Find Us On Social Media :

Setingkat di Bawah Kamboja, Angka Stunting Indonesia Ternyata Nomor 2 di Asia Tenggara, Dr Ray Wagiu Basrowi Ingatkan Pentingnya Pemberian ASI Pada Balita: Laktasi Itu Makanan Generasi Bangsa

Anak stunting bisa berdampak dalam jangka pendek dan jangka panjang.

Pencegahan ini harus dibarengi dengan edukasi mengenai stunting dan laktasi. Maka, untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan kesadaran ibu tentang bahaya stunting dan pentingnya laktasi, harus mendapat campur tangan dari banyak pihak terutama para dokter dan peneliti.

Untuk itu, Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi melalui Health Collaborative Center (HCC), membantu upaya pemerintah dalam menurunkan angka stunting dengan memberikan edukasi, melakukan kajian ilmiah dan riset di bidang gizi ibu dan anak, juga kesehatan pekerja.

Baca Juga: Tertunduk Lesu Usai Bikin Geger dengan Prank Hilang, Yana Supriatna Ditetapkan Sebagai Tersangka Meski Tak Ditahan, Ini Penjelasan Polisi

Dr Ray memiliki ketertarikan yang sangat tinggi dalam bidang nutrisi terutama intervensi dan edukasi nutrisi pada kelompok pekerja, ibu hamil, menyusui, anak dan juga manajemen kesehatan kerja.

"Di Indonesia masalah kesehatan kerja dan nutrisi masih menjadi masalah utama kesehatan bangsa dan kesehatan pekerja. Produktivitas kerja masih kurang, nutrisi baik ibu maupun anak masih banyak yang menjadi penyebab kematian termasuk stunting, malnutrisi dan angka ASI eksklusif yang masih rendah. Dari situ, kemudian saya terpanggil membuat Health Collaborative Center," ujar Dr. Ray yang juga merupakan Medical and Science Director Danone Indonesia kepada Gridhot.ID.

Fokus edukasi dan promosi HCC tidak hanya pada aspek kedokteran tetapi juga pada aspek social life science dan perilaku kesehatan masyarakat. HCC juga menyasar pada milenial lewat platform media sosial dengan menginisiasi tagar #SehatIndonesia.

Dr. Ray sudah banyak mengerjakan penelitian tentang laktasi dan edukasi nutrisi pada ibu pekerja yang telah menghasilkan banyak publikasi ilmiah nasional dan internasional. Dalam setahun ini saja, HCC sudah mempublikasikan tiga hasil penelitian pada bulan Januari tentang perilaku laktasi di Indonesia selama pandemi dan bulan Juli pada waktu pelaksanaan hari anak nasional mengeluarkan rekomendasi expert konsensus mengenai hak-hak anak Indonesia yang belum terlindungi.

Baca Juga: Pisah Sejak Berusia 20 Hari, Wanita di Sidoarjo Akhirnya Bisa Temukan Ibu Kandungnya Gara-gara Temukan Benda Ini di Lemari

Selanjutnya, di bulan Agustus bertepatan dengan pekan ASI sedunia, HCC mengeluarkan penelitian tentang kesiapan tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan terhadap pelaksanaan laktasi selama pandemi. HCC juga telah bekerjasama dengan beberapa perusahaan dengan meluncurkan club okupasi sebagai navigasi untuk manajemen kesehatan pekerja di tempat kerja selama pandemi.

"Nah, data ini selain kita publikasikan di jurnal ilmiah, kami komunikasikan pada pemerintah. Jadi membantu pemerintah dapatkan data. Kalau tidak ada data tidak ada aksi," katanya.

Lewat akun Instagramnya @ray.w.basrowi, pria asal Manado ini gencar memberikan edukasi tak hanya menyebarkan informasi namun juga gerakan melalui tagar.

Menurutnya, para peneliti sebaiknya mulai membawa kajian ilmiah untuk dibagian melalui media sosial agar edukasi dan informasi bisa tersampaikan oleh semua orang.

Baca Juga: Tarik Tarif Fasilitas Toilet Umum di Pom Bensin, Erick Thohir Langsung Ultimatum ke Direksi Pertamina: Harus Gratis!

"Saya mendedikasikan diri untuk memaksimalkan asupan nutrisi bagi ibu dan anak di Indonesia, karena penelitian di bidang nutrisi dan anak bisa menjadi salah satu faktor untuk menentukan kemajuan bangsa Indonesia. Laktasi sendiri bagi saya punya makna filosofi yang tinggi. Laktasi itu memberi makan generasi bangsa dan laktasi harus didukung oleh semua pihak baik laki-laki maupun perempuan," pungkasnya.

Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi sendiri telah berpengalaman lebih dari 15 tahun sebagai praktisi industri nutrisi dan K3 manajemen perkantoran, dan berkarir di beberapa perusahaan produk pangan dan nutrisi dan saat ini menjadi Medical Science DIrector Danone Indonesia.

Pria lulusan Fakultas Kedokteran Unsrat Manado dan memperoleh gelar Magister Kedokteran Kerja (MKK) serta Doctor (PhD) Bidang Ilmu Kedokteran dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).

Pada tahun 2019, Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi mendirikan Health Collaborative Center (HCC) yang merupakan wadah edukasi dan advokasi kesehatan masyarakat tentang nutrisi, kesehatan kerja, laktasi dan kesehatan komunitas. HCC tidak menghimpun anggota, tetapi menjaring mitra yakni mereka yang berpartisipasi dalam kegiatan HCC baik edukasi online, webinar, hingga jadi responden penelitian. Dalam satu tahun belakang ini, HCC sudah memiliki lebih dari 5000 database tenaga kesehatan.(*)