Gridhot.ID -Sosok komedian Drs. H. Wahjoe Sardono alias Dono Warkop DKI telah lama wafat.
Meski telah tiada, lawakan-lawakan Dono Warkop DKI masih dikenang masyarakat hingga saat ini.
Mengutip artikel Grid.id, Dono Warkop DKI wafat di usia 50 tahun pada 30 Desember 2001 silam.
Dono meninggal di RS St. Carolus pukul 00.50 WIB setelah berjuang melawan kanker paru-paru.
Ia meninggalkan3 orang anak, yakni Andika Ario Seno (21), Damar Canggih Wicaksono (15) dan Satrio Sarwo Trengginas (9).
Diberitakan TribunJateng.com, ketiga anak Dono kini sangat membanggakan kerena telah menempuh pendidikan tinggi.
Hal itu karena Dono sangat memperhatikan pendidikan di keluarganya.
Rekam jejak pendidikan Dono semasa hidup ia merupakan lulusan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI).
Ia mengambil jurusan Sosiologi.
Pria kelahiran Solo, Jawa Tengah, 30 September 1951 ini aktif di kegiatan kampus, salah satunya Mapala UI.
Setelah itu, Dono menjadi dosen jurusan Sosiologi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UI.
Kecerdasan Dono itu sangat berpengaruh terhadap 3 anaknya yakni Ario, Damar dan Satrio.
Ario yang merupakan anak pertama Dono kuliah di UI, tempat dimana sang ayah mengajar.
Ario mengambil jurusan Broadcast.
Sementara, anak bungsu Dono, Satrio juga merupakan lulusan UI jurusan pendidikan S1 Bahasa Belanda.
Anak kedua Dono, Damar Canggih Wicaksono sangat jenius.
Damar menikahi kekasihnya yang benama Fauzia pada 2019 dengan menghadirkan saksi Indro Warkop.
Damar kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM) jurusan teknik nuklir.
Damar yang masuk UGM pada tahun 2004 berhasil lulus S1 pada 2009 dengan predikat cumlaude.
Ia lalu melanjutkan studi ke École polytechnique fédérale de Lausanne (EPFL) di Swiss, melalui beasiswa Swiss Government Excellence Scholarship.
Mulai kuliah S2 pada 2010, Damar berhasil lulus pada 2012 di bidang nuclear engineering.
Selang setahun, Damar melanjutkan kuliah S3 di kampus yang sama selama lima tahun.
Pada 2018, Damar resmi menyandang gelar akademik Doctor of Philosophy (Ph D).
Melansir dari Linkedin dan ORChid, berikut riwayat karier dan prestasi Damar Canggih Wicaksono.
- S1, UGM 2004-2009, teknik nuklir lulus cumlaude IPK 3,92
- S2, EPFL 2010-2012, teknik nuklir
- S2, ETH Zurich 2011-2012, teknik nuklir
- S3, EPFL 2013-2018, fisika
Riwayat pekerjaan Damar
- Safety analyst intern di Leibstadt Nuclear Power Plant Juli-Oktober 2011
- Analyst intern di Paul Scherrer Institut (PSI) Agustus-November 2012
- Doctoral assistant pada Laboratory for Reactor Physics and Systems Behaviour di PSI Januari 2013-Februari 2018
- Postdoctoral researcher pada Chair of Risk, Safety and Uncertainty Quantification di ETH Zurich Juni 2018-Februari 2021
- Postdoctoral Researcher pada Center for Advanced Systems Understanding diHelmholtz-Zentrum Dresden-Rossendorf (HZDR) mulai Juli 2021.
Prestasi Damar
- Best paper award diberikan PSI/NuklearForum Schweiz pada Mei 2014
- Best Student Paper Award diberikan Japanese Nuclear Society pada Desember 2014
- Best Student Paper Award diberikan American Nuclear Society pada September 2015
- Best Professional Paper dibeirkan Nuclear and Industrial Engineering (NINE) pada Mei 2018.
Damar sosok pendiam dan tertutup tapi tetap perhatian dan sayang kepada keluarga.
Melihat prestasi Damar, Ario tak ragu mengungkapkan rasa bangganya dan terharu.
Bahkan Ario menyakini pasti sang ayah sangat bangga kepada Damar.
"Bapak pasti bangga mang," tulisnya lengkap dengan foto Damardan Dono di Facebook miliknya.
(*)