Rekamannya Jadi Pembongkar Noda Kelam Militer Indonesia di Masa Lalu, Wartawan Ini Dapat Penghargaan Tertinggi Sampai Dipuja-puja di Timor Leste, Ini Sosoknya yang Baru Saja Hembuskan Napas Terakhirnya

Rabu, 01 Desember 2021 | 17:13
Mary Boland/The Irish Times

Max Stahl di pemakaman Santa Cruz. Sosok yang dokumentasikan Bukti Penting Sejarah Timor Leste.

Gridhot.ID - Timor Leste memang selalu menjadi sorotan dunia.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Timor Leste sebelumnya merupakan salah satu bagian dari Indonesia hingga akhirnya resmi memerdekakan diri.

Banyak sosok berpengaruh yang jadi pilar dari kemerdekaan Timor Leste, salah satunya Max Stahl.

Kabar duka datang dari pembuat film dan jurnalis Max Stahl.

Baca Juga: Memanas, Ayah Vanessa Angel Tolak Ajakan Damai dari Keluarga Bibi Ardiansyah, Doddy Sudrajat: Kalau Mau Selesaikan di Pengadilan

Dikutip Gridhot dari Intisari, Max Stahl yang berusia 66 tahun meninggal dunia pada 28 Oktober 2021 di Brisbane, Australia.

Lahir pada 6 Desember 1954 di Inggris, jurnalis dan pembuat dokumenter Christopher Wenner, lebih dikenal sebagai Max Stahl, memulai hubungannya dengan Timor Leste pada tahun 1991 ketika ia berhasil memasuki Timor Timur untuk pertama kalinya.

Ia kemudian menjadi warga negara Timor pada 2019.

Kematian Max Stahl langsung disambut duka rakyat seantero Timor Leste.

Baca Juga: Waspada Corona Varian Omicron, Guru Besar UGM Ungkap Mutasi Ini Bisa Serang Saluran Pencernaan, Berikut Penjelasannya

Sebab dia meninggal hampir 30 tahun setelah mengambil gambar pembantaian Indonesia di pemakaman Santa Cruz di ibukota Timor Leste, Dili, yang membantu mempercepat perjuangan negara itu untuk kemerdekaan.

Dilansir dari asiapacificreport.nz pada Rabu (3/11/2021), kisah Max bermula pada tahun 1991 ketika seorang pemuda bernama Sebastião Gomes, pemuda yang dimakamkan di Santa Cruz.

Pada saat itu, kematiannya menyebabkan protes yang berakhir dengan Pembantaian Santa Cruz.

Lebih dari 2.000 orang pergi ke Santa Cruz untuk memberikan penghormatan kepada Gomes, yang dibunuh oleh milisi yang didukung Indonesia di lingkungan Motael.

Dan siapa sangka kekejaman militer Indonesia saat itu diam-diam difilmkan oleh Max Stahl dan rekamannya diselundupkan ke luar negeri.

Perhatian internasional terhadap Timor Leste berubah secara dramatis.

Baca Juga: Dipercaya Bisa Jadi Pertanda Baik, Berikut Penjelasan Soal Tafsir Mimpi Berziarah ke Kuburan Menurut Primbon Jawa

Di kuburan Santa Cruz, militer Indonesia menembaki kerumunan, menewaskan 74 orang di tempat kejadian.

Selama beberapa hari berikutnya, lebih dari 120 orang muda meninggal di rumah sakit karena luka-luka atau akibat tindakan keras oleh pasukan pendudukan.

Sebagian besar mayat tidak pernah ditemukan.

Bersembunyi di antara kuburan

Pada 12 November 1991, dia bersembunyi di antara kuburan pemakaman Santa Cruz, lalu dia merekam pembantaian itu.

Rekaman itu lantas beredar di seluruh media dunia dan mengubah sejarah.

Karena rekamannya, Max Stahl mendapatkan Orde Timor-Leste, penghargaan tertinggi yang diberikan kepada warga negara asing di tanah air, Hadiah Rory Peck untuk pembuat film, dan beberapa penghargaan lainnya.

Pusat Audiovisual Max Stahl di Timor Leste (CAMSTL) berisi ribuan jam video dokumenter.

Termasuk wawancara panjang dengan aktor-aktor kunci dalam perjuangan kemerdekaan Timor Leste.

Baca Juga: 3 Weton Istimewa Ini Terlahir Mujur, Punya Aura Menawan dan Finansial Stabil Menurut Primbon Jawa, Bakal Jadi Kesayangan Mertua

Arsip tersebut diadopsi oleh UNESCO untuk Daftar Memori Dunia dan telah digunakan untuk pengajaran dan penelitian tentang sejarah Timor di bawah kerangka kerja sama antara Universitas Coimbra, Universitas Nasional Timor Timur dan CAMSTL.

Berita kematian Max Stahl pada hari Rabu di sebuah rumah sakit Brisbane dengan cepat menjadi subjek yang paling banyak dikomentari di media sosial di Timor Leste.

Kematiannya memicu ucapan belasungkawa dari beberapa tokoh selama perjuangan kemerdekaan Timor Leste.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Kompas.com, intisari