Gridhot.ID - Selama masa covid-19 memang pemerintah tiap negara pasti memberlakukan lockdown.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Indonesia sendiri juga memberlakukan lockdown di berbagai wilayah sejak 2020 lalu.
Namun kondisi lockdown di berbagai negara ternyata tak hanya merugikan dari sisi ekonomi, tapi juga sosok-sosok yang terjebak lockdown.
Viral di media sosial, cerita suami istri yang kaget melihat kondisi rumah mereka setelah dua tahun ditinggal.
Dikutip Gridhot dari Tribun Solo, pengalaman itu dibagikan oleh wanita asal Malaysia ini.
Ia mengaku terpaksa meninggalkan rumah karena alasan pembatasan sosial akibat pandemi Covid-19.
Adapun wanita tersebut bernama Murnie Sulaiman (33).
Ia menceritakan kisahnya di media sosial dan menyertakan video rumah sebelum dan sesudah ditinggalkan.
Murnie awalnya berencana untuk pergi ke Singapura selama dua minggu.
Namun, penutupan perbatasan internasional menyebabkan dia harus tinggal dan tak bisa pulang.
“Selama hampir dua tahun, aku tidak bisa kembali ke Malaysia, tetapi kali ini aku mencoba untuk kembali karena suatu alasan, ayah sakit," ungkap Murnie Sulaiman seperti dikutip dari MStar.
Menurut Murnie, sebelum meninggalkan rumahnya di Pasir Gudang, Johor, Malaysia, dia sudah membersihkan rumah tersebut serta melakukan pemupukan tanaman favoritnya.
Namun keadaan rumahnya sangat berbeda ketika dia kembali setelah hampir dua tahun meninggalkannya.

:quality(100)/photo/2021/11/21/murnie-sulaiman-bersama-suami-da-20211121103627.jpg)
Potret sang pemilik rumah
Saudara perempuan dan ibunya memang sempat datang untuk mengambil mobilnya, namun mereka langsung pulang, tidak memperhatikan keadaan rumah Murnie.
"Rasanya mau pingsan, di dekat luar rumah penuh kotoran kucing, baunya nggak enak.
TV basah karena pipa bocor sehingga air mengalir keluar dari tangki toilet atas,” kata Murnie.
Tak hanya itu, pakaian di lemari dan barang-barang lainnya juga rusak karena jamur.
"Tas, sepatu, peralatan dapur dan pakaian rusak semua bahkan sofanya berjamur.
Di lemari semua tumbuh jamur, memang pas buka lemari baunya, tidak tahu mau ngomong apa.
Beberapa baju ada yang busuk, lalu ada jamur di lemari, dekat tembok rumah juga sama," papar Murnie.
Kondisi rumahnya sebelum ditinggal
Barang-barang Murnia pun menjadi mangsa tikus dan rayap.
"Ada tikus mati di dekat dapur di lemari, besar juga, semua barang di dekat dapur sudah digigit.
Mesin cuci, TV, AC rusak, setrika digigit tikus.
Pintu ruang bawah tanah sudah dimakan rayap," ungkap Murnie.
Dia yang harus membayar hampir RM7.000 (Rp23.8 juta) untuk pulang mengatakan bahwa kondisi kondisi rumahnya ini membuatnya sedikit tertekan.
“Sebelum kembali, aku harus membayar biaya SHN (Stay Home Notice, yaitu biaya karantina saat masuk kembali ke Singapura)hingga S$2.165 (Rp22.7 juta) hingga Malaysia harus mengeluarkan uang karantina lagi,
Tes PCR juga harus dibayar. Sampai rumah ternyata kondisinya begini.
Stres ini menjadi lebih buruk,” kata Murnie.
Murnie mengatakan butuh waktu hingga seminggu untuk membersihkan kembali rumahnya dengan bantuan ibunya dan juga dua orang adiknya.
"Masuk rumah harus pakai sendal, lantainya kotor sekali dengan debu dan berantakan.
Gak tau harus mulai dari mana, aku jijik banget karena lantai basah dan penuh kotoran kecoa, dan ada tikus mati.
Tanah di pot bunga semua ada kotoran kucing jadi kita harus membuangnya kembali, pohon bunga mati semua," papar Murnie.
viral rumah ditinggal 2 tahun kondisinya jadi mengerikan
Suami Murnie yang bekerja sebagai operator crane kini tinggal di Kelantan karena harus mengurus proyek di sana.
Sebelum ini, Murnie yang bekerja di NTUC FairPrice di Singapura, setiap hari bepergian dengan sepeda motor dari rumahnya di Johor ke tempat kerja.
Namun, karena pembatasan sosial, dia harus menyewa kamar di Singapura dan tinggal di sana sendirian.
Ternyata ini bukan 'tragedi' pertama yang menimpa rumahnya akibat lama ditinggalkan.
"Sebelumnya aku juga tinggal di sebuah rumah tua, waktu itu ada seekor anjing mati di dekat tempat parkir, baunya benar-benar tidak mengatakan itu.
Aku jijik tapi kalau bukan kita yang membersihkan mau siapa lagi," ujar Murnie.
Menurut Murnie, dia berharap perbatasan negara itu segera dibuka kembali.
“Kalau perbatasan sudah dibuka, aku mau mudik seperti dulu.
Aku berdoa agar Covid cepat hilang dan keadaan segera pulih, karena selain pendapatan yang terkena dampak, akan menimbulkan kerugian.
Kami tidak bisa bertemu keluarga, seperti saudara perempuanku yang bekerja di luar Malaysia, aku merasa situasi ini sulit dan sangat syok.
Aku sangat merindukan keluargaku dan jika ada keadaan darurat seperti kematian, sangat sulit untuk kembali karena ada banyak prosedural,” kata Murnie yang punya seorang putri berusia sembilan tahun yang tinggal bersama neneknya di Kota Tinggi, Johor.
Menurut Murnie, setelah pergi begitu lama, kepulangannya mengejutkan putri dan anggota keluarganya yang lain.
“Dia (anak) tercengang melihatku, ketika aku berkata “mama sudah kembali” lalu dia melompat dan memelukku. Ayah dan ibuku juga kaget.
Sekarang saat tidur malam, anakku akan mencariku, maklum karena aku tidak kembali selama lebih dari setahun.
Padahal rencananya aku hanya dua minggu saja ke Singapura tapi ternyata hampir dua tahun tidak kembali.
Dalam waktu dekat, anakku akan SMS, dia jauh dari ayahnya, kemudian aku akan terjebak di dekat Singapura,
Biasanya aku kembali menjenguknya seminggu sekali, ayahnya akan datang menjenguknya setiap empat, lima bulan sekali," papar Murnie sambil menambahkan bahwa putrinya tinggal bersama neneknya sejak kecil.
(*)