
"Dari suaranya sopan, dan menggunakan Bahasa Jawa, pokoknya terdengar menyakinkan," tutur Nita.
Dia mengatakan, Si Denny Sumargo memesan 30 porsi dengan total Rp 360 ribu.
Uniknya, pelaku mengirimkan foto berupa bukti transfer sebesar Rp 460 ribu.
"Saat itu, pelaku minta tolong ke saya untuk belikan pulsa untuk Pak Danu, namun saya cek atm malam sampai pagi, uang itu belum masuk juga," ujar Nita.
Nita pun mengirimkan pesan kepada pelaku, namun pesan tersebut tidak direspon.
Dirinya baru menyadari ia menjadi korban penipuan setelah mengetahui bahwa tidak ada nama "Denny Sumargo " di dalam pengurus panti tersebut.
Di Lokasi, Nita juga melihat banyak pedagang lainnya yang menjadi korban penipuan tersangka.
"Saya baru sadar saya ditipu, namun ada rekan pedagang lain yang menjadi, bahkan ada yang pulsa Rp 800 ribu," ujarnya.
Informasi yang diterima TribunSolo.com, ada pedagang lain yang rugi Rp 2 juta sampai Rp 2,5 juta.
(*)