Gridhot.ID - Thailand kini digemparkan dengan kelakuan seorang mantan kepala polisi ini.
Dikutip Gridhot dari BBC, Thitisan Utthanaphon atau yang lebih dikenal dengan nama Jo Ferrari disebut telah melakukan penganiayaan terhadap seorang tersangka hingga tewas.
Joe Ferrari disebut ikut mencekik tahanan dengan kantong plastik yang ditutup ke kepala.
Bahkan ada kasus korupsi juga yang kini menjerat dirinya.
Tahanan diduga sempat diminta untuk membayar 60.000 dollar AS agar dakwaannya dibatal sebelum akhirnya tewas dicekik oleh Jo Ferarri dan temannya.
Kini dikutip Gridhot dari Kompas.com, mantan kepala polisi distrik Thailand yang dikenal dengan gaya hidup mewahnya, Thitisan Utthanaphon, terancam hukuman mati pada Senin (15/11/2021) akibat menyiksa tahanan saat interogasi hingga tewas.
Thitisan Utthanaphon dijuluki Joe Ferrari karena kegemarannya mengoleksi mobil mewah. Rekaman video yang bocor pada Agustus menunjukkan sekelompok polisi - diduga termasuk Thitisan Utthanaphon - membungkus kepala tersangka dengan kantong plastik saat menginterogasinya.
Tersangka yang berusia 24 tahun itu kemudian tewas dalam tahanan polisi dan videonya memicu penyelidikan atas tindakan Thitisan serta enam polisi lainnya di situ.
Pada Senin, Kantor Kejaksaan Agung Thailand mengumumkan bahwa ketujuh polisi tersebut akan menghadapi dakwaan.
"Jaksa Agung setuju untuk mendakwa ketujuh orang itu dengan empat dakwaan," kata juru bicara Ittiporn Kaewthip dikutip dari AFP.
Tuduhan-tuduhan itu mencakup dua dakwaan bertindak di luar hukum, dan satu dakwaan masing-masing pembunuhan serta pembunuhan dengan penyiksaan.
Jika terbukti bersalah melakukan pembunuhan dengan penyiksaan, ketujuh orang itu akan dijatuhi hukuman mati, satu-satunya opsi hukuman dalam kejahatan seperti ini.
Kasus ini telah dikirim ke Pengadilan Pidana Pusat untuk Korupsi dan Pelanggaran Negara. Tanggal persidangan belum ditetapkan.
Setelah rekaman itu bocor pada Agustus, Thitisan Utthanaphon (41) yang merupakan mantan kepala polisi distrik di provinsi Nakhon Sawan, menyerahkan diri ke polisi, yang menggerebek rumahnya di Bangkok dan menemukan 13 mobil mewah.
Dia membantah melakukan kesalahan aat konferensi pers, dengan berkata bahwa kematian tersangka adalah kecelakaan.
Pengamat HAM mengatakan, skandal itu semakin mengikis kepercayaan pada lembaga penegak hukum Thailand, yang sejak lama dituduh melakukan transaksi dan kegiatan ilegal untuk memperkaya diri sendiri.
(*)