Gridhot.ID - Niat China untuk merebut kembali Taiwan benar-benar bulat.
Dikutip Gridhot dari Kontan, China memang sedang berusaha keras untuk merebut kembali Taiwan ke pelukannya.
Bahkan segala cara apapun akan dipakai untuk bisa menghentikan kemerdekaan Taiwan.
Dikut
ip Gridhot dari Kompas.com, China memperingatkan perusahaan Taiwan agar tidak mendukung kemerdekaan negaranya karena "Negeri Tirai Bambu" tidak segan memberikan hukuman, seperti yang diberikan kepada salah satu perusahaan konglomerat.
Melansir AFP pada Selasa (23/11/2021), analis mengatakan langkah itu dapat meningkatkan tekanan ekonomi pada perusahaan Taiwan yang beroperasi di China, dan perusahaan lokal yang berinvestasi di dalamnya.
Beijing telah mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan akan diambil kembali suatu hari nanti, dengan paksa jika perlu.
China telah meningkatkan tekanan militer, diplomatik, dan ekonomi di negara kepulauan itu sejak dipilihnya Presiden Tsai Ing-wen pada 2016.
Tsai Ing-wen adalah pemimpin wanita yang teguh melihat Taiwan sebagai negara "sudah merdeka" dan bukan bagian dari "satu China".
China "tidak akan pernah mengizinkan orang yang mendukung 'kemerdekaan Taiwan' dan merusak hubungan lintas selat untuk menghasilkan uang di pusat daratan," kata Kantor Urusan Taiwan (TAO) di bawah pemerintahan China pada Senin (22/11/2021).
Pernyataan TAO menimpali laporan dari kantor berita resmi Xinhua, bahwa Far Eastern Group Taiwan didenda di China atas investasinya di beberapa provinsi karena melanggar peraturan lokal.
Sejumlah besar perusahaan Taiwan perlu membedakan yang benar dari yang salah, berdiri teguh pada posisi mereka sambil menarik garis melawan kekuatan perpecahan 'kemerdekaan Taiwan'," kata juru bicara TAO Zhu Fenglian dalam pernyataannya.
TAO pada November mendaftarkan beberapa politisi top Taiwan sebagai "orang-orang keras dalam kemerdekaan Taiwan" dan memperingatkan bahwa pihak berwenang akan "mengejar tanggung jawab pidana" yang efektif seumur hidup.
Ketika ditanya seperti apa denda yang diberikan terhadap pihak dalam daftar tersebut, Zhu menegaskan kembali bahwa politisi "keras kepala", afiliasi bisnis dan pendukung keuangan mereka "akan diberi hukuman berat sesuai dengan hukum".
Dua unit Far Eastern mengkonfirmasi bahwa mereka didenda lebih dari 13 juta dollar AS (Rp 185,5 miliar) di China karena melanggar perlindungan lingkungan, keselamatan kebakaran, perpajakan, dan peraturan lainnya.
“Tampak bagi saya seperti roda bergerigi kecil lainnya, bergerak dari menargetkan individu Taiwan ke perusahaan,” kata Kharis Templeman, seorang ilmuwan politik dengan Proyek Hoover di Taiwan, menulis di Twitter.
"Saya membayangkan akan ada perlawanan yang signifikan terhadap ini. Mitra lokal juga menghasilkan uang," tambahnya.
Far Eastern adalah salah satu konglomerat terbesar di Taiwan dengan bisnis mulai dari tekstil, konstruksi, hotel hingga jaringan department store Sogo.
(*)