Kebal Vaksin, Covid-19 Bostwana Diklaim Lebih Buruk dari Varian Delta yang Sempat Buat Indonesia Kalang Kabut, Ilmuwan Lempar Peringatan

Jumat, 26 November 2021 | 16:42
Tribunnews/Jeprima

Ilustrasi vaksin Covid-19 untuk peserta CPNS 2021

Gridhot.ID - Wabah covid-19 memang sudah membuat seluruh dunia termasuk Indonesia dalam awan hitam kelam.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, pertengahan tahun 2021 saja saat covid-19 varian Delta menyebar Indonesia dibuat kerepotan karena banyaknya korban meninggal.

Meski sudah mereda berkat program vaksin yang sangat cepat, kini dunia harus waspada terkait covid-19 varian yang satu ini.

Dikutip Gridhot dari Kontan, para ilmuwan telah memperingatkan, varian Covid-19 baru dengan "jumlah mutasi yang sangat tinggi" diyakini sebagai jenis virus yang paling berevolusi dan dapat lolos dari vaksin yang ada.

Baca Juga: Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun, 'Lapangkan dan Terangkan Kuburnya', Pentolan Slank Ini Baru Saja Kehilangan Sosok Terpenting dalam Hidupnya

Mengutip mirror.co.uk, varian B.1.1.529, cabang dari varian lama yang disebut B.1.1, memiliki 32 mutasi spike pada protein spike dan telah ditemukan di Botswana (tempat yang diyakini pertama kali muncul), serta Afrika Selatan dan Hong Kong.

Hanya 10 kasus varian baru sejauh ini yang terlihat melalui sekuensing genomik. Akan tetapi para ahli percaya bahwa identifikasinya di tiga negara menunjukkan penyebarannya bisa lebih luas.

Satu kasus yang diidentifikasi di Hong Kong berasal dari seseorang yang baru saja melakukan perjalanan dari Afrika Selatan, memicu kekhawatiran bahwa lebih banyak infeksi dapat menyebar melalui perjalanan internasional.

Tingginya jumlah mutasi pada varian baru telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan komunitas ilmiah, karena sejumlah mutasi dapat membantu virus menghindari kekebalan.

Baca Juga: Viral Polantas Dikejar Pria Bawa Parang dan Celurit di Tengah Jalan, Ternyata Ini Duduk Perkaranya, Tak Terima Gara-gara Anaknya Diperlakukan Begini

Dr Tom Peacock, seorang ahli virologi di Imperial College yang menuliskan tweet tentang penemuan itu, menggambarkan kombinasi mutasi varian itu sebagai "mengerikan".

Menggambarkan profil mutasi galur baru sebagai "benar-benar mengerikan". Ia menambahkan bahwa varian itu berpotensi menjadi "lebih buruk daripada hampir semua hal lainnya", termasuk galur Delta yang sekarang dominan, yang memiliki 16 mutasi.

Sejauh ini, tiga kasus telah terdeteksi di Botswana dan enam di Afrika Selatan. Kasus pertama dikumpulkan di Botswana pada 11 November.

Baca Juga: Ayu Ting Ting dan Ivan Gunawan Semakin Genjar Umbar Kemesraan, Ibunda Sang Desainer Ikut Buka Suara dan Beri Doa Ini, Sinyal Naik Pelaminan?

Kasus Hong Kong adalah seorang pria berusia 36 tahun yang melakukan perjalanan ke Afrika Selatan pada 23 Oktober dan kembali pada 11 November.

Dia dites negatif saat kembali ke Hong Kong tetapi kemudian dites positif pada 13 November saat menjalani karantina di sebuah hotel.

Di Afrika Selatan, kasus meningkat dari 312 pada Senin menjadi lebih dari 860 pada Selasa, tetapi para ilmuwan percaya terlalu dini untuk mengatakan apakah ada hubungan dengan "varian super" baru.

Baca Juga: Jessica Iskandar Santer Dituding Hamil Duluan, Erick Iskandar Ungkap Fakta Sebenarnya Hingga Singgung Soal Hubungan Adiknya dengan Richard Kyle Dulu

Varian virus corona baru diidentifikasi setiap saat dan seringkali tidak akan menyebar melampaui segelintir kasus.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Kompas.com, kontan