Ladang Uangnya Sudah Dikeruk Habis, Timor Leste Harus Rela Pegang Gelar Baru Sebagai Salah Satu Negara Paling Bahaya di Dunia dalam Masalah Ini, Banyak Nyawa Sudah Melayang

Jumat, 26 November 2021 | 17:13
Reuters via Tribun Jateng

Warga Timor Leste

Gridhot.ID - Timor Leste merupakan salah satu negara kecil yang sering menjadi sorotan dunia.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Timor Leste sebelumnya merupakan bagian dari Indonesia hingga akhirnya mereka memerdekakan diri sendiri.

Semenjak merdeka hingga saat ini, Timor Leste sudah mendapat banyak sekali cobaan bahkan sampai dijuluki sebagai salah satu negara termiskin di dunia.

Dikutip Gridhot dari Serambinews, seolah tak cukup menjadi negara miskin, Timor Leste kini juga terancam dengan situasi berbahaya.

Baca Juga: Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun, 'Lapangkan dan Terangkan Kuburnya', Pentolan Slank Ini Baru Saja Kehilangan Sosok Terpenting dalam Hidupnya

Diketahui, Timor Leste dikenal sebagai negara miskin di dunia, menempati urutan ke 152 dari 162 peringkat ekonomi dunia.

Bahkan dikatakan Timor Leste semakin mendekati kebangkrutan dan kehabisan uang, karena ladang minyaknya yang semakin menipis.

Timor Leste dikatakan memiliki cadangan uang yang semakin sedikit, dengan pendapatan satu-satunya hanyalah ladang minyak, yang dikelola oleh asing.

Minyak yang dihasilkan ladang minyak Timor Leste akan diberikan dalam bentuk royalti, oleh perusahaan yang mengerjakan mintak tersebut.

Baca Juga: Viral Polantas Dikejar Pria Bawa Parang dan Celurit di Tengah Jalan, Ternyata Ini Duduk Perkaranya, Tak Terima Gara-gara Anaknya Diperlakukan Begini

Menurut Dokumen Kementerian Luar Negeri Selandia Baru, ini sangat berbahaya.

Ladang minyak yang semakin menipis membuat negara itu semakin kehabisan sumber pendapatannya.

Belum lagi proyek pembangunan yang diprediksi akan memakan uang dalam jumlah besar, dan utang yang cukup tinggi dari China.

"Lebih dari 75 persen sumber daya di ladang Bayu-Undung dan Kitan telah habis," kata dokumen kementerian itu.

"Sejak 2012 (pendapatan minyak dan gas) mengalami penurunan," katanya.

"Pada 2014, pendapatan minyak dan gas memberikan pendapatan 40 persen lebih rendah kepada pemerintah Timor Leste dibandingkan pada 2013," imbuhnya.

Pada tahun 2014, dana minyak bumi menyumbang 93 persen dari total pendapatan negara.

Tetapi pemerintah telah menghabiskan dua kali pendapatan sebenarnya dari dana tersebut setiap tahun sejak 2008.

Baca Juga: Ayu Ting Ting dan Ivan Gunawan Semakin Genjar Umbar Kemesraan, Ibunda Sang Desainer Ikut Buka Suara dan Beri Doa Ini, Sinyal Naik Pelaminan?

Tak cukup sampai disitu, Timor Leste juga terancam dengan situasi berbahaya kematian rata-rata pekerja yang cukup tinggi.

Menurut analisis data kematian akibat kerja oleh ILO, Dewan Keselamatan Nasional, dan Elsevier Ltd.

Studi tersebut mengungkapkan tingkat kematian global dari kegiatan ekonomi di seluruh dunia, mengutip Islandia, Malta dan San Marino sebagai tiga negara paling tidak berbahaya bagi pekerja.

Konsultan kesehatan dan keselamatan di Arinite menganalisis tingkat kematian rata-rata di tempat kerja per 100.000 pekerja di seluruh dunia.

Beberapa negara ditemukan memiliki kondisi kematian di tempat kerja dalam jumlah tinggi.

Seperti di antaranya Bhutan, di Asia Selatan, sebagai negara paling berbahaya bagi pekerja, dengan tingkat kematian rata-rata 31,9 di semua pekerjaan.

Timor Leste adalah yang paling berbahaya kedua, dengan tingkat 29,2 kematian pekerja per 100.000, dan Nepal adalah yang paling berbahaya ketiga, dengan tingkat 28,8.

Sebagai perbandingan, Islandia, yang telah memegang posisi negara paling damai sejak 2008, tidak memiliki kematian akibat kerja, seperti halnya Malta dan San Marino.

Baca Juga: Anak Semata Wayang Putri Anne Tumbang, Istri Arya Saloka Dibuat Jantungan hingga Lari-larian ke Rumah Sakit di Malam Hari, Begini Kondisi Ibrahim Putra Pemeran Aldebaran Ikatan Cinta

Studi tersebut mengatakan negara-negara ini mengalami sedikit kejahatan kekerasan dan memiliki tingkat pendidikan dan tingkat pekerjaan yang sangat tinggi.

Meskipun posisi teratas Malta, itu tidak berarti tidak ada kematian yang tercatat di tempat kerja di pulau itu.

Menurut National Statistics Office (NSO), enam kecelakaan kerja fatal dilaporkan pada paruh pertama tahun 2021.

Sementara pada tahun 2020 total tujuh orang meninggal di tempat kerja, dan tiga kematian dicatat pada tahun 2019.

Baca Juga: Jessica Iskandar Santer Dituding Hamil Duluan, Erick Iskandar Ungkap Fakta Sebenarnya Hingga Singgung Soal Hubungan Adiknya dengan Richard Kyle Dulu

Menurut NSO, 892 kecelakaan non-fatal per 100.000 orang yang dipekerjakan dilaporkan pada tahun 2020 saja.

Selain itu, pada tahun 2020, total 2.328 kecelakaan non-fatal dilaporkan di Malta, jauh lebih rendah dari 3.258 yang dilaporkan pada 2019 dan 3.252 pada 2018.

Kemudian, CEO Otoritas Kesehatan dan Keselamatan Kerja (OHSA) Mark Gauci, mengatakan ada total 10 kecelakaan fatal di industri konstruksi saja antara 2018 dan 2020.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Kompas.com, Serambinews.com